Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pasangan bahagia (Pexels.com/Yun Krukau)
Ilustrasi pasangan bahagia (Pexels.com/Yun Krukau)

Bagi Gen Z, hubungan romantis tidak lagi sekadar "jalan bareng" atau "punya status pacaran." Namun, mereka cenderung memikirkan banyak hal sebelum benar-benar menjalin sebuah hubungan. Mereka dikenal memiliki standar yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, dan hal ini sering menjadi bahan pembicaraan.  

Namun, memiliki standar tinggi bukan berarti mereka terlalu pilih-pilih atau sulit untuk jatuh cinta, ya. Standar ini muncul karena mereka ingin hubungan yang lebih bermakna dan berkualitas. Nah penasaran gak, kenapa sih Gen Z cenderung punya standar yang tinggi dalam hubungan? Berikut lima alasannya!  

1. Gen Z sudah lebih melek dengan kesehatan mental

ilustrasi depresi (pexels.com/David Garrison)

Gen Z sangat peduli pada kesehatan mental, dan hal ini juga tercermin dalam cara mereka memilih pasangan. Mereka menginginkan hubungan yang sehat secara emosional, bebas dari toxic behavior seperti manipulatif, gaslighting, atau over-controlling.  

Kesehatan mental bukan sekadar tren bagi Gen Z, tapi merupakan prioritas yang benar-benar mereka jaga. Itulah mengapa, mereka cenderung menjauh dari orang-orang yang hanya menambah beban pikiran. Pasangan yang mendukung secara emosional, paham pentingnya boundaries, dan mampu memberikan rasa aman, adalah syarat utama bagi generasi ini dalam menjalin hubungan.

2. Banyak terpapar informasi akibat digitalisaai

Ilustrasi media sosial (Pexels.com/Nothing Ahead)

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z terpapar berbagai informasi tentang hubungan, baik dari media sosial, podcast, maupun buku. Dari sana, mereka belajar tentang red flags, green flags, dan konsep hubungan yang sehat.  

Berbagai informasi ini membantu mereka untuk lebih kritis dalam memilih pasangan. Mereka tidak mudah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Sebaliknya, mereka berani menuntut hubungan yang sesuai dengan nilai dan prinsip yang mereka yakini.

3. Pengaruh role model dari generasi sebelumnya

Ilustrasi memasak bersama (Pexels.com/Gary Barnes)

Melihat generasi sebelumnya yang sering terjebak dalam hubungan toxic atau menikah karena tekanan sosial, Gen Z belajar untuk lebih selektif. Mereka tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dan lebih memilih menunggu pasangan yang benar-benar cocok.  

Standar tinggi ini bukan berarti mereka menuntut pasangan yang sempurna, tetapi ingin memastikan hubungan yang mereka jalani bisa membawa kebahagiaan jangka panjang. Ketimbang terburu-buru, mereka lebih memilih fokus pada pengembangan diri sebelum memutuskan untuk berkomitmen.  

4. Fokus pada karier dan self development

Ilustrasi mengadakan rapat (Pexels.com/fauxels)

Bagi Gen Z, hubungan bukanlah satu-satunya prioritas dalam hidup. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk mengejar pendidikan, karier, atau mimpi sebelum serius menjalin hubungan.  

Standar tinggi yang mereka tetapkan adalah bentuk self-respect. Mereka ingin pasangan yang bisa memahami ambisi mereka, mendukung mimpi-mimpi mereka, dan tumbuh bersama, bukan malah menahan mereka untuk berkembang. Ini adalah alasan mengapa mereka cenderung mencari pasangan yang seimbang secara intelektual, emosional, dan juga finansial.

5. Berani untuk mengakhiri hubungan yang tidak sehat

Ilustrasi berpisah (Pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu ciri khas Gen Z adalah berani untuk berkata "tidak" pada hubungan yang tidak membawa kebahagiaan. Mereka tidak ragu untuk mengakhiri hubungan jika merasa itu tidak sehat, meskipun hubungan tersebut sudah berlangsung lama.  

Mereka paham bahwa berada dalam hubungan yang salah, hanya akan membuang waktu dan energi. Daripada bertahan dalam hubungan yang tidak membuat bahagia, mereka lebih memilih untuk sendiri dan menunggu seseorang yang layak dan sepadan.  

Gen Z dikenal sebagai generasi yang berani menetapkan standar tinggi dalam hubungan. Meskipun memiliki standar tinggi, bukan berarti mereka sulit diajak berkomitmen, kok. Jika orangnya tepat, mereka gak akan segan-segan untuk memulai hubungan. Jadi, gimana, apa kamu setuju dengan cara Gen Z memandang hubungan ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team