Mandiri Finansial saat Menikah Kini Jadi Pilihan Milenial & Gen Z

- Mayoritas milenial dan gen Z setuju untuk mengikuti pembelajaran pranikah
- 71% responden mengedepankan kesiapan mental dan emosional
- 63% tertarik belajar tentang pemahaman peran dan tanggung jawab sebagai pasangan
- 76% membahas topik keuangan bersama pasangan sebelum menikah
- Pernikahan dengan konsep sederhana, namun tetap mengedepankan penghormatan terhadap adat istiadat jadi pilihan utama mayoritas gen Z
- 45% memilih konsep pernikahan sederhana
- 23% gen Z menginginkan pernikahan tradisional
Bagi milenial dan gen Z yang hidup di era modern seperti sekarang, pernikahan bukan sekadar momen sakral, melainkan sebuah keputusan besar yang membutuhkan perencanaan matang. Pernikahan bukan hanya soal menyatukan dua insan yang saling mencintai, tapi juga simbol awal baru untuk menapaki perjalanan hidup bersama hingga akhir hayat.
Oleh sebab itu, kesiapan mental hingga pengelolaan finansial yang matang menjadi keterampilan penting yang harus dikuasai oleh calon pengantin. Hal ini bertujuan agar mereka bisa mempersiapkan segala kebutuhan pernikahan dengan lebih terarah.
Uniknya, perubahan gaya hidup dan pandangan antar-generasi juga menjadi faktor utama yang memengaruhi persepsi milenial dan gen Z terkait perencanaan pernikahan. Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat dalam laporan “Wedding Insights: How Indonesians Plan Their Big Day”, ditemukan fakta menarik bahwa mayoritas milenial dan gen Z memilih untuk menikah dengan memakai uang sendiri. Yuk, simak lebih jauh tentang hasil survei ini!
1. Mayorits milenial dan gen Z setuju untuk mengikuti pembelajaran pranikah

Survei yang dilakukan oleh Jakpat baru-baru ini melibatkan 907 responden berstatus lajang dari generasi milenial dan gen Z untuk mengungkap beragam temuan menarik terkait persiapan serta perencanaan pernikahan mereka. Melalui hasil survei ini, telah ditemukan bahwa tiga dari lima responden setuju untuk mengikuti pembelajaran pranikah sebagai bagian dari persiapan sebelum menikah.
Dari berbagai jenis pembelajaran yang ada, sebanyak 71 persen responden mengedepankan kesiapan mental dan emosional, disusul 63 persen responden yang tertarik belajar tentang pemahaman peran dan tanggung jawab sebagai pasangan. Mayoritas responden juga memilih membahas topik penting bersama pasangan sebelum memutuskan untuk menikah. Beberapa topik penting yang dimaksud, mulai dari keuangan (76 persen), tempat tinggal (68 persen), sampai pembagian peran dalam menjalani kehidupan rumah tangga (67 persen).
Tak kalah menarik, beberapa faktor lain yang dianggap sangat penting turut jadi bahan perbincangan yang wajib dilakukan oleh calon pasangan. Mayoritas milenial dan gen Z beranggapan bahwa dalam mempersiapkan pernikahan harus didukung oleh beberapa faktor, yakni kesiapan finansial (76 persen), kesiapan mental dan emosional (74 persen), dan perencanaan hidup yang matang usai menikah (72 persen).
2. Pernikahan dengan konsep sederhana, namun tetap mengedepankan penghormatan terhadap adat istiadat jadi pilihan utama mayoritas gen Z
Terkait jenis pernikahan, hasil survei Jakpat menunjukkan, sebanyak 45 persen responden memilih konsep pernikahan sederhana. Selain itu, ditemukan bahwa 23 persen gen Z menginginkan pernikahan tradisional. Angka ini lebih tinggi dibandingkan milenial yang hanya mencapai 15 persen.
Menurut Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead di Jakpat, temuan ini menunjukkan bahwa generasi muda masih memiliki perhatian terhadap adat istiadat dalam pernikahan mereka. Walaupun berkonsep sederhana, mereka ingin budaya keluarga tetap dipertahankan.
“Kecenderungan gen Z dan milenial yang memilih merayakan pernikahan menjadi lebih sederhana, tapi tetap menghormati budaya keluarga membuat beberapa orang tetap merayakannya dengan cara yang lebih tradisional. Hal ini membuat berbagai merek pernikahan, seperti vendor, dekorasi, cincin pernikahan, dan lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu menggabungkan konsep tradisional dan sederhana,” ujar Septiana, dalam keterangan rilis yang diterima tim IDN Times.
Lain halnya dengan jumlah undangan. Hasil survei Jakpat telah menemukan, bahwa satu dari empat responden (gen Z) memilih mengundang 51 – 100 orang. Sementara lainnya (milenial), memilih konsep pernikahan intim dengan mengundang kurang dari 50 orang.
3. Mandiri finansial saat menikah dipilih oleh mayoritas milenial dan gen Z

Berdasarkan hasil survei Jakpat, telah ditemukan bahwa mayoritas gen Z dan milenial berencana menikah tanpa dukungan finansial dari orangtua. Sebanyak 45 persen responden akan menggunakan tabungan pribadi, dengan mayoritas laki-laki (67 persen) memilih opsi ini. Sementara itu, sebanyak 57 persen perempuan dari kalangan gen Z dan milenial yang mengikuti survei ini memilih memilih menikah menggunakan tabungan bersama pasangan mereka.
Perihal biaya pernikahan, hasil survei Jakpat menunjukkan bahwa 41 persen responden menilai anggaran ideal untuk menikah berada di antara Rp50-Rp100 juta. Sedangkan, 32 persen lainnya menganggap biaya pernikahan bisa di bawah Rp50 juta.
Apabila mempunyai dana lebih, sebagian besar responden mengutamakan dana tersebut untuk kebutuhan lain, seperti investasi jangan panjang (74 persen), tabungan tempat tinggal (70 persen), dan modal usaha (68 persen). Sementara itu, hanya 13 persen responden yang memilih menggelar pesta pernikahan berkonsep mewah.
Demikian hasil survei Jakpat mengenai perencanaan pernikahan di kalangan milenial dan gen Z yang menitikberatkan pada kemandirian finansial. Semoga hasil survei ini bisa bermanfaat serta dapat memberikan gambaran jelas untuk membantumu mempertimbangkan perencanaan pernikahan dengan sebaik-baiknya.