Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel (Pexels.com/Ron Lach)
Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel (Pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Membuatmu terjebak dalam lingkaran rasa tidak aman

  • Menghambat proses move on

  • Meningkatkan stres dan kecemasan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kebiasaan stalking mantan mungkin terasa seperti hal yang gak terlalu berbahaya, bahkan kadang kamu merasa hanya ingin tahu kabar mereka atau sekadar ‘membandingkan’ dirimu dengan hidup baru mereka. Tapi, tahukah kamu kalau kebiasaan ini ternyata bisa memengaruhi kesehatan mental kamu dalam jangka panjang? Gak jarang, rasa penasaran itu malah bikin kamu terjebak dalam perasaan yang gak sehat, dan kamu malah makin sulit move on. So, kalau kamu merasa sering melakukannya, coba deh pikir lagi—apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam dirimu? Yuk, kita bahas lima dampak buruk dari stalking mantan yang perlu kamu waspadai.

1. Membuatmu terjebak dalam lingkaran rasa tidak aman

Ilustrasi seorang wanita menggunakan ponsel (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Stalking mantan seringkali membuat kita merasa lebih insecure tentang diri sendiri. Saat melihat mereka bahagia atau punya pasangan baru, kamu mungkin merasa minder atau merasa tidak cukup baik. Padahal, itu semua hanya ilusi yang kamu ciptakan sendiri dengan terus membandingkan dirimu dengan kehidupan orang lain. Setiap kali kamu memeriksa media sosial mereka, kamu memupuk rasa ketidakamanan yang justru menghalangi proses penyembuhanmu.

Kamu harus ingat, apa yang kamu lihat di media sosial bukanlah gambaran lengkap dari kenyataan. Semua orang punya sisi yang gak ditampilkan, termasuk mantanmu. Stalking hanya akan membuatmu merasa lebih rendah diri tanpa alasan yang jelas. Fokuslah untuk membangun rasa aman dari dalam dirimu, bukan dari apa yang kamu lihat di dunia maya.

2. Menghambat proses move on

Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel (Pexels.com/Eren Li)

Saat kamu terus-menerus mengikuti perkembangan mantan, proses move on akan semakin lambat. Kenapa? Karena kamu terus memegang pada kenangan atau harapan yang sebenarnya sudah gak ada lagi. Stalking mantan mengikatmu dengan masa lalu yang seharusnya sudah kamu lepaskan. Setiap kali kamu melihat foto atau status mereka, kamu merasa seperti kembali ke titik awal, padahal kamu seharusnya bergerak maju.

Jika kamu ingin benar-benar move on, kamu perlu memutuskan untuk berhenti mencari informasi tentang mantanmu. Semakin banyak kamu tahu tentang mereka, semakin sulit rasanya untuk melepaskan. Buka dirimu untuk hal baru, dan biarkan dirimu berkembang tanpa bayang-bayang masa lalu.

3. Meningkatkan stres dan kecemasan

Ilustrasi seorang wanita memainkan ponsel (Pexel.com/Photo By: Kaboompics.com)

Terus-menerus stalking mantan bisa memicu kecemasan yang gak sehat. Kamu mungkin jadi terlalu fokus pada apa yang mereka lakukan, siapa yang mereka temui, atau apa yang mereka posting. Ini menciptakan rasa cemas yang berlebihan, karena kamu merasa selalu perlu tahu apa yang terjadi dalam hidup mereka. Kecemasan ini bisa menambah beban mental yang sudah cukup berat, dan kamu jadi merasa gak tenang.

Cemas tentang apa yang orang lain lakukan itu gak perlu. Daripada terus mengawasi hidup orang lain, lebih baik kamu fokus pada dirimu sendiri. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang bikin kamu merasa lebih baik, seperti olahraga, berkumpul dengan teman, atau mengejar hobi yang bermanfaat untuk kesehatan mentalmu.

4. Menurunkan kualitas hubungan sosial

Ilustrasi seorang wanita memainkan ponsel (Pexel.com/Ivan Samkov)

Kalau kamu terlalu sibuk dengan stalking mantan, kamu mungkin jadi jarang menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dekat denganmu. Kamu jadi kurang memberi perhatian pada teman-teman, keluarga, atau bahkan dirimu sendiri. Padahal, hubungan sosial yang sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental. Kamu jadi terisolasi tanpa sadar, karena waktumu lebih banyak terbuang untuk hal yang gak produktif.

Cobalah untuk menggantikan kebiasaan stalking dengan menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang-orang yang benar-benar peduli padamu. Mereka adalah support system yang lebih nyata dan lebih bermanfaat daripada sekadar informasi yang kamu dapatkan dari media sosial mantan.

5. Membuat kamu terus menyimpan harapan yang tidak realistis

Ilustrasi seorang pria bermain ponsel (Pexels.com/Antoni Shkraba)

Stalking mantan sering membuat kita berharap mereka akan kembali. Ini adalah salah satu jebakan terbesar yang dapat memperburuk kesehatan mental. Dengan terus-menerus mengikuti mereka, kamu memberi ruang bagi diri sendiri untuk berharap bahwa hubungan itu bisa terulang, padahal kenyataannya sudah tidak ada lagi. Harapan palsu ini hanya akan membuatmu semakin terpuruk saat realita membuktikan bahwa mereka sudah move on.

Saat kamu berhenti stalking dan mulai menerima kenyataan, kamu memberi dirimu kesempatan untuk membuka hati untuk hal baru. Percayalah, ada banyak hal baik yang menunggu di luar sana. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan yang nyata, bukan yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.

Stalking mantan mungkin memang tergoda untuk dilakukan, apalagi jika kamu merasa ingin tahu bagaimana mereka sekarang. Tapi ingat, itu hanya akan membuatmu terjebak dalam kenyamanan yang palsu dan menghambat kemajuanmu. Mulailah untuk menghargai dirimu sendiri, dan berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Hidupmu lebih berarti dari sekadar apa yang kamu lihat di media sosial. Jadi, stop sekarang juga, dan berikan dirimu kesempatan untuk sembuh, berkembang, dan menemukan kebahagiaan yang sejati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team