Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita tersenyum (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi wanita tersenyum (pexels.com/August de Richelieu)

Gak sedikit orang yang memilih bertahan di hubungan toksik dengan berbagai alasan. Alasan kasihan anak karena nanti kehilangan sosok ayah atau bundanya, alasan sudah terlanjur sayang dan takut nantinya gak mendapatkan pasangan yang lebih baik darinya, alasan takut kesepian, dan berbagai alasan-alasan lain.

Padahal, nyatanya terus bertahan di hubungan toksik tanpa ada niatan untuk memperbaiki dari pasangan bisa membuatmu jadi melewatkan berbagai hal baik dalam hidup ini, lho. Hal-hal baik ini jika kamu dapati bisa semakin membuat hidupmu bahagia. Jadi, sayang banget, bukan?

Agar bisa menanamkan kesadaran hubungan toksik tidak layak diteruskan, berikut akan diulas beberapa jenis kebahagiaan yang akan kamu lewatkan bila masih saja bertahan di hubungan tidak sehat. Let’s check it out!

1. Me time

ilustrasi me time (pexels.com/RODNAE Productions)

Salah satu jenis kebahagiaan yang bakal kamu lewatkan bila tetap bersama pasangan toksik, yaitu waktu untuk diri sendiri. Kamu gak bisa merasakan nikmatnya jalan-jalan sendiri tanpa merasa diawasi atau diatur-atur. Kamu gak bisa merasakan kebahagiaan bersama teman-teman tanpa diinterogasi setelahnya oleh pasangan yang terlalu mengontrol.

Semua itu akhirnya terlewatkan, padahal kamu berhak dan bisa mendapatkan bila punya kemauan kuat untuk keluar dari kontrolnya. Oleh sebab itu, sebaiknya pertimbangkan kembali keputusanmu untuk mempertahankan hubungan dengan pasangan toksik yang gak mau mengubah diri lebih baik.

2. Mendapat pengalaman-pengalaman baru

ilustrasi pria hiking (pexels.com/Stan Swinnen)

Salah satu yang membuat hidup jadi berwarna dan bermakna, adalah adanya pengalaman-pengalaman baru. Sebagai contoh, kamu bisa menjalani hobi baru tanpa harus kena kritikan atau nyinyiran tajam.

Hal tersebut gak bisa kamu dapatkan apabila terjebak rutinitas sama mengingat pasangan yang kamu pilih untuk dipertahankan maunya seperti itu. Gak memberimu ruang untuk bebas menjalani yang kamu inginkan.

3. Kesempatan dicintai dengan benar

ilustrasi pasangan (unsplash.com/Alvin Mahmudov)

Ketika kamu memilih untuk terus bersama di hubungan tidak sehat tanpa sadar telah menutup peluang mendapatkan cinta yang sebenarnya. Bagaimana rasanya diperhatikan dan dijaga tanpa mesti dikekang. Bagaimana diperlakukan dengan hormat secara konsisten, bukan sesuai mood pasangan.

Terbiasa diperlakukan dengan buruk memang bisa meruntuhkan keyakinan kalau setiap orang berhak diperlakukan dengan baik, terutama oleh pasangannya. Hanya saja mau sampai kapan kamu terus diperlakukan dengan buruk olehnya? Yakin, gak tertarik untuk merasakan bagaimana senangnya punya pasangan yang sama-sama membahagiakan satu sama lain?

4. Ragam ikatan selain percintaan

ilustrasi teman (pexels.com/Designecologist)

Hubungan toksik umumnya sangat membatasi untuk menjalin hubungan interpersonal yang lain, misalnya hubunganmu dengan keluarga dan teman. Akibatnya, kamu jadi bergantung sepenuhnya pada pasangan, dan ikatan dengan yang lain rusak.

Teman dekat yang dulu begitu lekat kini seperti orang asing. Keluarga sendiri yang begitu support padamu kini seperti orang lain. Padahal, kalau kamu melepas hubungan toksik yang sekarang, selain mendapatkan ikatan cinta yang kuat dari pasangan, kamu tetap bisa merasakan bahagia dengan keluarga dan teman-teman.

5. Hari bebas stres

ilustrasi pria tersenyum (unsplash.com/Gelmis Bartulis)

Salah satu sumber stres orang dewasa, adalah hubungan asmara yang tidak sehat. Setiap hari selalu ada saja drama yang bikin mumet.

Kondisi tersebut bisa kamu tinggalkan bila berhenti keras kepala mempertahankan dia yang tak layak diperjuangkan. Kamu akan bisa merasakan bagaimana bahagianya hidup tanpa stres. Gak ada drama!

Dari uraian tadi semoga bisa membuatmu sadar bahwa sia-sia saja bertahan di hubungan toksik di mana pasanganmu gak berniat untuk berubah. Akan ada banyak kebahagiaan yang kemudian kamu lewatkan begitu saja. Yakin, mau melewatkan itu semua seumur hidupmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team