Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Kamu Sudah Ketergantungan dengan Dating Apps

ilustrasi menggunakan dating apps
ilustrasi menggunakan dating apps (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Selalu memeriksa notifikasi, bisa memengaruhi produktivitas dan fokus sehari-hari.
  • Merasa lebih berharga saat banyak match masuk, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental.
  • Sulit fokus pada hubungan nyata, bisa menyebabkan hubungan yang dangkal dan mudah putus di tengah jalan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dating apps telah mengubah cara orang menjalin hubungan dan berkenalan dalam era digital. Kemudahan dalam menemukan kenalan baru hanya dengan beberapa swipe membuat banyak orang merasa tertarik untuk terus menggunakannya. Namun, kenyamanan ini sering kali berubah menjadi ketergantungan yang sulit dikendalikan, terutama ketika penggunaan aplikasi mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.

Banyak pengguna tidak menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam siklus swipe, match, dan chat yang berulang tanpa hasil berarti. Perilaku ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, produktivitas, dan hubungan sosial di dunia nyata. Berikut adalah empat tanda bahwa kamu sudah mengalami ketergantungan dengan dating apps.

1. Selalu memeriksa notifikasi

ilustrasi dating apps
ilustrasi dating apps (pexels.com/Julio Lopez)

Salah satu tanda paling umum adalah dorongan kuat untuk terus membuka aplikasi, bahkan ketika tidak ada aktivitas baru. Dorongan ini bisa muncul dari rasa penasaran, takut ketinggalan peluang, atau bahkan sekadar kebiasaan. Ketika aplikasi kencan sudah menjadi refleks setiap kali membuka ponsel, itu bisa menjadi sinyal adanya ketergantungan emosional terhadap validasi yang diberikan oleh match atau pesan masuk.

Lama-kelamaan, hal ini bisa memengaruhi produktivitas dan fokus dalam kegiatan sehari-hari. Seseorang bisa merasa gelisah jika tidak membuka aplikasi dalam beberapa jam, seolah-olah sedang kehilangan sesuatu yang penting. Ketergantungan semacam ini bisa menjadi pengalihan perhatian dari realitas sosial yang sebenarnya.

2. Merasa lebih berharga saat banyak match masuk

ilustrasi menggunakan dating apps
ilustrasi menggunakan dating apps (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Aplikasi kencan dirancang untuk memberikan sensasi instan berupa rasa “disukai” saat ada match baru. Bagi sebagian orang, hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dalam jangka pendek. Namun jika perasaan berharga hanya datang ketika mendapat banyak swipe kanan, maka ada masalah yang lebih dalam mengenai cara menilai diri sendiri.

Masalah ini bisa semakin kompleks jika seseorang mulai mengaitkan penampilan fisik atau popularitasnya dengan banyaknya match yang diperoleh. Ketika validasi eksternal menjadi satu-satunya sumber kepuasan diri, itu bisa berdampak negatif pada kesehatan mental. Rasa percaya diri yang rapuh bisa runtuh saat jumlah match menurun, memicu kecemasan atau bahkan perasaan tidak layak dicintai.

3. Sulit fokus pada hubungan nyata

ilustrasi pasangan yang sedang tidak akur
ilustrasi pasangan yang sedang tidak akur (pexels.com/Alena Darmel)

Ketika terlalu banyak waktu dan perhatian tercurah ke dalam aplikasi kencan, hubungan yang sudah ada di dunia nyata bisa ikut terganggu. Seseorang mungkin terus-menerus membandingkan pasangan atau gebetannya dengan orang-orang menarik yang ada di aplikasi. Akibatnya, muncul rasa ragu, takut kehilangan peluang lebih baik, atau bahkan kurang puas dengan hubungan yang sedang dijalani.

Dating apps membuka banyak opsi, tapi banyaknya pilihan itu justru bisa memicu apa yang dikenal sebagai ”“paradox of choice." Bukannya merasa beruntung, seseorang justru dilanda kebingungan dan sulit membuat keputusan. Alih-alih membangun koneksi yang stabil, waktu dan energi habis untuk mengejar potensi yang tidak pasti. Ini bisa menyebabkan hubungan yang dangkal dan mudah putus di tengah jalan.

4. Terus swipe meski sudah lelah secara emosional

ilustrasi menggunakan dating apps
ilustrasi menggunakan dating apps (pexels.com/cottonbro studio)

Ada kalanya seseorang merasa jenuh, lelah, atau bahkan kecewa dengan proses kencan online. Namun anehnya, aktivitas swipe tetap dilakukan seolah menjadi kebiasaan yang tak bisa dihentikan. Ini mirip dengan perilaku adiktif lainnya yang dilakukan bukan karena menyenangkan, tetapi karena tubuh dan pikiran sudah terbiasa melakukannya.

Keinginan untuk terus mencari “seseorang yang pas” seringkali tidak realistis dan dilandasi oleh ekspektasi berlebihan. Bahkan setelah beberapa pengalaman buruk atau tidak cocok, aplikasi tetap dijalankan dengan harapan hasilnya akan berbeda. Padahal kondisi emosional yang tidak stabil seharusnya menjadi sinyal untuk istirahat, bukan malah terus mencari pelarian dari kejenuhan.

Dating apps bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengenal orang baru dan membangun relasi. Mengenali ketergantungan dengan dating apps sejak awal bisa membantu mengembalikan kontrol diri dan fokus pada hubungan yang lebih sehat, baik secara emosional maupun sosial. Keseimbangan adalah kunci agar pengalaman menggunakan aplikasi kencan tetap positif dan tidak merugikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Alasan Personal Branding Bukan tentang Citra Diri Terlihat Sempurna

04 Sep 2025, 21:12 WIBLife