TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disma Ajeng: Kontestan Putri Indonesia yang Dulu Pernah Dibully, Tapi Kini Jadi Inspirasi

#AkuWanitaHebat

instagram.com/dismarasty/

Nama Disma Ajeng Rastiti telah naik daun. Maklum, tahun ini ia tercatat sebagai salah satu finalis Putri Indonesia mewakili Jawa Tengah. Pada 19 Februari lalu Disma berhasil lolos lantas tergabung bersama 38 perempuan lainnya untuk berlaga di kontes yang cukup prestisius itu. Kala itu, Jakarta Convention Center menjadi tempat bersejarah bagi Disma untuk unjuk kemampuan panggung kebanggaan, disaksikan jutaan pasang mata, untuk mengharumkan nama Jawa Tengah.

Enggan menjadi mahasiswa yang kupu-kupu, Disma melakukan banyak kegiatan.

facebook.com/DismaRasty25?fref=ts

Sekitar lima tahun lalu, perempuan kelahiran Jawa Tengah, 25 Desember 1993, itu terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Perempuan berparas ayu berpawakan tinggi tersebut kala itu tak tampak mendominasi. Seperti rekan-rekan sejawatnya, ia rajin mengikuti kelas demi kelas di bangku kuliah. Mungkin teman-temannya tak menyangka kalau Disma bakal menjadi figur publik.

Tahun demi tahun menjalani aktivitas sebagai mahasiswa Kampus Biru, ia enggan berdiam. Perempuan Capricorn itu tak mau menjadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang-kuliah-pulang. Selain aktif di organisasi jurusan dan membantu rekan-rekannya menjalankan beragam program Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia, Disma lantas mencoba-coba terjun di dunia broadcasting.

Menenggelamkan diri di dunia broadcasting memang sudah menjadi mimpinya sejak kecil. Setelah dewasa, Disma memulai karier di dunia penyiaran.

instagram.com/dismarasty/

Disma berkisah, ia suka menonton televisi sejak usianya 8 tahun. Kesukaan itu tak dibiarkan menjadi hal yang tak bermanfaat. Tepatnya pada 2013, ia lantas memulai karier menjadi penyiar di stasiun televisi negeri, TVRI.

Di situ, Disma menjadi host acara talkshow. Kurang lebih setahun ia bergabung dengan TVRI. Selama itu pula pengalamannya terasah. Niat untuk menjadi lebih professional pun terpantik.

Usai menuntaskan pekerjaan di TVRI, yakni pada 2014, Disma lalu menjadi presenter RCTI, khususnya untuk regional Yogyakarta. Ia menjadi presenter untuk program Seputar Indonesia Pagi. Sudah tak terhitung berapa kali wajah Disma terpampang di layar kaca.

Semakin ke sini, Disma semakin menyadari bahwa kemampuannya tak boleh dibiarkan terkubur. Karena itulah dia memutuskan melebarkan sayap bersama Yayasan Putri Indonesia.

facebook.com/DismaRasty25?fref=ts

Disma mulai ikut beragam kontes. Puncaknya adalah Putri Indonesia. Turut terlibat menjadi kontestan di ajang prestisius bukan keinginan yang sekonyong-konyong muncul.

“Sejak kecil, sedari suka nonton televisi itu, aku lalu memulai persiapan buat meninggikan badan, memperbanyak pengalaman, latihan public speaking, dan lain-lain,” ucapnya.

“Baru tahun lalu mencoba ikut audisi (Putri Indonesia),” ujar Disma.

Tak seperti rekan-rekan seperjuangannya, berusaha memperbanyak pengalaman bukan berarti ia harus tergabung dalam sekolah model. “Aku gak pernah ikut model, kok,” katanya.

Memperkaya kemampuan di bidang modeling malah ia lakoni dengan otodiak, lantaran ia membantu teman-temannya.

Baca Juga: Rachel Goddard: Cantik adalah Dia yang Jadi Diri Sendiri dan Gak Takut Berekspresi!

“Mereka (juri) bertanya mengapa aku mengambil jurusan itu, apa pentingnya, tanggapan jurusan itu di zaman sekarang, apa bedanya sama zaman dulu. Lalu apa yang mempengaruhi perkembangan sastra Indonesia,” katanya, menambahkan.

Pertanyaan itu dijawab dengan tangkas oleh Disma. Dalam jawabannya, perempuan yang pernah menjadi Duta Bahasa itu mengatakan jurusan sastra memang jarang diminati masyarakat Indonesia. Namun, kini, banyak sinetron atau film diangkat dari karya sastra. Hal itu membuktikan bahwa secara tidak sadar masyarakat membutuhkan sastra untuk banyak bidang.

Kontes Putri Indonesia bukan berarti berebut unjuk diri siapa yang menjadi yang paling cantik dan siapa yang mempunyai badan paling indah. Namun siapa yang memiliki tabiat baik dan pengetahuan yang oke.

facebook.com/DismaRasty25?fref=ts

Seperti Disma, ia mengalahkan peserta lain di Jawa Tengah lantaran punya kemampuan yang unggul dan pengetahuan yang baik. Salah satunya di bidang sastra. Sebagai mahasiswa sastra, pengetahuan tersebut memang menjadi andalan yang mampu meloloskannya sampai ke tingkat nasional.

“Yang aku ingat waktu interview, aku banyak ditanya soal kesusasteraan. Itu pertanyaan yang gak dikasih ke kandidat lain. Aku menjabarkan tentang sastra pakai bahasa Inggris waktu itu,” katanya.

Baca Juga: Diajeng Lestari: Tak Cuma di Keluarga, Wanita Juga Berpengaruh Buat Perekonomian Negara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya