instagram.com/nadyahutagalung
Buku Walk With Me ini telah diluncurkan pertama kali pada tahun 2018. Saat itu, ia pun menulis banyak kisah tentang perjalanannya ke berbagai belahan dunia yang menurutnya berharga. Buku ini merupakan hasil kerja samanya dengan Adhvan Media dan didukung oleh Didit Herdiprasetyo.
"Tahun ini Didiet telpon aku lagi dan bertanya apakah aku mau re-publish bukunya. Aku meminta untuk tambah 1 chapter lagi tentang mental well-being," tutur Nadya di awal wawancara.
Topik kesehatan mental yang masih sering dianggap tabu di kawasan Asia. Dan, hal tersebut semakin genting dirasakan oleh Nadya mengingat situasi pandemik Covid-19 yang melanda dunia sepanjang tahun 2020.
"Biasanya kalau kita lagi merasakan sesuatu seperti anxiety atau depresi, kita pikir cuma kita yang merasakan itu. Rasanya our anxiety is more than somebody else, dan kita juga gak berani untuk sharing mengenai hal tersebut," ujar Nadya.
Menurutnya, ketika diskusi tentang kesehatan mental sudah bisa lebih terbuka di publik, hal tersebut sudah gak menjadi sesuatu yang asing lagi untuk dibicarakan. Ia pun membandingkan kondisinya ketika masih sekolah.
Ia pun memberikan saran untuk bisa memulai dialog mental health tersebut dari diri sendiri. Nadya bilang, "First of all to talk about it, to admit to yourself, and also to have some access to support".