Memang kedewasaan itu tak bisa diukur dari usia saja. Tetapi, mungkin pengalaman hidup yang berbeda, membuat kalian punya sudut pandang lain ketika sedang berargumen.
Bagi Syahrani, karakter pasangan lebih berperan besar dari penyelesaian konflik dalam hubungan dibandingkan perbedaan usia mereka. Namun, ia juga gak menampik kalau dirinya kadang merasa terdapat ketidakseimbangan dalam hubungannya.
"Katanya, sih di suatu umur yang sama, wanita itu lebih dewasa dan laki-laki cenderung lebih kekanak-kanakan. Kebayang kan, kalau dia lebih muda berarti kedewasaannya masih kurang bisa stabil dan seimbang," ujarnya.
Selain itu, karena perbedaan pola pikir tersebut, pasangan yang lebih muda mungkin akan terkesan kurang sensitif dan peka terhadap masalah orang lain. Hal ini dituturkan oleh Ani.
Ani merasa ketika ada perbedaan pendapat, mantan pasangannya cenderung kurang bisa jadi pendengar yang baik. "Yang aku rasakan ketika berargumen, mereka itu mendengarkan untuk membalas omonganku doang. Jadi, dibalesnya pake ego," tuturnya.
Ketika bertengkar, topik ageism juga sering diangkat dalam pembicaraan mereka. Ani mengatakan, "Umur emang gak nentuin kedewasaan, tapi pengalaman hidup gak berbohong."
Wulan (23), fresh graduate dari kampus swasta Jakarta, menyatakan pendapat yang berbeda. Berdasarkan pengalamannya, ia merasa pasangan lebih muda juga bisa punya sifat yang lebih sensitif.
"Mereka masih peka, kok! Tapi, aku emang jarang ngobrolin hal serius, sih. Jadi, mungkin akan beda lagi kalau bahas topik yang lebih berat," ujarnya.