Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Age Verification

This content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/SHVETS production)
Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/SHVETS production)

Intinya sih...

  • Komunikasi terbuka tentang kebutuhan seksual penting untuk menjaga keintiman dan kepercayaan pasangan.
  • Ketidakinginan untuk berkomunikasi terbuka tentang seks bisa menjadi tanda kesulitan untuk bersama dalam jangka panjang.
  • Terapis seksual bisa membantu jika obrolan sulit dimulai, sementara egoisme pasangan di ranjang bisa merusak hubungan jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehidupan seksual dalam sebuah hubungan sering dianggap sebagai cerminan dari kedekatan emosional dan kualitas komunikasi pasangan. Namun, tidak semua kebiasaan di ranjang membawa dampak positif.

Beberapa "bedroom habit" saat melakukan aktivitas seksual justru bisa menjadi red flag alias tanda bahaya yang sering kali diabaikan, padahal bisa menjadi pemicu hubungan yang renggang, bahkan berakhir.

Dari kurangnya komunikasi soal kebutuhan hingga perilaku egois saat berintimasi, kebiasaan-kebiasaan ini bisa secara perlahan merusak keintiman dan mengikis rasa saling percaya. Cari tahu beberapa bedroom habit yang patut diwaspadai, karena bisa membuat hubungan sulit bertahan lama.

1. Tidak mau komunikasi terbuka tentang seks

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Alex Green)

Menjaga komunikasi terbuka tentang keinginan diperlukan untuk menjaga kepercayaan dan kedekatan, serta tumbuh bersama sebagai pasangan. Jika salah satu atau kedua pasangan merasa tidak puas secara seksual, atau merasa kebutuhan fisik dan emosional mereka tidak terpenuhi, mereka perlu membicarakannya.

"Itu pertanda komunikasi seksual yang buruk, yang merupakan salah satu indikator utama kepuasan seksual. Meskipun mereka mungkin tidak langsung terbuka, itu adalah sesuatu yang perlu diperhatikan," ujar Dr. Tara Suwinyattichaiporn, seksolog dan profesor tetap komunikasi seksual dan relasional di California State University, Fullerton, dilansir Bustle.

Ketidakinginan untuk berkomunikasi terbuka tentang seks juga bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak bersedia membicarakan topik-topik besar atau yang berpotensi canggung lainnya dalam hubungan. Bedroom habit seperti ini tentu bisa membuat sulit untuk bersama dalam jangka panjang.

"Jika kamu merasa ragu untuk membicarakan seks dengan pasangan, itu bisa jadi pertanda bahwa kamu kesulitan untuk terbuka sepenuhnya, atau mungkin ada masalah mendalam yang perlu diperhatikan," kata Lisa Lawless, PhD, CEO Holistic Wisdom Inc., dan pakar seks dan hubungan, dikutip LAD Bible.

Kalau kamu merasa obrolan ini sulit untuk dimulai, mencari bantuan dari terapis yang bisa membimbing bisa jadi solusi yang tepat. Pertimbangkan untuk menjadwalkan sesi dengan terapis yang berpengalaman dalam kesehatan seksual atau kecemasan.

2. Memiliki sifat egois

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/cottonbro studio)

Jika seseorang secara umum egois, sifat itu pasti akan terlihat di ranjang juga. Pasangan yang hanya memikirkan diri mereka sendiri akan berfokus sepenuhnya pada keinginan sendiri, alih-alih memastikan kamu juga merasa puas. 

Apabila kamu menyadari adanya pola di mana mereka selalu puas sementara kamu tidak mendapatkan apa-apa dan (secara harfiah), ini bisa menjadi tanda yang jelas bahwa pasanganmu egois.

"Jika pasangan kamu tampaknya hanya berfokus pada kesenangannya sendiri alih-alih memastikan kedua orang menikmati pengalaman itu, hal ini mungkin tanda keegoisan dan jarak emosional secara keseluruhan," kata David Bennett, seorang konselor bersertifikat dan pakar hubungan, dikutip Bustle.

