Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cincin Pernikahan, Mahar
ilustrasi cincin pernikahan (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Pahami makna sebenarnya dari mahar sebagai simbol keseriusan dan komitmen, bukan pamer kemampuan finansial.

  • Diskusikan dengan terbuka dan dewasa tentang ekspektasi masing-masing, jangan jadikan pembicaraan ini ajang untuk saling menekan.

  • Sesuaikan dengan kondisi finansial, bukan gengsi; jangan tergoda tren atau tuntutan sosial, libatkan nilai personal dan spiritual.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pembahasan soal mahar selalu jadi hal sensitif yang bikin banyak pasangan bingung harus mulai dari mana. Ada yang menganggapnya formalitas saja, ada juga yang memaknainya sangat serius sampai merasa tertekan. Padahal, mahar adalah simbol komitmen, bukan soal gengsi atau angka yang fantastis.

Mahar memang punya nilai sakral, tapi juga sering dijadikan ajang perbandingan sosial. Ada yang merasa harus memberikan sesuatu yang mahal supaya terlihat mampu, ada pula yang merasa bersalah karena hanya bisa memberi sederhana. Berikut lima panduan yang bisa membantu biar kamu gak salah kaprah dalam memutuskan hal penting ini.

1. Pahami makna sebenarnya dari mahar

ilustrasi cincin pernikahan (pexels.com/Harvey Tan Villarino)

Sebelum mikir tentang berapa jumlahnya atau apa bentuknya, kamu perlu tahu dulu makna mahar itu sendiri. Secara hakikat, mahar adalah bentuk penghargaan dan tanggung jawab dari mempelai pria kepada calon istrinya. Jadi, ini bukan soal pamer kemampuan finansial, tapi simbol keseriusan dan komitmen.

Banyak yang salah kaprah karena menganggap mahar harus “wow”, padahal esensinya justru di niat dan ketulusannya. Mahar juga gak selalu harus berbentuk uang. Bisa berupa barang yang bermakna, seperti perhiasan, alat salat, atau sesuatu yang punya nilai sentimental bagi pasangan. Ingat, yang penting bukan mahalnya, tapi maknanya.

2. Diskusikan dengan terbuka dan dewasa

ilustrasi keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)

Banyak pasangan yang justru salah paham karena gak pernah benar-benar ngobrol soal mahar. Padahal, ini topik penting yang harus dibahas tanpa rasa sungkan. Diskusikan dengan pasangan secara jujur tentang ekspektasi masing-masing. Tanyakan apa yang dia harapkan, apa yang kamu sanggupi, dan apa yang paling berarti untuk kalian berdua.

Jangan jadikan pembicaraan ini ajang untuk saling menekan. Kalau pihak keluarga ikut campur, tetap jaga komunikasi dengan kepala dingin. Kadang, orangtua punya pandangan sendiri yang mungkin lebih tradisional, tapi kamu dan pasangan bisa mencari jalan tengah yang tetap menghormati tanpa mengorbankan kenyamanan kalian.

3. Sesuaikan dengan kondisi finansial, bukan gengsi

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu kesalahan paling umum dalam menentukan mahar adalah menjadikannya ukuran gengsi. Banyak yang memaksakan jumlah besar, padahal kemampuan finansial belum cukup. Akibatnya, justru muncul tekanan setelah menikah karena tabungan habis di awal.

Padahal, mahar itu bukan investasi sosial, tapi simbol tanggung jawab. Kamu gak harus memberikan sesuatu yang luar biasa mahal untuk dianggap serius. Kalau memang baru mulai membangun karier atau masih menabung, pilih mahar yang sederhana tapi bermakna. Misalnya, sejumlah uang dengan angka simbolik, perhiasan kecil, atau benda yang punya nilai emosional.

4. Jangan tergoda tren atau tuntutan sosial

ilustrasi mahar (freepik.com/freepic.diller)

Di zaman sekarang, banyak hal jadi tampak glamor, termasuk urusan mahar. Foto-foto mahar dengan uang berlapis, perhiasan mewah, sampai dekorasi cetar sering viral dan bikin orang lain merasa harus meniru. Padahal, gak semua yang indah di kamera itu realistis untuk ditiru.

Tren mahar seperti ini sering menyesatkan karena membuat orang lupa pada maknanya. Kalau kamu ingin dokumentasi yang bagus, gak harus mahal. Desain yang simpel dan elegan bisa terlihat sama cantiknya tanpa harus menguras dompet. Jangan biarkan tekanan visual dari internet bikin kamu merasa kurang.

5. Libatkan nilai personal dan spiritual

ilustrasi memakai cincin (freepik.com/freepik)

Hal terakhir yang sering dilupakan adalah nilai personal dalam mahar. Coba pikirkan hal-hal yang punya arti dalam perjalanan hubungan kalian. Bisa jadi buku yang punya makna khusus, alat ibadah yang selalu diimpikan, atau bahkan sesuatu yang punya kaitan dengan mimpi bersama.

Mahar yang punya cerita akan terasa lebih berkesan daripada angka besar yang tak punya makna. Selain itu, jangan lupakan sisi spiritual. Dalam banyak ajaran, mahar yang halal dan diberi dengan niat baik akan membawa berkah untuk rumah tangga. Gak perlu berlebihan, tapi pastikan semuanya dilakukan dengan keikhlasan, ya!

Menentukan mahar memang gak bisa dianggap sepele, tapi juga jangan dijadikan beban. Selama kamu dan pasangan saling terbuka, realistis, dan fokus pada maknanya, mahar akan jadi simbol indah dari cinta yang tulus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team