Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Bijak Putuskan Hubungan dan Ganti Pasangan, Stop Selingkuh!

ilustrasi penolakan cinta (pexels.com/Alena Darmel)
Intinya sih...
  • Perselingkuhan tidak dapat dibenarkan, namun jika merasa lebih cocok dengan orang lain, berani ungkapkan ke pasangan saat ini.
  • Setelah mengakhiri hubungan lama secara baik, pertimbangkan matang-matang sebelum memulai hubungan baru dengan pasangan yang dirasa lebih baik.
  • Jangan terus mencari pasangan baru melalui perselingkuhan, belajarlah untuk menghargai kesempatan baru dengan penuh komitmen.

Mau bagaimana pun, perselingkuhan memang tidak bisa dibenarkan. Kesetiaan yang dibalut komitmen tentu memegang peranan penting dalam sebuah hubungan.

Namun, apalah daya jika ternyata sudah diusahakan hingga diperbaiki tetap tidak bisa hidup bersama. Terlebih, ternyata ada sosok baru yang bisa lebih membuat nyaman dalam segala aspek kehidupan.

Meski tidak berniat selingkuh, namun saat sudah nyaman dengan orang lain saat masih punya pasangan, jelas namanya sudah selingkuh. Lantas, apa yang harus dilakukan? Langsung simak ulasan tips untuk putuskan hubungan lama hingga ganti pasangan secara bijak di bawah ini, yuk.

1. Selesaikan hubungan lama dengan damai, akui kesalahan

ilustrasi penolakan cinta (pexels.com/Alena Darmel)

Hal pertama dan utama saat merasa lebih cocok dengan orang lain daripada pasangan saat ini ialah dengan berani mengungkapkannya. Selingkuh memang tidak bisa dibenarkan, tapi jauh lebih salah lagi jika terus-menerus main belakang.

Stop berdalih ingin menjaga perasaan agar tidak melukai hati pasangan. Nyatanya, mau kamu bilang atau tidak, kamu tetap berselingkuh, menikmati momen kebersamaan bersama orang baru. 

Jadi, sebelum semuanya jadi jauh lebih kompleks lagi, maka sampaikan ke pasanganmu saat ini. Akui kesalahanmu dan mintalah maaf, tak perlu banyak pembelaan, terlebih menyudutkan kesalahan pasangan sebagai tameng untuk membenarkan perselingkuhanmu.

Jelaskan bahwa kamu sudah tidak mencintainya dengan berbagai usaha yang telah kamu lakukan untuk memperbaiki semuanya. Akui pula bahwa ada sosok lain yang lebih membuatnya nyaman, menyadarkan bahwa hubungan dengannya jauh terasa lebih baik di berbagai aspek kehidupan.

2. Bertanggung jawab dengan bantu mantan membuka lembaran baru dengan baik

ilustrasi penolakan cinta (pexels.com/RDNE Stock project)

Ingat, yang sudah tidak cinta itu hanya kamu, bukan pasanganmu saat ini. Maka, ketika kamu berani mencari sosok baru hingga berselingkuh, maka beranilah pula untuk bertanggung jawab secara penuh atas segala risiko yang ada.

Dia berhak untuk melampiaskan emosinya saat tahu bahwa kamu menemukan orang baru yang lebih baik saat masih terikat hubungan dengannya. Sebaliknya, kamu wajib untuk bertanggung jawab membantunya bisa membuka lembaran baru, lembaran yang tanpa adanya kamu.

Kamu bisa membantu sadarkan dia bahwa hubungan kalian sudah tidak bisa dipertahankan. Bahkan, jangan ragu untuk membantunya menemukan pasangan baru yang lebih bisa membuatnya nyaman, cocok dengan karakter kepribadiaannya, sesuai dengan kebutuhannya. Orang itu jelas sangat jauh darimu, hal tersebut sekaligus bukti bahwa senyatanya kalian tidak cocok hidup bersama.

3. Refleksi diri, apakah calon pasangan yang baru baru benar-benar sudah idamanmu

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Setelah selesai dengan hubungan yang lama, yakni memulai hubungan dengan baik-baik serta mengakhirinya secara baik-baik pula. Maka, kini saatnya kamu menata hidup baru dengan pasangan barumu yang dirasa jauh lebih baik itu.

Namun, sebelum melangkah lebih jauh lagi, alangkah lebih baiknya untuk dipertimbangkan matang-matang lagi. Apakah kamu sudah benar-benar menemukan sosok yang menjadi idamanmu? Jangan sampai kamu tutup lubuang untuk menggali lubang serupa yang lebih dalam.

Pastikan bahwa keberasamaan dengan pasangan baru itu bukan wujud rasa bosan semata. Melainkan kecocokan secara karakter kepribadian, nyaman untuk hidup bersama secara jangka panjang. Terlebih, pastikan bahwa kamu benar-benar telah menerima dia secara apa adanya, baik kelebihan yang menjadi idamanmu maupun kekurangannya yang harus bisa kamu toleransi.

4. Pastikan kekurangan mantan tidak ada pada diri pasangan barumu

ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Vera Arsic)

Secara lebih kompleks, setelah tahu sejauh mana kekurangan pasangan dengan ukuran yang bisa kamu toleransi. Maka, jangan lupakan hubungan sebab-akibat atas kandasnya hubungan lamamu.

Pastikan bahwa pasangan barumu tidak memiliki kekurangan sikap maupun tindakan selayaknya yang ada pada diri mantan pasanganmu kemarin. Jangan sampai kamu terjebak pada permasalahan yang sama, namun saat ini masih tertutupi dengan kelebihan yang ada pada dirinya.

Pikikan baik-baik, jangan hanya lihat dari sisi berbunga-bunga betapa bahagianya saat ini bisa hidup dengan pasangan baru. Pakai logika, hubungkan kesalahan di masa lalu sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk membangun hubungan yang lebih baik denga orang yang dirasa juga jauh lebih baik dari mantan.

5. Sekali ganti pasangan untuk cari yang lebih tepat, bukan selingkuh sebagai kebiasaan untuk terus cari pasangan yang lebih sempurna

ilustrasi perdebatan (pexels.com/Alex Green)

Hukum bijak akan perselingkuhan yang baik, meski tetap tidak bisa dibenarkan, ialah saat ternyata tahu ada orang lain yang jauh lebih baik dan cocok daripada pasangan saat ini. Namun, jangan jadikan perselingkuhan sebagai tameng untuk terus-menerus mencari pasangan baru yang lebih baik, jelas tak akan pernah ada ujungnya.

Jangan sampai kamu merasa ingin mendapat pasangan baru seperti mantanmu persis tapi versi lebih baiknya. Hal tersebut hanya akan membuatmu terus membandingkannya saat menemukan kekuarangan di pasangan baru.

Takdir sudah baik dengan memberi kesempatan ganti pasangan yang lebih cocok, buka lembaran baru, dengan orang baru, bukan terus upgrade pasangan yang lebih sempurna lewat perselingkuhan. Jadi, belajarlah untuk menghargai kesempatan yang ada, hubungan baru dengan penuh komitmen, serta belajar untuk terus saling memperbaiki dengan tumbuh bersama, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melinda Fujiana
EditorMelinda Fujiana
Follow Us