Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Indekos Bersama Pasangan, Jangan Salah Pilih Hunian

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Pasangan suami istri sering tinggal bersama orangtua atau mertua karena sulit memiliki rumah sendiri.
  • Tinggal di kos-kosan dapat memberikan keleluasaan dalam mengatur rumah tangga, namun pemilihan tempat tinggal harus tepat.
  • Kamar yang sama untuk pasangan akan terasa sempit, khususnya jika tidak memperhatikan ukuran kamar dan fasilitas lainnya.

Semua pasangan tentu ingin bisa tinggal di rumah milik sendiri begitu menikah. Tapi kenyataannya, mewujudkan kepemilikan rumah di usia muda gak segampang membalik telapak tangan. Sering pasangan suami istri terpaksa tinggal bersama orangtua atau mertua.

Kalaupun kamu dan pasangan sangat ingin tinggal terpisah dari mereka, mungkin solusi yang masuk akal saat ini adalah indekos. Kalian masih merasa berat bila hendak mengontrak apalagi mengambil satu unit rumah dengan KPR sekalipun. Gak apa-apa suami istri memulai kehidupan rumah tangganya dengan indekos.

Tinggal terpisah dari orangtua apalagi keluarga besar diharapkan memberi kalian keleluasaan dalam mengatur rumah tangga. Sekalian supaya dirimu serta pasangan makin dewasa serta mandiri. Akan tetapi, salah pilih kos-kosan bisa membuat kalian lebih mudah tidak betah. Untuk lebih nyamannya, perhatikan enam tips indekos bersama pasangan berikut ini.

1. Sebaiknya kos-kosan khusus keluarga

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Di kos-kosan keluarga, kamu tidak akan menemukan penghuni yang masih lajang. Semua orang yang tinggal di sana sudah menikah meski pasangannya tak setiap hari ada di kos-kosan. Tempat indekos seperti ini memang tidak sebanyak kos-kosan khusus putra dan putri atau campur. 

Namun, pasti ada serta lebih memberikan kenyamanan untukmu dan pasangan. Seandainya kalian tinggal di kos-kosan yang gak khusus keluarga, antarpenghuni sedikit banyak akan merasa terganggu. Anak kos yang masih lajang risi dengan keberadaanmu serta pasangan.

Kalian pun barangkali tidak nyaman dengan kehidupan ala lajang yang sering menghabiskan waktu sambil main gitar dan bernyanyi bersama di lorong. Belum lagi saat teman-temannya dari luar berdatangan bisa berisik sekali sampai dini hari. Perbedaan cara kalian menjalani hidup dapat menyebabkan hubungan yang kurang harmonis. Pun guna menghindari dugaan kalian pasangan kumpul kebo.

2. Perhatikan luas kamar

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Bagaimanapun juga, kamar yang sama kalau diisi dua orang akan terasa lebih sempit. Tidak sekadar karena jumlah manusianya bertambah, melainkan barang di dalam kamar pasti juga lebih banyak. Kalian perlu lemari pakaian yang lebih besar. 

Tempat tidur pun mesti lebih lebar. Jika ruangannya sempit, kamu dan pasangan mudah stres saat menempatinya. Pasti bakal sering ada barang yang terselip atau kalian ribut sendiri saling menyuruh buat minggir. Untuk kenyamanan, kalian butuh kamar berukuran lebih dari 3×4 meter. 

Makin luas makin baik. Kalian menjadi punya tempat untuk duduk-duduk selain di atas kasur. Di ruangan yang luas, kalian bahkan dapat membuat dapur sendiri. Sebab sekalipun ada fasilitas dapur di kos-kosan tentu kurang nyaman apabila pasangan lain juga ingin memasak. Antreannya lebih lama daripada di kos-kosan khusus putra atau putri.

3. Usahakan kamar mandi dalam

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamar mandi dalam juga lebih urgen untuk pasangan yang indekos daripada lajang. Sama-sama kos-kosan, perbandingan antara jumlah kamar tidur dengan kamar mandi 3:1 saja akan terasa sangat berbeda. Ingat, di setiap kamar tidur terdapat dua orang.

