TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ekspektasi Keliru Soal Cinta Ini Cuma Ada di Film, Jangan Halu!

Halu ditabrak mobil, terus malah jadi jodoh

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Anastasiya Lobanovskaya)

Adegan dan jalan cerita romantis di dalam film dan sinetron kerap kali menciptakan berbagai ekspektasi di kehidupan nyata. Padahal adegan di film dan sinetron tentu telah didramatisasi demi kebutuhan jalan cerita.

Berekspektasi pada adegan romantis yang digambarkan dalam film dan sinetron hanya bisa membuatmu kecewa, karena hal itu gak dilakukan oleh pasanganmu di dunia nyata.

Berikut ini enam ekspektasi keliru soal cinta yang hanya ada di film dan sinetron! 

1. Mencari pasangan untuk melengkapi hidup 

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Andre Furtado)

Banyak film romansa menceritakan gagasan bahwa seseorang menjadi utuh saat ia mempunyai pasangan. Padahal, setiap manusia dewasa bertanggung jawab atas perkembangan diri masing-masing.  

Manusia memang merupakan makhluk yang membutuhkan hubungan sosial untuk berkembang, namun bukan berarti menjadi lajang mengurangi nilai dirinya.

Film telah menanamkan ekspektasi bahwa setiap orang membutuhkan pasangan karena kesendirian membuatnya kesepian dan gak utuh. Lalu, apakah menjalin hubungan adalah satu-satunya solusi? Tentu bukan.

2. Mengajarkan untuk memendam perasaan 

ilustrasi memendam perasaan (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Jalan cerita yang biasa ada di film atau sinetron menggambarkan satu karakter yang memiliki perasaan kepada seseorang. Ia menyimpan perasaannya untuk waktu yang lama, lalu mengungkapkannya di menit terakhir. 

Pada kenyataannya, miskomunikasi sama sekali gak baik. Ketika seseorang gak dapat mengekspresikan diri dengan cara yang sehat, itu bisa jadi sangat mengganggu. 

Apakah kamu juga termasuk korban film yang memilih memendam perasaan? Awas, keburu gebetan ditikung! 

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Menjadi Badut dalam Hubungan Percintaan

3. Menormalkan tindakan gak bermoral atas nama cinta

ilustrasi pasangan kekasih bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Cinta memang memiliki ruang untuk memaafkan, tetapi gagasan ini harus dipertanyakan ketika perilaku beracun dapat ditoleransi atas nama cinta.

Ingat gak dengan salah satu scene di film Twillight, ketika Edward masuk ke rumah Bella untuk melihatnya tidur? Di kehidupan nyata, itu adalah sebuah perilaku gak sopan, bahkan bisa mengarah ke kriminal. Namun karena dilakukan oleh aktor utama, tindakan ini dianggap romantis.

4. Kamu bisa mengubah seseorang karena cinta

ilustrasi pasangan (pexels.com/Hamann La)

Beberapa film dan sinetron menceritakan seseorang berubah karena ia jatuh cinta. Di cerita lain, ada pula karakter yang berpikir bahwa ia bisa memperbaiki pasangannya, menyembuhkan luka masa lalu, atau menjadi sosok yang akhirnya menenangkan.

Pada kenyataannya, memulai hubungan asmara dengan menyakini bahwa kamu bisa mengubah sifat seseorang adalah tindakan salah. Tentu saja, manusia secara alami dapat berubah, namun itu gak cukup hanya karena cinta, apalagi yang dipaksakan. 

5. Mengorbankan segalanya demi cinta

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/DreamLens Production)

Kamu pasti familiar dengan jalan cerita karakter yang menentang keluarga demi cinta, atau karkater yang rela melakukan segala hal untuk orang yang dicintainya. Cinta yang menghabiskan segalanya terkadang gak sehat. 

Apakah menurutmu Romeo dan Juliet adalah contoh hubungan romantis? Setiap orang harus membangun hubungan sehat yang membuat mereka nyaman. Pada kenyataannya, rasa cinta harus diimbangi dengan pikiran yang rasional. 

Baca Juga: Tak Masuk Akal, 5 Ekspektasi tentang Pernikahan Ini Bisa Bikin Kecewa

Verified Writer

Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya