TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenny Jusuf: Banyak Perempuan Gelisah karena Belum Menikah

Padahal setiap perempuan itu punya pilihan kok

Dok. IDN Times

Jenny Jusuf terkenal sebagai penulis skenario ternama Indonesia. Ia banyak menulis film dari adaptasi buku-buku ternama, seperti Filosofi Kopi (Dee Lestari), Critical Elevan (Ika Natassa) dan saat ini menggarap film NKCTHI (Marchella FP). Tak hanya sebagai penulis skenario, Jenny juga dikenal di Instagram sebagai seseorang yang sering membahas isu pemberdayaan perempuan.

Pada hari Sabtu (7/9) dalam acara Indonesia Writers Festival 2019, Jenny berbagi pengalaman dan kisahnya yang berhubungan dengan jati dirinya sebagai perempuan. Menurutnya, permasalahan banyak perempuan Indonesia saat ini menyangkut jodoh dan takut akan masa depan mereka.

1. Jenny sangat merasa in touch dengan jati dirinya sebagai perempuan

IDN Times/Klara Livia

"Aku mendeskripsikan diriku sebagai seseorang yang sangat in touch dengan jati diriku sebagai perempuan," ucap Jenny saat diwawancarai di Universitas Multimedia Nusantara. 

Di sini Jenny menjelaskan bahwa sisi perempuan yang ia maksud adalah nature dari gender feminin yang hidup mengalir, menyukai seni, alam, dan keindahan. Meskipun begitu, ketika sedang bekerja Jenny tetap menggunakan sisi maskulinnya yang bekerja keras dan mengejar target.

"Ketika aku sedang tidak bekerja, aku bersentuhan dengan diriku sebagai perempuan. Di mana nature perempuan itu adalah mengalir. Aku mengizinkan apa yang aku rasakan, emosi yang aku rasakan, aku gak loyo. Nikmatin, kita lihat ini arahnya ke mana," papar perempuan yang tinggal di Ubud, Bali ini.

2. Pada tahun 2013, Jenny sempat gagal menikah setelah mengorbankan segalanya

Dok. IDN Times

Sebagai seorang yang sering membagikan kisah dan memberi dorongan terkait pemberdayaan perempuan, Jenny pun ternyata sempat mengalami masa kelam sebagai seorang perempuan. Pada tahun 2013, Jenny gagal menikah dengan pacarnya.

“Pasanganku itu orang Eropa, orang Prancis. Waktu itu rencana kami adalah pindah ke Prancis setelah menikah. Jadi aku menghabiskan kurang lebih setengah tahun untuk kelas intensif bahasa prancis. Dalam prosesnya itu aku kehilangan pekerjaan, karena intensif kan jadi ada pr ada ujian. Waktu itu aku tidak sanggup untuk mengerjakan kedua-keduanya, pekerjaan yang menghasilkan uang dan persiapan pernikahan ini. Jadi aku lepas pekerjaan itu,” terang perempuan berusia 35 tahun ini.

Sepanjang persiapan pernikahan tersebut, keuangan Jenny semakin menipis karena berhenti bekerja. Di saat yang bersamaan, ternyata hubungan Jenny dan pasangannya semakin tidak sehat. Namun Jenny masih tetap berusaha mempertahankan hubungannya.

“Sudah mengarah-arah putus, tapi aku pertahanin juga. Karena ‘udah mau nikah, nih, udah ngorbanin segalanya’ tapi akhirnya putus juga," terangnya.

Baca Juga: Penulis Naskah Film Fenomenal, Ini 5 Karya Jenny Jusuf yang Populer

3. Dari pengalamannya, ia memiliki prinsip hidup mengalir

Dok. IDN Times

Setelah gagal menikah, Jenny sempat merasa tidak ingin pulang ke rumah karena apa yang ada di rumah mengingatkannya akan pasangannya. Namun, Jenny tetap mencoba menjalani harinya seperti biasa.

“Aku waktu itu sih cuma jalan aja dari hari ke hari. Gak fokus untuk ‘harus bangkit, harus move on’. Ya udah, step by step aja. Masih bisa menjalani hidup dengan normal itu sudah berkah buatku. Fokusku waktu itu adalah menjalani hari dengan baik. Hasilnya gue bisa move on atau enggak, itu terserah,” papar perempuan berzodiak aquarius ini.

Bermodal prinsip hidup yang mengalir, 1 tahun kemudian, Jenny akhirnya bisa benar-benar move on dari pengalaman pahitnya gagal menikah.

4. Cerita Jenny tentang seseorang pengikutnya yang depresi karena tak kunjung mendapat jodoh

IDN Times/Klara Livia

Sebagai seseorang yang juga aktif bersosial media, Jenny kerap mendapat DM instagram berupa pengalaman dan kisah menarik yang dialami pengikutnya. Salah satu yang paling diingat Jenny adalah cerita mengenai seseorang yang sampai depresi karena tidak kunjung mendapat jodoh.

"Aku dapat DM dari seseorang, nah kakaknya itu dapat beasiswa ke Jerman dan bisa langsung dapat kesempatan kerja.  Tapi, orangtuanya bilang 'udahlah kalau jauh-jauh, pulang ke Indonesia udah makin tua, makin susah dapat jodoh'. Akhirnya kesempatan itu dilepas, dan akhirnya dia tinggal di rumah menunggu jodoh. Dua tahun sudah berlalu, jodoh tak kunjung datang, akhirnya dia menderita gangguan," cerita Jenny.

Tak hanya dari kisah tersebut, menurut Jenny banyak perempuan Indonesia yang memiliki masalah serupa. Mereka khawatir akan masa depannya, khawatir akan jodoh, khawatir karena sudah berusia lanjut namun tak kunjung menikah.

Baca Juga: Ini 5 Pelajaran Cinta dari Jenny Jusuf, Bucin atau Fight for Love?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya