4 Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat dengan Pasangan Tanpa Emosi

- Dengarkan dulu sebelum menyela, hargai pendapat pasangan dengan mendengarkan secara penuh perhatian.
- Kendalikan nada bicara, hindari berbicara dengan nada tinggi atau kata-kata kasar saat berbeda pendapat.
- Fokus pada solusi, bukan ego, ubah fokus dari "siapa yang benar" menjadi "apa yang terbaik buat hubungan ini".
Dalam sebuah hubungan, perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar. Dua orang dengan latar belakang, kebiasaan, dan cara berpikir berbeda tentu gak selalu bisa sepakat dalam setiap hal. Sayangnya, banyak pasangan justru menjadikan perbedaan ini sebagai pemicu konflik yang gak jarang berakhir dengan pertengkaran.
Padahal, kunci hubungan sehat bukan terletak pada seberapa sering kalian sepakat, melainkan bagaimana cara kalian menyikapi perbedaan tanpa harus meledak-ledak dengan emosi. Nah, kalau kamu sering terjebak dalam situasi seperti ini, yuk simak empat cara berikut biar perbedaan pendapat gak jadi sumber masalah besar dalam hubungan. Keep scrolling!
1. Dengarkan dulu sebelum menyela

Langkah paling awal yang perlu kamu lakukan hanya cukup dengan mendengarkan. Memang sederhana, tapi prakteknya gak selalu mudah. Sering kali kita terlalu cepat bereaksi saat pasangan punya pendapat berbeda. Baru beberapa kalimat keluar, kita sudah siap membantah. Padahal, cara ini justru bikin pasangan merasa tidak dihargai.
Cobalah untuk menahan diri dan dengarkan dulu dengan penuh perhatian. Biarkan pasangan menyampaikan argumennya sampai tuntas. Dengan begitu, kamu bisa memahami sudut pandang mereka secara utuh, bukan hanya sepotong-sepotong. Selain bikin diskusi lebih sehat, sikap ini juga menunjukkan bahwa kamu menghargai pasanganmu.
2. Kendalikan nada bicara

Juga belajarlah untuk mengendalikan nada bicara. Apalagi buat cowok, jangan suka berbicara dengan nada tinggi pada pasanganmu. Perbedaan pendapat akan semakin runyam kalau disampaikan dengan nada tinggi atau kata-kata yang kasar. Gak jarang, masalah kecil bisa membesar hanya karena cara penyampaiannya salah.
Maka dari itu, kendalikan nada bicaramu. Usahakan tetap tenang, meski dalam hati mungkin agak kesal. Ingat, tujuan diskusi dengan pasangan bukan untuk menang sendiri, melainkan mencari solusi bersama. Dengan berbicara pelan dan jelas, pasangan juga akan lebih mudah menerima argumenmu tanpa merasa diserang.
3. Fokus pada solusi, bukan ego

Salah satu jebakan dalam perbedaan pendapat adalah keinginan untuk membuktikan siapa yang paling benar. Kalau sudah begini, diskusi bakal berubah jadi ajang adu argumen, bukan lagi mencari jalan keluar. Mulai sekarang cobalah untuk mengurangi ego masing-masing.
Ubah fokus dari “siapa yang benar” menjadi “apa yang terbaik buat hubungan ini”. Dengan begitu, kalian akan lebih mudah menemukan titik tengah yang sama-sama bisa diterima. Ingat, dalam hubungan, yang menang bukan individu, tapi kebersamaan kalian berdua.
4. Beri ruang jika emosi mulai memuncak

Kalau diskusi sudah mulai memanas dan kamu merasa emosimu gak bisa ditahan lagi, lebih baik beri jeda sejenak. Katakan dengan jujur kalau kamu butuh waktu untuk menenangkan diri. Mengambil jeda bukan berarti kabur dari masalah, justru itu cara dewasa untuk mencegah perdebatan berubah jadi pertengkaran besar.
Setelah emosi lebih terkendali, kalian bisa kembali berdiskusi dengan kepala dingin. Biasanya, solusi akan lebih mudah ditemukan saat hati dan pikiran sudah tenang.
Perbedaan pendapat dengan pasangan gak perlu jadi bom waktu yang mengancam hubungan. Dengan mendengarkan lebih dulu, mengendalikan nada bicara, fokus pada solusi, dan memberi ruang saat emosi memuncak, kamu dan pasangan bisa melewati perbedaan dengan lebih bijak.
Ingat, tujuan dari hubungan bukanlah selalu sepakat dalam segala hal, melainkan bagaimana kalian bisa tumbuh bersama meski punya pandangan yang berbeda. Jadi, lain kali kalau ada perbedaan pendapat, coba terapkan empat cara ini, ya!