Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Awal menjalin komitmen dengan seseorang pasti dipenuhi perasaan senang dan berbunga-bunga. Rasanya, kamu ingin selalu berada dekat pasanganmu. Apa pun dilakukan berdua, bahkan rutinitas sederhana jadi terasa membosankan tanpa doi.

Tapi hati-hati, lho. Banyak orang yang terlalu mendewakan kedekatan sampai lupa pentingnya membangun batas. Salah satunya, batasan emosional. Walau batasan emosional bisa terlihat berbeda bagi setiap orang, tapi batasan ini yang akan membantumu untuk mendapat apa yang kamu perlukan dalam relasi.

Gak perlu bingung. Ini nih, lima manifestasi dari emotional boundary yang bisa kamu terapkan saat awal menjalin hubungan.

1. Tidak mengambil personal perasaan pasanganmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Mudah untuk kita terprovokasi perasaan orang di sekitar, terlebih orang terdekat yang kamu sayangi. Namun kenyataannya, kebiasaan tersebut sama sekali tidak sehat. Ini menjadi bukti bahwa kamu tidak cukup dewasa dalam mengendalikan emosi, sampai mudah terpengaruh oleh perasaan orang lain.

Bukan berarti tidak berempati, ya. Kamu masih bisa, kok, mendengarkan curhatan doi tanpa perlu terpengaruh emosi negatifnya. Mengambil personal perasaan orang lain hanya membuatmu merasa lelah dan tidak nyaman. Hubungan seharusnya saling mendukung, bukannya menjatuhkan.

2. Tetap memprioritaskan kebutuhanmu

ilustrasi wanita (pexels.com/Ionela Mat)

Ketika menjalin relasi dengan seseorang malah membuatmu kehilangan diri sendiri, maka bisa jadi itu tanda bahwa relasi tersebut bukan yang tepat untukmu. Hubungan yang benar adalah ketika dua pihak bisa sama-sama hadir dan bertumbuh menjadi lebih baik.

Hal ini jelas berbeda dengan egois. Bersikap egois berarti hanya fokus pada dirimu dan kebutuhanmu, sementara hubungan yang sehat harus seimbang antara mengerti apa yang kamu dan pasanganmu sama-sama butuhkan.

3. Sadari bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas perasaan pasanganmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project

Memang, kita selalu ingin orang yang kita cintai bahagia. Tapi, hal ini tidak berarti kamu harus selalu bertanggung jawab atas perasaan pasanganmu. Terkadang, ada beberapa peristiwa menyakitkan yang tidak bisa dihindari.

Sadari bahwa bukan tanggung jawabmu untuk selalu memperbaiki perasaan negatif pasangan. Setiap orang punya kemampuan dan batasan sendiri, termasuk dirimu.

4. Jelas dalam menetapkan komitmen waktu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Liliana Drew)

Menetapkan komitmen waktu adalah bagian dari membangun batasan emosional. Memang, hubunganmu akan menjadi bagian besar dalam hidupmu, tapi itu tidak seharusnya mendefinisikan seluruh hidupmu.

Kamu pun tetap harus meluangkan waktu untuk dirimu. Entah me time, mengikuti kegiatan positif, atau melakukan hal yang kamu suka. Meluangkan waktu untuk pasangan memang penting, tapi kamu pun perlu beri ruang dan waktu untuk dirimu bertumbuh.

5. Bangun dan pertahankan kehidupanmu sendiri

ilustrasi wanita (pexels.com/Mike Jones)

Kehidupan yang baru bersama pasangan tidak seharusnya merampasmu dari kehidupanmu sendiri. Kamu masih bisa membangun hubungan sambil tetap melakukan hobi, mengikuti kelas pengembangan diri, dan masih banyak lagi. Hal ini akan membantumu mempertahankan identitas dan rasa percaya diri dalam hubungan.

Intinya, kamu pun perlu mengembangkan kemandirian. Batasan emosional termasuk bertanggung jawab atas perasaan dan identitas diri, tanpa harus bergantung dengan orang lain.

Lima sikap di atas jadi manifestasi nyata dari membangun batasan emosional dalam relasi. Jangan tunggu kebablasan baru membangun batas, sedini mungkin hal ini sudah perlu dicegah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team