5 Hal yang Perlu Kamu Lakukan Agar Perkawinan Langgeng dan Bahagia 

2. Membuat visi misi perkawinan

Mungkin hal ini sangat jarang dibicarakan oleh pasangan, tetapi agar kehidupan perkawinan menjadi bahagia hal ini perlu didiskusikan. Untuk menentukan visi misi perkawinan terlebih dahulu kamu dan pasangan mengutarakan ambisi, keinginan, cita-cita yang ingin dicapai di masa depan.

Setelah satu sama lain mengetahui keinginan masing-masing maka mulailah dirumuskan visi misi perkawinan yang sesuai dengan keinginan kedua belah pihak. Setelah visi misi perkawinan berhasil disepakati, maka kehidupan perkawinan akan menjadi terarah untuk mencapai tujuan bersama.

3. Pembagian tanggung jawab mengurus keluarga yang fleksibel

Masyarakat kita umumnya mengenal pembagian tanggung jawab laki-laki sebagai pencarian nafkah dan perempuan bertanggung jawab mengurus rumah tangga. Namun akhir-akhir ini tidak sedikit perempuan yang membantu mencari nafkah.

Sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan laki-laki yang membantu mengurus rumah tangga. Akibatnya, perempuan menanggung beban berlipat sebagai seorang pekerja dan ibu rumah tangga. Maka tak heran banyak kasus perceraian yang diajukan perempuan dengan alasan permasalahan tanggung jawab.

Dalam pembagian tanggung jawab keluarga sebaiknya didiskusikan akan seperti apa peran kamu dan pasangan dalam keluarga. Jika mendapat kesepakatan pihak laki-laki dan perempuan sama-sama mencari nafkah, maka sudah seharusnya untuk urusan rumah tangga seperti makan, membersihkan rumah, mengurus anak dan kegiatan sosial lainnya juga menjadi tanggung jawab bersama.

4. Rencana keuangan keluarga

Masalah keuangan bukan hanya menjadi penyebab hancurnya sebuah perkawinan. Bahkan hubungan pertemanan, keluarga dan negara pun bisa hancur karena masalah uang. Jadi keuangan keluarga wajib banget menjadi topik diskusi kamu dengan pasangan. 

Yang harus kamu diskusikan dengan pasangan terkait dengan keuangan ini adalah bagaimana alur masuk dan keluarnya keuangan dalam keluarga. Rencana membeli tempat tinggal, membangun usaha, tabungan, investasi, asuransi, bahkan biaya pendidikan anak di masa depan bisa harus dibuat agar penghasilan yang didapat tidak lebih besar pasak daripada tiang.