Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Gen Z Jarang Bercerita dengan Orangtua, Realita Sekarang!

ilustrasi cerita dengan keluarga (unsplash.com/Jimmy Dean)
ilustrasi cerita dengan keluarga (unsplash.com/Jimmy Dean)

Komunikasi antara anak dan orangtua sering kali menjadi topik hangat yang dibahas. Sayangnya, banyak Gen Z yang lebih memilih curhat ke teman atau media sosial ketimbang berbicara dengan orangtua. Fenomena ini memicu berbagai diskusi dan kekhawatiran.

Apakah ada yang salah, atau ini hanya bagian dari perubahan zaman? Yuk, kita lihat lebih dekat 5 alasan utama yang membuat Gen Z cenderung jarang bercerita dengan orangtua mereka!

1. Gap generasi: Dunia yang terlalu berbeda

ilustrasi sosmed (unsplash.com/Nathana Rebouças)
ilustrasi sosmed (unsplash.com/Nathana Rebouças)

Gen Z tumbuh di era digital di mana hampir semua hal terkoneksi dengan internet. Sementara itu, banyak orangtua mereka tumbuh di zaman tanpa teknologi canggih ini. Ketika anak membahas tren TikTok atau game terbaru, respons orangtua biasanya adalah bertanya, tapi sulit memahami meski sudah dijelaskan.

Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan ini menciptakan kesenjangan komunikasi. Bukan karena orangtua tidak mau mendengarkan, tetapi sulit bagi mereka untuk memahami referensi budaya yang terlalu asing bagi mereka. Jadi, tidak heran jika Gen Z merasa lebih nyaman membahas topik ini dengan teman sebaya.

2. Takut dihakimi

ilustrasi ketakutan (pixabay.com/ambermb)
ilustrasi ketakutan (pixabay.com/ambermb)

Salah satu alasan utama Gen Z enggan terbuka adalah karena mereka sering merasa pendapatnya tidak dihargai. Misalnya, saat mereka berbagi kekhawatiran tentang jumlah likes di Instagram, respons seperti, “Cuma gitu doang dipikirin?” bisa langsung menutup pintu komunikasi.

Komentar yang terkesan meremehkan ini, meski mungkin tidak disengaja, dapat memicu rasa tidak nyaman atau bahkan malu. Gen Z pun akhirnya memilih untuk memendam cerita mereka.

3. Privasi lebih penting dari sebelumnya

ilustrasi sosmed (unsplash.com/Artem Beliaikin)
ilustrasi sosmed (unsplash.com/Artem Beliaikin)

Privasi menjadi hal penting bagi Gen Z. Di era di mana hampir semua aspek kehidupan terekam secara digital, mereka cenderung berhati-hati dengan siapa mereka berbagi cerita, termasuk dengan orangtua.

Gen Z sangat peduli dengan bagaimana informasi mereka digunakan atau disalahpahami. Bagi mereka, bercerita ke orangtua bisa berarti potensi dikritik atau bahkan dibagikan tanpa izin, misalnya dalam obrolan keluarga besar.

4. Ekspektasi tinggi dari orangtua

ilustrasi karier (unsplash.com/Saulo Mohana)
ilustrasi karier (unsplash.com/Saulo Mohana)

Sebagian besar Gen Z tumbuh di lingkungan dengan ekspektasi tinggi terhadap prestasi akademik dan karir. Ketika mereka merasa tidak mencapai target yang diharapkan, mereka cenderung menarik diri karena takut mengecewakan.

Tekanan ini sering membuat anak merasa kurang nyaman untuk berbagi. Mereka takut keluhan kecil dianggap sebagai tanda kelemahan atau sikap malas.

5. Media sosial menjadi sahabat baru

ilustrasi sosial media (unsplash.com/freestocks)
ilustrasi sosial media (unsplash.com/freestocks)

Tidak bisa dipungkiri, media sosial menjadi tempat pelarian utama bagi banyak Gen Z. Berbagai platform menawarkan ruang untuk berbicara tanpa rasa takut dihakimi. Bahkan, meme pun sering menjadi medium untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang mudah dipahami oleh teman sebaya.

Media sosial memungkinkan mereka merasa didengar tanpa tekanan. Ini berbeda dengan interaksi langsung yang kadang membuat mereka sulit menyampaikan apa yang dirasakan.

Gen Z yang jarang berbicara dengan orang tua bukan berarti mereka tidak peduli. Sebaliknya, ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih memahami. Daripada memaksakan diri masuk ke kehidupan mereka, orang tua bisa mulai dengan mendengarkan lebih baik tanpa menghakimi. Dengan membangun komunikasi yang sehat, jurang antar generasi ini mungkin saja bisa terisi, dan hubungan keluarga pun semakin erat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us