Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Waktu Tidak Tepat untuk Bicarakan Masalah Berat dengan Pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setelah kamu menikah, setiap masalah memang perlu dibicarakan dengan pasangan. Tujuannya biar kalian sama-sama tahu, bisa saling membantu, dan gak merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan. Khususnya untuk persoalan-persoalan yang berat, jangan disembunyikan dari pasangan.

Namun, untuk membicarakannya harus tahu waktu yang tepat. Sebaik apa pun pasangan, salah pilih waktu bisa membuat reaksinya kurang positif. Nanti dirimu merasa kapok membahas masalah berat dengannya. Padahal, kalau bukan sama dia dengan siapa lagi kamu hendak membicarakannya?

Meski rasanya dirimu tidak sabar untuk segera menyampaikannya, selama bukan tentang persoalan hidup dan mati sebaiknya tunda dulu kalau waktunya belum pas. Seperti delapan waktu berikut yang mestinya gak diisi dengan obrolan topik berat dan sensitif. Sabar sedikit, ya.

1. Menjelang tidur

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Kalian biasa bercakap-cakap ringan menjelang tidur. Topiknya tentang kegiatan hari ini, agenda besok, atau sekadar saling merayu. Kamu lantas berpikir apa saja bisa dibicarakan menjelang tidur. Namun, hal itu tidak tepat karena masalah berat akan membuat pikiran berusaha bekerja keras.

Membahasnya ketika kalian sudah sama-sama berbaring malah bikin susah tidur. Kalian akan merasa tidak nyaman dan terus berpikir sehingga waktu istirahat malam tidak optimal. Pembahasan semalam belum tuntas, tetapi keesokannya kalian bangun dengan badan yang gak bugar dan belum apa-apa telah diliputi stres.

2. Pasangan lagi sibuk-sibuknya atau capek

ilustrasi pasangan lelah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kesibukan pasangan tidak mengada-ada dan perlu diprioritaskan kalau berhubungan dengan pekerjaan. Sekali lagi jika masalah berat yang perlu kamu sampaikan padanya bukan tentang nyawa, tunggu kesibukan pasangan berkurang dulu. Beri waktu pula untuknya memulihkan diri dari rasa lelah setelah hari-hari yang sibuk itu.

Menginterupsi kesibukannya dengan masalah berat yang kurang mendesak akan dirasakan sebagai gangguan. Pasangan bisa kesal dan persoalan tidak mendapatkan tanggapan yang memuaskan apalagi menyelesaikannya. Keadaan lelah juga membuatnya tak mampu fokus ke ceritamu. Mending masalahnya disampaikan besok-besok saja setelah ia bugar kembali.

3. Di momen perayaan yang seharusnya bahagia

ilustrasi pasangan (pexels.com/Bethany Ferr)

Masalah besar bisa muncul kapan saja, termasuk di hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan. Akan tetapi, berusahalah supaya hari bahagia itu tidak serta-merta rusak oleh persoalan tersebut.

Contohnya, hari ini ulang tahun pernikahan kalian. Pasangan sudah menyiapkan acara spesial untukmu, seperti makan di luar. Kamu yang telah terlebih dahulu tahu mengenai persoalan tersebut mesti menahan diri sampai acara makan di luar selesai. Jangan mengacaukan acara yang sudah direncanakannya sebaik mungkin dengan tergesa-gesa membicarakan masalah berat.

4. Cuma lewat telepon atau chat, belum bertemu langsung

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Ketika masalah berat muncul, rasanya memang kamu gak sabar untuk memberitahukannya pada pasangan. Makin dekat hubungan kalian makin dirimu merasa lebih cepat membicarakannya lebih baik. Itu ada benarnya, tetapi tetap pikirkan pula kendala komunikasi kalian saat ini.

