Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memberi bantuan (Unsplash.com/Iluha Zavaley)

Kesehatan mental sudah menjadi isu sosial yang cukup banyak disoroti dan mendapat perhatian banyak orang. Beberapa orang bahkan mulai aware dengan kondisi kesehatan mental mereka dan gak ragu untuk mencari bantuan ahli, seperti datang ke psikolog, jika memang merasa mengalami gangguan dan dianggap perlu. Namun, bagaimana jika temanmu sendiri yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental?

Kamu bisa lakukan beberapa hal berikut ini saat menghadapi teman yang sedang berjuang dengan masalah psikologisnya. Kalau ngaku bestie, kamu pasti siap untuk mendampingi apa pun kondisinya.

1. Hindari adu nasib

ilustrasi dua sahabat (Pexels.com/Matheus Bertelli)

Gak dimungkiri bahwa kebiasaan adu nasib tanpa sadar kerap kita lakukan tanpa melihat situasi lawan bicara, termasuk dengan teman dekat. Namun, kalau kamu tahu dia sedang down, cobalah menahan diri untuk menimpali apalagi sampai membandingkan masalah yang dia hadapi dengan situasi yang pernah kamu alami sebelumnya.

Niatmu mungkin ingin memberi "suntikan" semangat agar tumbuh keyakinan bahwa dia juga bisa melalui semua ini sepertimu dulu. Sayangnya, dalam kondisi mental yang gak stabil, caramu ini justru membuatnya seolah kehilangan dukungan psikologis. Alih-alih adu nasib, sampaikan saja bahwa kamu akan selalu ada bersamanya kapan pun dibutuhkan.

2. Tanyakan bagaimana dia ingin didukung

ilustrasi memberi dukungan (Unsplash.com/Rosie Sun)

Meski keinginanmu untuk mendampinginya saat terpuruk sangat tulus, tapi kamu tetap gak bisa seenaknya memberi saran atau bantuan apa pun tanpa persetujuannya. Kondisinya yang labil berpotensi membuat perasaannya jadi makin sensitif dan mungkin saja perlakuanmu ini malah bikin gak nyaman.

Boleh saja memberi nasihat, tapi kamu wajib mempertimbangkan pilihan kata yang dipakai agar tidak terdengar menyakitkan. Namun, akan jauh lebih baik jika kamu menanyakan lebih dulu bagaimana dia ingin didukung. Sebab, boleh jadi dia hanya ingin ditemani dan didengarkan tanpa disela oleh saran maupun pendapat pribadimu.

3. Tanamkan dalam diri bahwa dia masih orang yang sama

ilustrasi mengobrol dengan teman. (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Ciri khas orang yang tengah memperjuangkan kesehatan mental biasanya terlihat dari sensitivitas yang meningkat, termasuk dalam menangkap perubahan perlakuan dari orang lain. Saat kamu memandangnya sebagai orang lemah, rapuh, menakutkan, atau berbahaya hanya karena punya gangguan kesehatan mental, dia pasti akan merasa jauh lebih buruk dan makin terluka.

Jika kamu memang benar-benar peduli dan siap mendukung perjuangannya untuk segera pulih, perlakukan dia seperti biasa. Ajak hang out, kumpul-kumpul, atau me time berdua agar tetap merasa nyaman dan tahu sedang didukung. Ingat, dia bukan kriminal, dia hanya butuh dukunganmu agar tetap mampu berjuang melawan masalah psikologis yang sedang membebani hidupnya.

4. Jangan buru-buru ingin "memperbaiki" mentalnya

ilustrasi memberi bantuan (Unsplash.com/Iluha Zavaley)

Mendukung penuh proses berjuang dan pemulihan bukan berarti kamu harus bertanggung jawab untuk segera “memperbaiki” dirinya. Dia bukan barang yang rusak hingga perlu buru-buru direparasi agar bisa berfungsi kembali. Menyembuhkan mental gak melulu segera, tapi perlahan lewat perhatian dan kasih sayang tanpa upaya untuk mengambil alih perjuangannya.

Sebab terkadang “serangan” nasihat tentang kesehatan mental gak selalu tepat diberikan, terlebih saat dia sedang di titik terendah. Ada kalanya mendengar dan berusaha memahami situasi yang dia alami bisa terasa lebih menenangkan buat dirinya. Membuat dia yakin memiliki dukunganmu adalah cara pendampingan terbaik demi membangkitkan semangatnya untuk terus berjuang.

5. Dorong untuk mencari bantuan profesional

ilustrasi konsultasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika semua upayamu masih belum membuahkan perubahan ke arah yang positif, gak ada salahnya untuk mendorong dia mencari bantuan profesional. Zaman sekarang pandangan orang awam tentang datang ke psikolog sudah mulai bergeser. Orang mulai menyadari bahwa menjaga mental tetap waras terkadang memang butuh dukungan dari ahlinya.

Keyakinan ini penting untuk kamu tanamkan pada temanmu agar mau mencari bantuan profesional jika merasa sudah tidak mampu menangani sendiri. Namun, jangan terlalu memaksa, ya. Pastikan dia mulai menyadari kebutuhannya dulu agar tidak merasa dipaksa di tengah kekalutan mentalnya.

Memiliki isu kesehatan mental dalam diri memang gak selalu mudah untuk diatasi sendiri. Lewat kelima cara tadi, kamu bisa jadi pendukung terbaik untuk teman yang sedang memperjuangkan kesehatan mentalnya. Siap jadi bestie sejati, dong pastinya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team