TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Bintania Purnomo, Srikandi Pemadam Kebakaran Kota Bandung

#IDNTimesLife Taklukkan jalan demi padamkan nyala api

Bintania Purnomo, operator pengemudi mobil Damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (dok. istimewa)

Menjalani profesi sebagai petugas pemadam kebakaran, tentu memiliki risiko tinggi. Bertaruh nyawa di setiap lokasi adalah hal yang sudah biasa mereka lakoni.

Bintania Purnomo, petugas administrasi yang merangkap sebagai pengendara mobil Damkar di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, membuktikan bahwa profesi ini ternyata bukan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki. 

IDN Times berkesempatan mewawancarai lebih lanjut perempuan yang akrab disapa Intan pada Kamis (20/05/2021). Bagaimana cerita Intan hingga sekarang dipercaya mengoperasikan mobil Damkar? Berikut ulasan selengkapnya.

1. Intan adalah satu dari 34 srikandi perempuan yang bertugas di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung

Bintania Purnomo, operator pengemudi mobil Damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (dok. istimewa)

Perempuan kelahiran Bandung, 6 Januari 1985 ini, gak pernah menyangka akan bekerja sebagai pegawai administratif di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung pada tahun 2013. Selang empat tahun bertugas sebagai administrator keuangan, ia dipercaya sebagai operator pengemudi mobil Damkar yang berisi 8000 L air.

Pada awalnya, peran srikandi perempuan di tempat lokasi sebenarnya untuk membantu logistik serta menenangkan korban yang sedang histeris. Namun, saat itu, ada kejadian yang memaksanya harus membantu petugas lain karena kurangnya tenaga operator lantaran kebakaran yang cukup besar.

"Kebetulan salah satu operator bilang, tolong bawa dulu (mobil Damkar) karena waktu itu kebakarannya lumayan lama dan besar," jelasnya. 

2. Bagaimana tanggapan keluarga mengenai profesinya yang punya risiko besar itu?

Bintania Purnomo, operator pengemudi mobil Damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (dok. istimewa)

Semenjak kejadian tersebut, Intan dipercaya membawa mobil sekaligus merangkap tugas sebagai operator pengemudi bersama satu orang rekan perempuannya. Respons kepala dinas waktu itu mendukung dengan dibuatkannya Intan SIM B1 dan diberikan pelatihan oleh operator yang sudah ahli.

Saat ditanya bagaimana tanggapan dari keluarga perihal pekerjaannya yang berisiko tinggi, perempuan lulusan S1 Akuntansi itu kemudian mengatakan bahwa keluarga mendukung dengan pilihannya bekerja di bidang ini.

"Kaget iya, gak nyangka saya bisa membawa mobil besar dengan mengangkut air di tangki, tapi selebihnya mereka bangga dan mendukung, terutama anak dan suami," ujarnya. 

Baca Juga: Cerita Soraya Cassandra Merawat Alam Melalui Kebun Kumara

3. Selama mengendarai mobil Damkar, Intan mengaku kesadaran masyarakat saat di jalan raya masih kurang

Bintania Purnomo, operator pengemudi mobil Damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (dok. istimewa)

Ketika terjadi kebakaran, operator pengemudi gak dianjurkan meninggalkan mobil karena harus mengoperasikan mobil untuk mengisi air ulang serta menyambung selang. Saat mengendarai mobil, Intan terkadang harus berburu dengan waktu, terlebih ketika air habis dan perlu diisi kembali dari dinas menuju lokasi kejadian.

Ia bercerita perihal bagaimana sulitnya menerjang jalanan Kota Bandung saat bertugas mengemudikan mobil Damkar. Ternyata, masih banyak pengendara di jalanan kota yang abai dan gak memberikan jalan ketika mobil Damkar ingin lewat.

"Kalau di jalan itu, kesadaran masyarakat masih kurang. Mereka dengar sirene, apalagi mobil Damkar berangkat juga gak sendiri, pasti beruntun, tapi tetap aja ada yang gak kasih jalan. Bahkan sebenarnya jalanan gak macet, sudah disirene dan diklakson, tetap di tengah gitu," kisahnya pada IDN Times.

4. Apa ketakutan terbesar Intan ketika menjadi operator pengemudi Damkar?

Bintania Purnomo, operator pengemudi mobil Damkar Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (dok. istimewa)

Sosok srikandi perempuan nyatanya punya andil besar di lokasi kejadian. Selain menenangkan korban, ia bercerita tentang seorang rekan yang menyelamatkan seseorang dengan disabilitas. Kala itu, orang yang dimaksud terjebak di nyala api dalam keadaan gak berbusana dan ketakutan saat akan diselamatkan petugas laki-laki.

Namun tetap saja, bertaruh nyawa tiap kali datang ke lokasi kebakaran, belum lagi saat mengemudikan mobil Damkar di jalan, merupakan tantangan tersendiri bagi Intan.

"Ada perasaan takut itu setelah ada rekan saya yang meninggal karena tertimpa bangunan. Sebenarnya, itu api sudah padam, tapi di bangunan ada dinding beton yang rapuh, lalu menimpa mereka. Jadi, sekarang lebih memperhatikan di lokasi dari struktur gedung atau tempat kebakaran," terangnya.

Ia juga berujar pada IDN Times, masih banyak kejadian yang berisiko nyawa. Misalnya, rekan seniornya gak sengaja menginjak kayu rapuh dan terjatuh pada air yang masih mendidih, kemudian terendam air panas. "Kalau sudah di lokasi, walaupun itu jaraknya masih jauh, itu panasnya juga luar biasa," tambahnya.

Baca Juga: Kisah Asri Wijayanti Berdayakan Penjahit Lokal lewat Jahitin.com

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya