Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nongkrong bareng teman
ilustrasi nongkrong bareng teman (pexels.com/cottonbro studio)

Meski sudah berkeluarga, banyak suami yang masih suka main keluyuran. Bagi sebagian suami, nongkrong bareng teman bisa jadi cara melepas penat setelah sibuk kerja atau urusan rumah tangga. Tapi, sering kali muncul dilema tentang bagaimana caranya bisa keluar tanpa harus bikin istri curiga atau bahkan marah?

Masalahnya, banyak suami akhirnya memilih “jalan pintas” dengan berbohong. Padahal, kebiasaan ini justru bisa merusak kepercayaan dalam rumah tangga kalau suatu saat ketahuan. Nah, biar tetap bisa quality time bareng teman tanpa drama, ada beberapa tips agar suami dapat izin nongkrong tanpa harus bohongi istri. Penasaran? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini!

1. Jujur dari awal, jangan ditutup-tutupi

ilustarsi sepasang kekasih (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kejujuran adalah kunci komunikasi dan keharmonisan hubungan. Daripada bilang “ada rapat” padahal nongkrong, lebih baik jujur kalau memang mau ketemu teman. Istri biasanya lebih bisa menerima kalau tahu suaminya terbuka. Dengan begitu, dia gak perlu repot-repot curiga atau merasa dibohongi.

Kalau takut dibilang “gak peka,” coba sampaikan dengan cara yang lembut. Misalnya, “Sayang, aku ada rencana ketemu teman sebentar malam ini, gak lama kok, habis itu langsung pulang.” Dengan nada yang tenang, istri pun akan lebih mudah memahami.

2. Pilih waktu yang tepat

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kalau kamu maunya nongkrong setiap malam setiap waktu, ya jelas gak dibolehin. Juga jangan asal nongkrong di waktu-waktu krusial. Misalnya ketika istri lagi butuh bantuan jaga anak atau ada pekerjaan rumah yang menumpuk. Kalau kamu memaksa keluar di saat seperti ini, wajar saja kalau istri marah.

Cobalah atur jadwal nongkrong di waktu yang lebih aman dan memungkinkan, misalnya setelah semua urusan rumah beres atau di akhir pekan setelah quality time bareng keluarga. Dengan begitu, istri akan merasa tetap jadi prioritas, bukan nomer dua setelah tongkrongan.

3. Ajak istri untuk ikut, sekalipun dia gak mau

ilustrasi teman nongkrong (pexels.com/RDNE Stock project)

Cara lain biar nongkrongmu gak dianggap mencurigakan adalah dengan mengajak istri ikut serta. Meskipun dia kemungkinan menolak, ajakan ini menunjukkan kalau kamu gak punya apa-apa untuk disembunyikan. Cara ini cukup efektif ketika kamu berencana ngumpul bareng teman-teman yang ada cewekknya.

Kalau ternyata istri ikut, ya anggap saja kesempatan bagus biar dia juga kenal dengan teman-temanmu. Kalau dia menolak, biasanya justru lebih gampang kasih izin karena merasa kamu memang tulus dan terbuka.

4. Tetap komunikatif saat nongkrong

ilustrasi main sosmed (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu hal yang sering kali bikin istri kesal adalah ketika suami mendadak “hilang kabar” saat nongkrong. Chat gak dibalas, telepon gak diangkat, dan pulang pun telat. Itu bikin istri merasa diabaikan banget, lho.

Biar aman, usahakan tetap komunikatif. Gak perlu sering-sering, kasih kabar singkat kapan kamu akan pulang pun sudah cukup. Gestur kecil kayak gini bisa bikin istri lebih tenang dan percaya kalau kamu benar-benar melakukan apa yang kamu bilang.

5. Tahu batas dan jangan keterlaluan

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Jopwell

Nongkrong boleh, tapi tetap harus tahu batas. Kalau terlalu sering atau terlalu lama, wajar aja kalau istri jadi sebal. Ingat, kamu punya tanggung jawab utama sebagai suami dan mungkin juga ayah.

Coba atur frekuensi nongkrong, misalnya seminggu sekali atau sebulan dua kali. Dengan begitu, istri gak akan merasa kamu lebih mementingkan teman daripada keluarga. Kalau kamu bisa konsisten dengan batas ini, istri pun lebih rela kasih izin tanpa banyak protes.

Suami dapat izin nongkrong tanpa harus bohongi istri sebenarnya bukan hal yang mustahil. Kuncinya ada pada komunikasi yang jujur, pemilihan waktu yang tepat, keterbukaan, dan tentu saja tanggung jawab. Jadi, jangan lagi pakai alasan palsu karena kejujuran justru bikin hubungan makin sehat dan harmonis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team