Menikah sering dianggap sebagai langkah hidup yang wajib dilakukan sehingga banyak orang merasa terburu-buru hanya karena lingkungan mulai bertanya atau mengarahkan ke sana. Situasi ini membuat sebagian orang sulit membedakan mana keputusan pribadi dan mana dorongan dari luar yang sebenarnya tidak pernah mereka inginkan. Kondisi tersebut kerap menimbulkan dilema, terutama ketika seseorang merasa berada di persimpangan antara ekspektasi sosial dan kebutuhan diri.
Perasaan tidak ingin tertinggal juga bisa muncul begitu kuat sampai mengaburkan alasan awal mengapa menikah itu penting bagi mereka. Banyak yang akhirnya memilih jalan aman agar tidak dianggap berbeda meski belum siap sepenuhnya. Fenomena ini membuat proses menikah terasa seperti perlombaan yang harus dikejar tanpa mempertimbangkan kesiapan mental. Berikut pembahasan yang lebih rinci.