Persoalan serius tidak sama dengan masalah yang lebih ringan dan biasa kalian bicarakan melalui telepon atau chat. Terbaik ialah kamu menunggunya pulang atau kalian bertemu di suatu tempat guna membicarakannya secara langsung. Komunikasi tatap muka meminimalkan risiko kesalahpahaman.

5. Emosi masih menguasai

ilustrasi emosi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Baik emosi hanya dirasakan olehmu sebagai orang yang pertama mengetahui suatu masalah atau kalian berdua, ini tanda bahwa sekarang belum tepat untuk membicarakannya. Kalian perlu menenangkan diri dulu sebab mendiskusikan persoalan berat cenderung membuat emosi makin negatif. Lebih baik menundanya agar nanti obrolan lebih tenang.

Setiap masalah butuh solusi, apalagi persoalan berat yang memerlukan beberapa alternatif pemecahan. Ini cuma bisa ditemukan jika kalian sama-sama dalam kondisi tenang. Ketenangan membantu pikiran bekerja dengan lebih baik. Masalah berat pun lebih mudah diselesaikan dengan solusi yang gak buang-buang waktu serta energi.

6. Waktu makan

ilustrasi sarapan (pexels.com/Jack Sparrow)

Duduk bersama di jam makan mungkin membuatmu tak tahan untuk segera membicarakan suatu persoalan. Namun, pembahasan yang berat-berat merusak selera makan. Bukan cuma makanan yang sudah disajikan menjadi gak habis, tetapi suasana hati kalian juga akan berubah muram.

Makin lapar pasangan, makin ia gak siap mendengar kabar buruk apa pun. Beri waktu untuknya makan dulu dengan tenang. Perut yang kenyang membuat hati lebih tenteram. Kamu sendiri juga tak boleh melewatkan makan lantaran terhanyut oleh suatu persoalan. Isi energimu bukan buat berantem sama pasangan sehabis ini, tapi untuk memikirkan masalah itu dari segala sisi.

7. Lagi ada anak atau orang lain

ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)

Masalah yang berat sebaiknya memang cuma dibicarakan di antara kalian berdua. Anak di bawah umur belum waktunya untuk mendengarkan persoalan yang rumit. Takutnya diskusi agak memanas dan anak ketakutan melihat kalian nyaris bertengkar. Pun membahas masalah berat sekarang juga mengurangi waktu dan perhatian kalian buat anak.

Selain anak, persoalan serius sebaiknya juga tidak dibicarakan saat ada orang lain di rumah yang bisa ikut mendengar. Seperti ART atau sedang ada saudara yang menginap. Kalian tidak tahu apa yang mereka pikirkan dan lakukan setelah mendengarnya. Jangan sampai orang lain ikut campur atas masalah itu atau malah menyebarkannya ke mana-mana.

8. Menjelang bercinta

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vika Glitter)

Bagi dua orang dewasa lawan jenis, hasrat seksual bahkan bisa bikin lupa makan. Maka jika masalah berat tidak cocok dibahas saat makan, apalagi ketika pasangan sedang ingin bercinta denganmu. Meski kamu sudah sejak siang memikirkan persoalan itu, tenangkan dulu pasanganmu dan nikmati hubungan seks kalian.

Selain kebutuhan pasangan terpenuhi, dirimu juga jauh lebih rileks selepas bercinta. Rasa pusing akibat terlalu memikirkan suatu masalah menjadi berkurang. Ditambah tidur sebentar setelah sesi intim, kalian akan lebih siap membicarakan persoalan. Tanpa emosi bahkan dengan sikap lemah lembut efek bahagia selepas berhubungan seks.

Untuk masalah berat yang amat genting karena harus ditangani sekarang juga, penundaan memang tidak tepat. Contohnya, ada saudara dekat yang kecelakaan dan kalian harus segera membantu segala urusan rumah sakitnya. Namun, persoalan-persoalan berat yang masih bisa menunggu sebaiknya melihat waktu dan situasinya sudah tepat atau belum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us