Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Perempuan Mulai Beralih ke Slow Fashion

ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@chloeevans)
ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@chloeevans)

Slow fashion adalah gerakan yang semakin populer di kalangan perempuan, terutama mereka yang peduli terhadap dampak industri fashion terhadap lingkungan, pekerja, dan ekonomi. Gerakan ini mendorong konsumen untuk memilih pakaian yang lebih berkualitas, tahan lama, dan diproduksi secara etis. Ada alasan utama mengapa perempuan mulai beralih ke slow fashion, apa saja?

1.  Kesadaran akan dampak lingkungan

ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@artificialphotography)
ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@artificialphotography)

Alasan utama perempuan mulai beralih ke slow fashion, satu di antaranya adalah meningkatnya kesadaran akan dampak negatif industri fashion terhadap lingkungan. Fast fashion, yang menghasilkan pakaian secara massal dan murah, sering kali menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan menghasilkan limbah tekstil yang sangat besar.

Selain itu, produksi cepat ini menghabiskan sumber daya alam, seperti air dan energi, secara berlebihan. Dengan beralih ke slow fashion, perempuan dapat mendukung praktik yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan bahan organik, daur ulang, dan proses produksi yang minim limbah. Ini membantu mengurangi jejak karbon dan menjaga kelestarian bumi untuk generasi mendatang.

2. Mendukung praktik produksi yang lebih etis

ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@noemierssl)
ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@noemierssl)

Slow fashion juga menarik perempuan yang peduli tentang kondisi kerja para pekerja di industri fashion. Fast fashion sering kali dikaitkan dengan upah rendah, kondisi kerja yang buruk, dan eksploitasi pekerja, terutama di negara-negara berkembang.

Slow fashion, sebaliknya, menekankan pentingnya produksi yang adil dan etis, di mana pekerja menerima upah yang layak dan bekerja dalam kondisi yang aman. Dengan memilih slow fashion, perempuan dapat mendukung perusahaan dan brand yang memprioritaskan hak-hak pekerja dan mempromosikan keadilan sosial dalam rantai pasokannya.

3. Menghargai kualitas dan daya tahan produk

ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@hugo_cmt)
ilustrasi thrift shop (unsplash.com/@hugo_cmt)

Selain pertimbangan etis dan lingkungan, banyak perempuan yang beralih ke slow fashion karena mereka menghargai kualitas dan daya tahan produk. Slow fashion berfokus pada pembuatan pakaian yang berkualitas tinggi dan dirancang untuk bertahan lama, berbeda dengan fast fashion yang sering kali menghasilkan pakaian dengan kualitas rendah yang cepat rusak.

Dengan memilih pakaian yang lebih tahan lama, perempuan tidak hanya menghemat uang dalam jangka panjang, tetapi juga mengurangi frekuensi konsumsi dan limbah pakaian. Pakaian slow fashion biasanya dibuat dengan bahan yang lebih baik dan teknik produksi yang cermat, sehingga lebih bernilai dan dapat digunakan selama bertahun-tahun.

Kesadaran akan dampak lingkungan, dukungan terhadap produksi yang lebih etis, dan penghargaan terhadap kualitas adalah tiga alasan utama mengapa perempuan mulai beralih ke slow fashion. Dengan membuat pilihan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan, perempuan dapat berkontribusi pada gerakan yang tidak hanya baik untuk planet ini, tetapi juga untuk kesejahteraan manusia. Slow fashion bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang mengubah cara kita berinteraksi dengan mode dan dunia di sekitar kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anastasia Jaladriana
EditorAnastasia Jaladriana
Follow Us