Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
https://unsplash.com/KingaCichewicz

Masyarakat memiliki caranya sendiri dalam memberikan komentar terhadap suatu hal sehingga menimbulkan sebuah tekanan dan tolak ukur akan sebuah kenormalan. Kuatnya sistem patriarki membuat perempuan mendapatkan tekanan sosial dari masyarakat yang mana dinilai janggal apabila tidak mencapai apa yang telah digariskan. Tahukah kamu bahwa tekanan sosial mampu mempengaruhi kehidupan seseorang? Ini lima tekanan sosial yang perempuan dapatkan dari masyarakat.

1. Jangan menikah terlalu tua!

https://unsplash.com/WuJianxiong

Sudah melekat dengan budaya, jika perempuan belum menikah di umur melebihi yang pada umumnya dilakukan akan mendapatkan label sebagai perawan tua. Perempuan seakan-akan diharuskan telah memiliki suami dan anak pada usia yang pada umumnya masyarakat lakukan yakni tidak kurang dari 25 tahun. Padahal, urusan dalam perjodohan bukan sepenuhnya kuasa manusia kan?

2. Pendidikan tinggi menjadi masalah

https://unsplash.com/MDDuran

Apa kamu pernah dengar kalimat ini? "Perempuan jangan sekolah terlalu tinggi, nanti laki-laki gak ada yang mau",  pendidikan adalah hak seluruh manusia tanpa memandang jenis kelamin. Perempuan yang memiliki pendidikan tinggi berarti memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri, ingin menambah pengetahuan yang selama ini telah mereka miliki. Benar begitu bukan?

3. Karier atau keluarga?

https://unsplash.com/BrookeLark

Dibuat galau dengan kedua pilihan ini, perempuan seakan-akan dibuat oleh masyarakat untuk tidak boleh memiliki kedua hal tersebut. Kalau memilih karier, perempuan dikatakan menelantarkan keluarga namun kalau perempuan memilih keluarga dikatakan menyia-nyiakan pendidikan yang selama ini ditekuni. Kok serba salah?

4. Standar kecantikan

https://unsplash.com/CristianNewman

Masyarakat mendefinisikan cantik dengan wajah yang bersih, cerah tanpa jerawat serta tubuh langsing tanpa lemak. Tidakkah mereka ketahui bahwa dengan menciptakan tolak ukur tersebut membuat perempuan tidak mencintai diri mereka sendiri dan berlomba-lomba mencapai standar itu. Padahal, cantik tidak dapat diukur dengan adanya standar tersebut.

5. Dilarang pulang larut malam

unsplash.com/IsaiahRustad

Banyak persepsi tidak baik yang masyarakat berikan kepada perempuan jika pulang ke rumah dalam keadaan larut, mulai dari perempuan tidak baik hingga dituduh habis melakukan hal yang tidak-tidak kalau pulangnya diantar oleh laki-laki. Masyarakat terlalu sibuk memberikan penilaian yang sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa, setuju tidak?

Tekanan sosial akan menjadi sebuah beban jika tidak dapat mengontrol diri sendiri, tidak hanya perempuan saja yang mendapatkan tekanan dari masyarakat begitu pula dengan laki-laki. Pemberian tolak ukur sebagai acuan sebuah kenormalan di tengah masyarakat sudah sebaiknya tidak terlalu diperhatikan, terlebih sampai mengganggu ketentraman hidup kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorOpal