Apakah Membuat Perjanjian Pra Nikah Itu Egois dan Pesimis?

Membuat perjanjian pra nikah sering kali dianggap tabu dan menuai pro dan kontra di masyarakat. Banyak yang berpikir perjanjian ini merusak kesakralan pernikahan dan menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap pasangan. Beberapa orang bahkan menganggap perjanjian pra nikah sebagai tanda pesimis terhadap kelangsungan pernikahan itu sendiri. Mereka berpendapat bahwa orang yang membuat perjanjian pra nikah seolah-olah sudah memprediksi kegagalan dalam rumah tangga.
Namun, benarkah membuat perjanjian pra nikah selalu berarti egois atau pesimis? Nyatanya, ada banyak alasan logis dan praktis di balik keputusan ini. Penasaran kenapa banyak pasangan memilih untuk membuat perjanjian pra nikah? Yuk, simak lima penjelasan berikut ini untuk memahami lebih dalam!
1. Melindungi hak dan kewajiban masing-masing
Perjanjian pra nikah tidak selalu tentang kekayaan atau harta, tetapi juga melindungi hak dan kewajiban suami istri. Setiap pasangan memiliki kondisi finansial dan tanggung jawab yang berbeda, sehingga penting untuk memiliki kesepakatan yang jelas sejak awal. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahpahaman mengenai pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga, termasuk dalam hal keuangan dan aset yang dimiliki sebelum menikah.
Selain itu, perjanjian ini membantu menjaga keseimbangan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Misalnya, pasangan bisa sepakat tentang bagaimana cara membagi pengeluaran rumah tangga atau mengelola utang yang sudah ada sebelum menikah. Perlindungan hak dan kewajiban ini tidak menunjukkan ketidakpercayaan, melainkan bentuk kepedulian terhadap kestabilan rumah tangga di masa depan.