Aku Pernah Menjadi Remaja Galau, Tapi Kini Aku Menjadi Wanita Dewasa yang Layak Diperjuangkan

Banyak hal yang sudah terjadi di kehidupan kita masing-masing. Termasuk salah satunya menjadi seorang remaja galau. Dulu kuakui aku memang rapuh. Dulu kuakui aku memang menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan orang itu. Dulu kuakui aku memang menjadi sosok remaja “alay” yang merangkai kalimat-kalimat cinta di sosial media demi orang yang tak kunjung datang. Tapi kini semuanya berubah. Aku menjadi wanita yang lebih elegan dan punya integritas. Bahkan aku layak diperjuangkan. Alasannya?
Galau di Usia Sekolah Membuat Kita Kehilangan Waktu Berprestasi, Alhasil Ketika Kuliah Kita Banyak Menyadari Bahwa Pendidikan Itu Penting!
Saat usia sekolah, tak dapat dipungkiri memang pengaruh pergaulan menjadi salah satu pemicu pembentukan karakter dan kebiasaan bertingkah laku. Saat kita hendak belajar, ada yang SMS. Ternyata teman ngajak makan, ternyata doi ngajak ketemuan, ternyata genk ngajak kumpul nongkrong. Waktu yang harusnya dibuat ngerjain PR malah teleponan sama pacar. Alhasil ngerjain PR pagi-pagi sebelum bel bunyi masuk kelas.
Setelah patah hati dan galau habis-habisan. Ternyata memasuki kuliah, semua itu berubah. Kita menjadi wanita yang justru tahan uji. Baik itu dari berbagai rayuan pria gombal, ajakan teman buat seneng-seneng tak jelas, dan buat ngelakuin hal yang bawa kerugian dalam hal pendidikan. Dulu boleh jadi waktuku sempat tersita untuk galau cinta tak jelas. Tapi kini aku justru sibuk menyiapkan masa depan!