6 Sebab Perempuan Senang Cari Perhatian, Bisa Jadi Trauma

Sungguh naluriah jika setiap cewek ingin diperhatikan, terutama dari laki-laki. Keinginan untuk diperhatikan dan diakui oleh orang lain merupakan fondasi bagi interaksi sosial yang sehat. Ini memungkinkan perempuan untuk terhubung secara emosional dengan laki-laki.
Meskipun demikian, ada sebagian perempuan yang berlebihan dalam mencari perhatian. Kecenderungan ini dapat merusak hubungan interpersonal, yang mana interaksi berpusat tentang dirinya sendiri tanpa memikirkan kenyamanan lawan jenis. Lantas, apa penyebab perempuan senang cari perhatian?
1. Kehilangan figur ayah

Ayah merupakan sosok penting dalam hidup anak perempuan yang memberikan dukungan emosional. Baik karena perceraian, meninggal dunia, atau ikatan emosional yang tidak kuat, ketiadaan ayah dapat menyebabkan anak perempuan merasa hampa. Akibatnya, ia akan mencari perhatian dari orang sekitar, termasuk laki-laki.
Dalam upaya untuk mengisi kekosongan emosional tersebut, anak perempuan cenderung mencari validasi dan penerimaan dari laki-laki. Hal ini tercermin dari perilaku yang senang cari perhatian, seperti ingin dipuji terus-menerus. Oleh karena itu, figur ayah yang hilang dapat memengaruhi rasa penerimaan diri anak perempuan.
2. Mengalami trauma masa lalu

Trauma masa lalu dapat meninggalkan luka batin pada seseorang. Contohnya mengalami pelecehan, kekerasan, kehilangan, atau penolakan. Perempuan yang mengalami trauma semacam itu lebih mungkin memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Maka dari itu, mencari perhatian dari laki-laki menjadi mekanisme untuk meredakan rasa sakit serta kecemasan dari pengalaman traumatis tersebut.
Perempuan dengan trauma masa lalu mungkin berharap bahwa perhatian dari laki-laki akan memberikan rasa aman baginya. Sayangnya, ini hanya wujud perlindungan diri sesaat yang dapat menyebabkan hubungan menjadi tidak sehat. Oleh karena itu, penting bagi perempuan mencari dukungan profesional dan sosial untuk membantu memulihkan trauma.
3. Pengaruh media sosial

Media sosial dapat mendorong perempuan untuk mencari perhatian dari laki-laki. Alasannya karena ada paparan standar kecantikan yang ditunjukkan di media sosial. Hal ini memungkinkan perempuan untuk mencari validasi secara terus-menerus untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Contohnya dengan berbagi foto, pencapaian, atau mengungkapkan aspek tertentu dari kehidupan pribadi.
Tidak hanya itu, media sosial juga membentuk perspektif tentang bagaimana hubungan asmara yang berhasil (relationship goals). Gambaran pasangan yang tampak bahagia, sukses, dan romantis di media sosial sering kali membuat ekspektasi terhadap hubungan menjadi tidak realistis. Ini menciptakan hubungan yang tidak sehat, yang mana perempuan dapat memodifikasi perilakunya demi mencapai gambaran tersebut.
4. Merasa kesepian

Kesepian merupakan pengalaman emosional yang memicu keinginan untuk terhubung dan diakui. Jika perempuan merasa kesepian, ia cenderung untuk mencari perhatian untuk mengatasi kehampaan dalam hidupnya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan koneksi emosional dengan laki-laki.
Selain itu, kurangnya koneksi emosional dengan orang di sekitar juga dapat mendorong perempuan untuk mencari perhatian. Jika merasa kurang terhubung dengan orang terdekat, misalnya keluarga, perempuan mungkin mencari pengakuan dari laki-laki. Sehingga, ia tidak lagi merasa sendiri dan menemukan kenyamanan, meskipun perasaan tersebut tidak berlaku bagi laki-laki.
5. Kurangnya pengalaman berinteraksi

Ketika perempuan tidak banyak memiliki pengalaman berinteraksi, ia cenderung kesulitan dalam mengutarakan perasaan dan kebutuhan dengan baik. Perempuan yang kurang percaya diri dalam berinteraksi mungkin menggunakan perhatian sebagai cara untuk memperoleh dukungan dari laki-laki. Ia akan mencari perhatian secara aktif karena tidak tahu bagaimana batasan wajar dalam mengekspresikan diri.
Selain itu, kurangnya pengalaman berinteraksi dapat memengaruhi kemampuan perempuan dalam memahami bahasa non-verbal, seperti ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya. Akibatnya, perempuan tidak memahami situasi ketika ekspresi diri yang ditunjukkan membuat laki-laki tidak nyaman. Maka dari itu, perempuan perlu mengembangkan keterampilan interpersonal demi menjaga hubungan baik dengan orang di sekitarnya.
Kecenderungan perempuan untuk mencari perhatian secara berlebihan dapat disebabkan berbagai faktor. Misalnya kehilangan figur ayah, trauma, kesepian, pengaruh media sosial, dan kurangnya pengalaman berinteraksi. Kendati demikian, pemahaman mendalam terhadap penyebab di atas dapat membantu kita memahami kompleksitas perilaku seseorang. Penting untuk menyikapinya dengan baik, tidak menghakimi, serta mendukung proses pencarian jati diri. Sehingga, perempuan dapat mandiri dan bahagia atas diri sendiri, tanpa mengandalkan perhatian cowok.