Mendengarkan omongan orang lain bisa gak ada habisnya, lho. Apalagi kalau sudah mengomentari hidup kita. Mau sebaik apa pun kamu bersikap di depan para tetangga, pasti ada saja satu dua orang di antara mereka yang suka julid. Melihat pacarmu yang hobi apel tiga kali seminggu, memancing komentar buruk dari mereka. Kamu dianggap cewek gampangan yang mau saja diajak jalan tanpa adanya kepastian.
Padahal bisa jadi niatmu pacaran lama dengannya demi untuk memastikan, apakah dia adalah orang yang tepat atau tidak. Jangan sampai, hanya karena ingin menghindari omongan buruk tetangga kalian memaksakan diri untuk segera menikah. Toh, nantinya yang menjalani rumah tangga itu kamu dan dia, bukan tetangga kalian. Ketika terjadi kesulitan, belum tentu mereka akan dengan suka rela membantu.
Jadi daripada mendengarkan ocehan buruk orang lain, mending kalian fokus memantaskan diri masing-masing. Sehingga nantinya saat hari bahagia itu tiba, kamu sudah benar-benar siap lahir dan batin untuk membangun rumah tangga bersama-sama.
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menyudahi masa lajangnya suatu saat nanti. Terpenting keputusan menikah itu sudah melewati pertimbangan yang serius. Bukannya menggunakan alasan sepele seperti itu dan kamu merasa sudah yakin betul untuk melenggang ke pelaminan. Ingat, pacaran bisa putus kapan saja dan tinggal cari pengganti.
Tapi kalau sudah menikah, kamu gak bisa seenaknya minta cerai. Ada dua keluarga yang juga perlu dijaga perasaannya. Makanya, kalau memang belum siap benar, gak usah memaksakan diri untuk menikah deh. Lebih baik pantaskan dulu dirimu, sehingga kerika hari bahagia itu datang kamu sudah benar-benar siap lahir dan batin. Setuju gak?