TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ciri Secure Attachment Style dalam Sebuah Hubungan, Mengalaminya?

Ciri-ciri ini menandakan hubungan yang sehat

ilustrasi pasangan berpelukan (pixabay.com/StockSnap)

Secure attachment atau gaya keterikatan menggambarkan bagaimana orang berhubungan dengan orang lain berdasarkan seberapa aman perasaan yang mereka rasakan.

Secure attachment ditandai dengan perasaan percaya dan aman dalam hubungan. Keterikatan yang aman mengacu pada ikatan di mana individu merasa aman, didukung, dan terhubung, memungkinkan mereka untuk mengekspresikan emosi dengan bebas, mencari kenyamanan dari pasangannya, dan dengan percaya diri menjelajahi lingkungannya karena mengetahui bahwa mereka memiliki dasar yang dapat diandalkan untuk kembali.

Partner yang secure memiliki keyakinan penuh bahwa pasangannya ada untuknya. Mereka dapat menyeimbangkan tindakan memberi dan menerima dalam suatu hubungan. Karena mereka terikat dengan aman, mereka tidak mengalami kecemasan, ketakutan, atau keraguan dalam hubungan dan dapat fokus untuk hadir di hadapan pasangannya.

Mereka saling bergantung dengan cara yang positif dan mempertahankan presepsi yang baik terhadap pasangannya. Berikut lima ciri seseorang memiliki secure attachment style.

1. Berkomunikasi secara terbuka kepada pasangan

ilustrasi pasangan (Pixabay.com/5688709)

Salah satu ciri pasangan memiliki sifat secure attachment style adalah dapat berkomunikasi secara terbuka kepada pasangan.

Tidak semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan lugas kepada pasangan. Beberapa orang bahkan tidak menjadi diri sendiri saat berada dalam sebuah hubungan. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan ketidakpercayaan diri atau takut kehilangan pasangan. Namun, justru hal ini merupakan ciri-ciri hubungan yang tidak sehat.

Seseorang yang memiliki secure attachment style akan berani menyampaikan dan mengomunikasikan apapun yang seharusnya dibicarakan atau didiskusikan. 

Baca Juga: 5 Tanda Mengalami Relationship Insecurity, Segera Atasi

2. Dapat menyampaikan hal-hal sensitif terkait perasaan atau pengalaman yang pernah terjadi

ilustrasi minum kopi (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Hal lainnya yang menunjukkan secure attachment style adalah berani membicarakan hal-hal sensitif. Tahap ini memang membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan di fase awal hubungan. Beberapa hal terkadang akan memicu konflik namun konflik ini bukan untuk memisahkan dua orang dalam pasangan, justru semakin erat dalam sebuah hubungan.

Berbicara terkait trauma yang pernah dialami dapat membantu pasangan untuk memahami keadaan kita. Berdiskusi terkait ekspektasi-ekspektasi yang dimiliki masing-masing juga akan sangat membantu meningkatkan kualitas sebuah hubungan.

Dengan membicarakan hal-hal sensitif tanpa kekhawatiran, menunjukkan seseorang memiliki secure attachment style.

3. Membiarkan pasangan bertumbuh di luar hubungan

ilustrasi berkumpul (Pixabay.com/Naassom Azevedo)

Ciri berikutnya seseorang memiliki secure attachment style adalah membiarkan pasangan bersosialisasi dan bertumbuh di luar hubungan. Dengan rasa aman yang cukup dan percaya terhadap pasangan, melihat seseorang terkasih memiliki relasi yang lebih luas dan positif justru akan membuat diri kita bahagia. Salah satu tanda lainnya yaitu tidak menjadi pasangan yang positif.

Saling mengembangkan diri menjadi hal yang penting dalam menggali potensi diri atau menjaga kesehatan mental bahkan fisik. Hubungan ada bukan untuk mengurung dua pribadi, justru untuk saling berkembang menjadi pribadi yang positif.

Jika seseorang telah memiliki secure attachment style, kebebasan pasangan di luar hubungan dengan batasan yang telah ditentukan akan semakin membuat hubungan menjadi sehat dan longlasting.

4. Menghormati batasan atau boundaries yang ditentukan

ilustrasi pasangan berjalan kaki (Pixabay.com/Mabel Amber, who will one day)

Ciri - ciri berikutnya seseorang memiliki secure attachment style adalah menghormati batasan atau boundaries yang telah dilakukan. Memiliki batasan menjadi hal yang penting walaupun keterbukaan menjadi hal utama. Seperti halnya memprioritaskan diri sendiri sebelum pasangan demi keberlangsungan hubungan yang sehat dapat menjadi sebuah opsi.

Boundaries dibuat untuk menjaga hal-hal yang tidak melewati batas pada diri sendiri. Sebelum tahap menghargai boundaries, akan menjadi lebih baik jika batasan masing-masing dibicarakan satu sama lain.

Salah satu tanda seseorang sudah mempunyai keterikatan yang secure adalah selalu menghargai boundaries pasangannya.

Baca Juga: 5 Penyebab Hubungan Asmaramu Selalu Berakhir Berantakan, Bikin Galau!

Verified Writer

Windy Septiyanti

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya