damai (unsplash.com/john crozier)
Mustahil untuk kita menyatukan segala sesuatu, gunung dan tumbuhan saja beragam apa lagi manusia. Dalam Al-quran sudah dikatakan bahwa boleh berkelompok tapi jangan berkelahi dan berselisih. Allah mau kita berbeda tapi tidak mau kita bertengkar. Kalau Allah mau kita sama, al-quran tidak mempunyai penafsiran yang berbeda-beda.
Quraish Shihab mencontohkan jika kita bilang “saya belum makan”, perkataan tersebut mempunyai arti yang berbeda. Belum makan bisa berarti orang itu lapar, masih kenyang, atau bisa jadi jangan habiskan makanan yang ada. Begitu juga Al-Quran ada banyak perbedaan pendapat dan semua bisa benar atau bisa salah.
Al-Quran itu bagaikan hidangan semakin kaya orang semakin beragam hidangannya. Misal rumah kita kedapatan tamu, kita hidangkan kopi atau teh, tamu itu pilih teh, kita tidak marah bukan? Sama halnya dengan aliran-aliran yang ada, kita boleh pilih mana yang kita yakini selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar agama islam, itu sebagi titik temu. Hal yang salah adalah kita memaki orang lain dan mudah mengkafirkan orang padahal jelas orang itu beriman, karena sesungguhnya kafir itu orang yang tidak mempercayai rukun iman. Jika berbeda fikih beda pandangan itu diperbolehkan.