3. Tidak menghormati batasan

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Ba Tik)

Komunikasi terbuka tentang apa yang kamu nikmati, termasuk batasan tegas tentang apa yang tidak disukai, tidak hanya dapat membantu pasangan untuk mempelajari apa yang kamu sukai, tetapi juga memastikan kamu merasa aman bersama mereka.

Dikutip Bustle, Brooke Bralove, LCSW, seorang psikoterapis dan terapis seks mengatakan, kehidupan seks yang sehat bergantung pada kepercayaan dan kenyamanan. Ini merupakan dua hal yang tidak akan pernah didapatkan jika pasanganmu sering kali melewati batasan seksual yang kamu tetapkan.

Misalnya, jika kamu memberi tahu mereka bahwa kamu tidak ingin mereka menyentuh bagian tubuh tertentu, tetapi mereka tetap melakukannya, itu merupakan tanda bahaya besar. Persetujuan setiap orang adalah yang terpenting dan upaya untuk mengubah pikiran atau bertindak melawan keinginanmu, bukan suatu hal yang tidak dapat diterima. 

Bahkan, jika mereka mengaku terjebak dalam momen itu dan berjanji tidak akan melakukannya lagi, itu menunjukkan bahwa mereka kurang menghormati kamu. Kedepannya mereka mungkin ingin memaksakan batasan kamu dengan cara lain.

4. Menghindari kontak mata

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Timur Weber)

Meski seks tidak harus dilakukan dengan saling menatap, sedikit kontak mata bisa menjadi sangat intim. Itulah sebabnya banyak ahli menganggapnya sebagai tanda bahaya jika pasanganmu terus-menerus mengalihkan pandangan.

Jika mereka menghindari tatapan kamu tanpa alasan yang jelas, itu bisa menjadi indikator bahwa mereka belum merasa nyaman secara seksual atau mereka tidak ingin merasa terlalu dekat denganmu. Di sisi lain, mungkin sama tidak nyamannya jika mereka memaksa kamu untuk terus-menerus menatap mereka.

Menurut Bralove, kebiasaan ini bisa jadi pertanda bahwa seseorang itu suka menuntut atau mendominasi, dan tidak hanya di ranjang. Dalam beberapa kasus, bedroom habit ini juga bisa jadi pertanda bahwa mereka akan mengabaikanmu. Seseorang yang hanya mencari kesenangan sesaat mungkin lebih cenderung membangun tembok atau menjaga jarak selama berhubungan seks.

5. Membuatmu merasa bersalah, mempermalukan, hingga mengolok-olok

Ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Kampus Production)

Bedroom habit toxic selanjutnya adalah jika pasangan sering kali membuatmu merasa bersalah, mempermalukan, hingga mengolok-olok. Dalam hal seks atau bidang kehidupan apa pun, rasa bersalah dan malu sama sekali tidak boleh diutarakan. Jika pasangan kamu mencoba memanipulasi dengan membuatmu merasa bersalah di ranjang, itu merupakan tanda bahaya besar.

"Jika pasanganmu merasa bersalah atau mempermalukanmu karena tidak menikmati gairah seksual yang sama seperti mereka, itu pertanda pasanganmu mungkin menggunakan rasa bersalah dan malu sebagai taktik komunikasi, yang tidak sehat untuk hubungan jangka panjang," ungkap David Bennett, seorang konselor bersertifikat dan pakar hubungan, dilansir Bustle.

Di sisi lain, apabila pasangan kamu juga suka mengolok-ngolok di kamar tidur, seperti mengomentari penampilan, jangan anggap itu sebagai candaan yang main-main. Kesediaan mereka untuk mempermalukanmu di kamar tidur menunjukkan bahwa mereka bukan orang yang aman untuk diajak bergaul.

Beberapa masalah keintiman atau bedroom habit yang toxic ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan obrolan singkat. Tetapi jika kamu merasa kebiasaan buruk pasangan lebih banyak daripada kebiasaan baiknya atau jika melihat sesuatu yang benar-benar toxic, maka ikuti kata hatimu. Kemungkinan besar hubungan itu tidak akan cocok untuk jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team