TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ciri Teman yang Suka Membumbui Cerita, Jangan Asal Percaya!

Hati-hati termakan oleh kisah palsunya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Sikap seseorang yang membumbui ceritanya gak bisa dipandang sebatas kebiasaan yang sukar dihentikan. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu dilakukan dengan maksud tertentu dan lebih dari sekadar mencari perhatian. Bahkan mungkin ditujukan buat memperoleh keuntungan bagi dirinya.

Di lain pihak, bumbu-bumbu ceritanya bisa merugikan orang lain. Oleh sebab itu, kamu harus berhati-hati ketika mendengarkan penuturan dari siapapun. Teman yang suka membumbui cerita seperti ini perlu diwaspadai. Jangan-jangan sebagian besar perkataannya sudah menyimpang dari kebenaran, alias pembohong.

1. Membesar-besarkan suatu kejadian

ilustrasi percakapan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Orang membumbui apapun tentu bukan dengan maksud agar sesuatu menjadi makin hambar. Namun, justru agar masakan lebih kaya rasa atau sebuah cerita terdengar jauh lebih dramatis. Peristiwa yang sebetulnya terjadi tanpa disengaja dan sepele mungkin saja dipelintirnya menjadi berbeda.

Contoh, kejadian yang sebenarnya hanyalah diskusi yang agak alot antara si A dan si B. Akan tetapi, yang sampai di telingamu dari penuturannya adalah si A dan si B telah bertengkar hebat. Bahkan sekarang mereka sudah bermusuhan!

Baca Juga: 5 Alasan untuk Tidak Membongkar Aib Teman Saat Bertengkar

2. Mengembangkan banyak asumsi

ilustrasi percakapan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebanyak apapun asumsi yang dikemukakannya, ingat bahwa itu bukan kebenaran. Asumsi hanyalah dugaan atau perkiraan, bisa benar maupun salah. Apabila seseorang berusaha menggiringmu ke dalam berbagai asumsi yang dibangunnya, dirimu jangan langsung percaya.

Kembalikan fokusnya hanya untuk membicarakan hal-hal yang jelas fakta. Ingatkan dia bahwa membangun terlalu banyak asumsi cuma akan menjauhkan kalian dari kebenaran. Kesimpulan apapun yang diambil berlandaskan asumsi dapat sangat menyimpang.

3. Memengaruhi kamu agar begini dan begitu

ilustrasi percakapan (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Orang yang sampai membumbui ceritanya, biasanya punya kepentingan pribadi. Maka dia tidak berhenti hanya pada kisah yang telah dilebih-lebihkannya. Dia juga akan berusaha memengaruhimu agar mengambil tindakan tertentu.

Kamu kudu ekstra hati-hati. Jangan menurut saja pada arahannya. Boleh jadi ia seperti hendak meminjam tanganmu guna mencapai maksudnya sendiri. Nanti kalau terjadi sesuatu, kamu yang dimintai pertanggungjawaban atau menanggung malu.

4. Menolak konfrontasi dengan pihak lain

ilustrasi percakapan (pexels.com/Laura Tancredi)

Tidak mungkin dia berani dikonfrontasi dengan pihak lain. Nanti ia ketahuan telah membumbui ceritanya sedemikian rupa. Sebelum kamu menyatakan keinginanmu mempertemukannya dengan pihak lain untuk memastikan kebenaran ceritanya, dia pasti telah berusaha menghindar.

Misalnya dengan tahu-tahu berkata, "Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa kalau cerita ini dari aku. Ini buat pengetahuan di antara kita saja." Itu langkah awalnya untuk menghindari terbongkarnya bagian-bagian cerita yang ditambahkannya sendiri.

Baca Juga: 5 Bahaya Kalau Terlalu Percaya pada Orang Lain, Waspada! 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya