Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Sepele yang Bikin Kita Sulit Menerima Kehadiran Orang Baru

ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)
Intinya sih...
  • Terlalu nyaman dengan circle lama: Kehadiran orang baru dianggap ancaman karena takut dinamika berubah, padahal mereka bisa membawa perspektif dan energi positif.
  • Takut suasana berubah: Perubahan dianggap buruk, padahal orang baru bisa membawa keseimbangan, ide segar, atau solusi atas masalah yang ada.
  • Salah paham dari kesan pertama: Penilaian singkat sering membuat kita langsung menolak sebelum mengenal lebih jauh, padahal kesan awal bisa berubah total.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti akan berjumpa dengan orang baru, baik di tempat kerja, lingkaran pertemanan, komunitas, maupun lingkungan keluarga besar. Kehadiran mereka sebenarnya bisa menjadi peluang untuk memperluas koneksi, belajar hal baru, bahkan menambah warna dalam rutinitas kita. Namun kenyataannya, tidak jarang kita justru merasa canggung, enggan, atau bahkan menolak keberadaan mereka tanpa alasan yang jelas.

Menariknya, kesulitan menerima orang baru sering kali bukan berasal dari masalah besar, melainkan dari hal-hal kecil yang kerap kita anggap sepele. Padahal, kalau dibiarkan, kebiasaan ini bisa membuat kita kehilangan kesempatan berharga untuk menjalin hubungan yang lebih luas. Berikut adalah lima hal sepele yang mungkin membuat kita susah terbuka terhadap kehadiran orang baru.

1. Terlalu nyaman dengan circle lama

ilustrasi teman (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi teman (pexels.com/Edmond Dantès)

Ketika kita sudah memiliki circle yang solid, akrab, dan terasa cocok, kehadiran orang baru bisa dipandang sebagai ancaman. Kita mungkin takut dinamika yang selama ini sudah terjaga akan berubah, sehingga lebih memilih menutup diri. Rasa nyaman dengan circle lama membuat kita enggan mengambil risiko mengenal orang baru.

Padahal, circle yang sehat seharusnya tetap terbuka dengan masuknya orang baru. Mereka bisa membawa perspektif berbeda, pengalaman segar, bahkan energi positif yang memperkaya hubungan. Jika kita terlalu nyaman dengan keadaan lama, kita justru bisa melewatkan kesempatan berharga untuk tumbuh bersama orang-orang baru.

2. Takut suasana berubah

ilustrasi diskusi (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi diskusi (pexels.com/Anna Shvets)

Perubahan sering kali menimbulkan kecemasan. Kehadiran orang baru dianggap mampu menggeser pola komunikasi, cara bekerja sama, atau bahkan posisi kita dalam kelompok. Ketakutan inilah yang sering membuat kita bersikap defensif sebelum benar-benar mengenal mereka.

Namun, tidak semua perubahan itu buruk. Bisa jadi orang baru justru membawa keseimbangan, ide segar, atau solusi atas masalah yang ada. Dengan lebih terbuka, kita bisa melihat bahwa suasana yang berubah tidak selalu berarti kehilangan kenyamanan, tetapi bisa menjadi peluang untuk berkembang.

3. Salah paham dari kesan pertama

ilustrasi diskusi (pexels.com/Tirachard Kumtanom)
ilustrasi diskusi (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Banyak orang menilai orang baru hanya dari kesan pertama. Seseorang yang terlihat dingin atau jutek bisa jadi sebenarnya sedang gugup atau belum menemukan cara berbaur. Sayangnya, penilaian singkat ini sering membuat kita langsung menolak sebelum ada kesempatan lebih jauh untuk mengenal.

Jika kita memberi waktu, kesan awal yang kurang baik bisa berubah total. Orang yang awalnya tampak tertutup bisa jadi justru orang yang paling loyal atau menyenangkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk tidak terburu-buru menilai hanya dari pertemuan pertama.

4. Minder atau merasa tersaingi

ilustrasi diskusi (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
ilustrasi diskusi (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Kadang, orang baru hadir dengan pencapaian, keahlian, atau kepribadian yang mencolok. Hal ini bisa memicu rasa minder atau takut tersaingi. Perasaan seperti ini wajar, tapi jika dibiarkan bisa membuat kita menutup diri dan enggan berinteraksi dengan mereka.

Alih-alih merasa terancam, kita sebenarnya bisa belajar banyak dari kelebihan orang baru. Mengubah rasa minder menjadi motivasi akan membuat kita lebih berkembang. Orang baru bukanlah pesaing yang harus dijauhi, melainkan potensi rekan yang bisa mendukung perjalanan kita.

5. Kurang terbiasa terbuka

ilustrasi diskusi (pexels.com/Jopwell)
ilustrasi diskusi (pexels.com/Jopwell)

Tidak semua orang terbiasa menjalin hubungan dengan cepat. Ada yang lebih nyaman menjaga jarak atau butuh waktu lama untuk bisa akrab. Kebiasaan ini terlihat sepele, tapi jika terlalu kaku, bisa membuat orang baru merasa tidak diterima.

Membiasakan diri lebih terbuka bukan berarti harus langsung dekat, tapi cukup dengan memberi ruang yang wajar. Senyum, sapa, atau sekadar obrolan ringan bisa jadi langkah awal. Sikap sederhana ini akan membuat orang baru merasa dihargai dan membuka jalan bagi hubungan yang lebih baik.

Sulit menerima kehadiran orang baru bukanlah sesuatu yang jarang terjadi. Namun, jika kita menyadari penyebabnya, kita bisa mulai memperbaiki sikap. Hal-hal kecil seperti terlalu nyaman, takut perubahan, atau salah menilai kesan pertama ternyata punya dampak besar dalam cara kita berhubungan dengan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Pilih Menu Sarapan, Kami Tahu Energimu Hari Ini Seperti Apa

05 Okt 2025, 22:15 WIBLife