Artinya, antrean buat pemakaian kamar mandi menjadi dua kali lebih lama. Pengantin baru sekalipun tak mungkin memakai kamar mandi itu berduaan. Nanti pikiran penghuni lain ke mana-mana bahkan jijik dengan aksi kalian. Kalau perbandingan kamar tidur dengan kamar mandi kian jauh tentu kian gak nyaman juga buat semua orang.

Mending kalian mencari kamar kos dengan kamar mandi dalam. Kalian bebas memakainya. Kamu dan pasangan tak merasa malu pada penghuni lain jika malam-malam di kamar mandi lebih lama untuk membersihkan diri selepas berhubungan badan.

4. Pandai-pandai menjaga privasi

ilustrasi pasangan (pexels.com/Yan Krukau)

Seluas apa pun kamar kos-kosan, kalian hanya terpisah dinding dengan penghuni lainnya. Bahkan lorong juga sempit. Apa yang terjadi di kamarmu dapat dengan mudah terdengar oleh penghuni kamar di kanan, kiri, dan depanmu. Percakapan biasa pun bisa terdengar oleh mereka sekalipun kalian tidak berteriak-teriak.

Kalian sedang membahas pengeluaran yang membengkak, tetangga kamar tahu. Terlebih jika kalian tidak hati-hati saat berdebat atau berhubungan intim. Suara-suara yang timbul akan sangat mengganggu penghuni kos-kosan lainnya. Atau, ada orang yang justru menyukainya tetapi kalian sendiri menjadi malu berat.

Ini sudah konsekuensi tinggal satu atap bersama orang lain. Walaupun kamarnya berbeda-beda, privasinya rendah khususnya untuk kehidupan suami istri. Kalian mesti ekstra berusaha dalam menjaga urusan-urusan pribadi dari telinga tetangga.

5. Bandingkan biayanya dengan mengontrak rumah

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Kos-kosan khusus keluarga cenderung lebih mahal daripada kos-kosan biasa. Penyebabnya baik ukuran kamar maupun fasilitasnya disesuaikan dengan kebutuhan keluarga. Pun pemilik atau penjaga kos-kosan harus melakukan usaha ekstra untuk memastikan status pasangan yang hendak tinggal.

Untuk kos-kosan keluarga yang ketat, pemilik tidak sembarangan menerima pria dan perempuan yang ingin tinggal di satu kamar. Mereka dapat ikut terkena masalah kalau kos-kosannya malah digunakan buat perselingkuhan atau prostitusi. Dengan harga sewa yang cukup tinggi sebaiknya kamu serta pasangan juga survei biaya mengontrak rumah.

Jika selisihnya ternyata tidak banyak lebih baik kalian mengontrak satu rumah. Meski rumahnya tak sebagus kos-kosan, kalian mendapatkan satu rumah utuh. Ada lebih dari satu kamar tidur, dapur, ruang tamu dan keluarga, serta kamar mandi yang bisa digunakan dengan bebas.

6. Kalau sudah ada anak mending cari rumah

ilustrasi keluarga (pexels.com/Yan Krukau)

Jika kalian masih berdua saja, indekos bukan masalah. Bahkan kamar yang tak terlalu luas masih bisa dicukup-cukupkan. Namun, setelah ada anak lain lagi urusannya. Jumlah penghuni kamar bertambah sedangkan ruangannya tetap.

Kalian hendak memasukkan tempat tidur bayi pun belum tentu muat. Terpaksa bayi tidur di antara kalian. Lalu bagaimana kalian memenuhi kebutuhan biologis jika selalu ada anak di sana dan makin lama ia makin besar? 

Jangan sampai orangtua malah menjadi paparan pornografi pertama bagi anak. Bahkan itu terus terjadi sampai bertahun-tahun. Anak yang seolah-olah tidur boleh jadi sebenarnya tahu apa yang sedang dilakukan kedua orangtuanya. Lagi pula, anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang butuh ruangan yang lebih luas untuk latihan merangkak, berjalan, dan berlari.

Indekos bersama pasangan setelah menikah bukan sesuatu yang memalukan. Memang lebih baik kalian tidak memaksakan diri untuk membeli rumah kalau secara keuangan belum memungkinkan. Kalian hanya perlu memilih kos-kosan yang tepat sembari terus bekerja keras dan menabung biar suatu saat bisa mengontrak bahkan membeli rumah sekalian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us