TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mercy Elizabeth, Wujud Nyata Kesetaraan Gender di Perusahaan Tambang

Perempuan mampu terlibat di segala sektor usaha

Mercy Elizabeth, Territory Manager Orica Philippines, PT. Orica Mining Services (dok. pribadi Mercy Elizabeth)

Jakarta, IDN Times - Kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusi dapat diartikan sebagai peluang dan hak yang sama bagi perempuan dan laki-laki. Terlebih, keberagaman membawa dampak positif bagi pengembangan tim dan menjaga keseimbangan dalam berbagai elemen pekerjaan.

Oleh karena itu, memberi kesempatan bagi lebih banyak perempuan di sektor vital seperti pertambangan, menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya saing yang merupakan faktor penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Peningkatan partisipasi perempuan dalam lapangan kerja juga diyakini dapat mendukung pertumbuhan dan stabilitas masyarakat.

Apalagi, perempuan memiliki kemampuan untuk mengungkapkan beragam gagasan, pendekatan baru, dan nilai-nilai unik lainnya. Sejumlah penelitian pun menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan dengan tingkat kesetaraan gender yang lebih besar menunjukkan efisiensi biaya 49 persen lebih tinggi dan tingkat inovasi 83 persen lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang dikelola sepenuhnya oleh laki-laki.

Hal tersebut bahkan dibuktikan oleh kehadiran seorang perempuan yang membawa dampak baik dalam industri tambang, Mercy Elizabeth. Terlibat selama 10 tahun dalam ranah pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki tidak membuatnya pantang arah untuk mewujudkan mimpinya. Bersama IDN Times, berikut kisah lengkap perjalanan sang Territory Manager di Orica Philippines tersebut.

1. Konsistensi dan prestasi jadi bukti nyata bila perempuan juga mampu menjadi seorang leader, layaknya Mercy Elizabeth

Mercy Elizabeth, Territory Manager Orica Philippines, PT. Orica Mining Services (dok. pribadi Mercy Elizabeth)

Mercy Elizabeth merupakan salah satu talenta yang secara konsisten menunjukkan kinerja dan dedikasi tinggi di industri pertambangan, PT. Orica Mining Services. Ia menunjukkan kompetensi dan prestasinya sepanjang pengabdiannya di sektor pertambangan.

"Waktu itu, tahun 2012, PT Orica Mining Service datang ke kampus lalu diseleksi dan diambil 6 talent. Singkat cerita, aku dikasih kesempatan scholarship dan tempat final assignment di tambang batu bara salah satu yang terbesar, di Kalimantan Timur. Kebetulan waktu itu final project-nya malah menang juga temu profesi tahunan untuk perhimpunan ahli pertambahan indonesia (PERHATI). Jadi final project saya kebetulan waktu itu dapat award dari Orica untuk best paper di sana dan setelah lulus langsung join Orica," ceritanya.

Setelah lulus, ia pun memulai karier di Orica sejak 2013 sebagai Technical Services Engineer, menjadi bagian dari blasting crew di sebuah site pertambangan di Kalimantan. Saat itu, tidak banyak perempuan yang terlibat langsung di lapangan, terutama sebagai anggota tim di bidang pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki.

Dalam perjalanan kariernya, ia mengukir pengalaman di berbagai bidang, mulai dari operasional, teknis, hingga area komersial, dan saat ini menduduki jabatan sebagai Territory Manager di Filipina. Menjadi salah satu teladan di Orica, ia ambil bagian dalam program ExCo, suatu program pelatihan kepemimpinan dengan Komite Eksekutif Orica untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin senior di masa depan.

"Saya enjoy di bagian commercial dan bisnis, lalu saya dipromosi jadi Bisnis Development Leadnya setelah 2 tahun. Jadi, 3 tahun sebagai Graduate Engineer, 2 tahun jadi Blasting Engineer, 2 tahun jadi Bisnis Analis, lalu 2 tahun jadi Bisnis Development Lead. Habis itu, saya dikasih kesempatan juga untuk pindah ke Filipina sebagai Territory Manager atau Global Marketing Manager di Australia. Cuma saya masih suka di bisnis komersial, jadinya saya pilih Filipina," imbuhnya.

2. Tantangan serta dukungan yang didapat membuatnya gak pernah merasa bosan atau takut bekerja di industri yang didominasi laki-laki

Mercy Elizabeth, Territory Manager Orica Philippines, PT. Orica Mining Services (dok. pribadi Mercy Elizabeth)

Meniti karier di industri yang didominasi laki-laki ternyata bukanlah suatu hal yang menakutkan. Kegemaran atas teknologi engineering dan bidang manufaktur membuat perasaan tertantang yang justru muncul dalam benak Mercy.

Bahkan, dalam menekuni profesi di perusahaan satu-satunya yang pernah dijajaki gak membuat dirinya merasa bosan. Bekerja hampir 11 tahun, selalu ada tantangan baru yang dihadapi tiap harinya. Itulah yang membuat dirinya merasa sangat senang berada di lingkungan kerja yang juga positif dan selalu memberi dukungan tanpa memandang gender, seperti Orica.

"Hampir bekerja 11 tahun, kalau ditanya apakah bosan, jawabannya tidak. Itu karena tantangan dan dinamika pekerjaannya tiap hari berbeda-beda. Hampir ada 3000 lokasi peledakan yang dimiliki oleh Orica dan tiap lokasi itu unik. Malah, saya merasa kalau 10 tahun itu terasa cepat banget," tuturnya.

Di balik usaha sukses Mercy pun gak bisa terlepas dari peran dan dukungan orangtua. Hebatnya, kedua sosok di belakangnya tersebut senantiasa selalu memberi dukungan terhadap keputusan yang diambil Mercy.

"Mamah sih tanya, kamu serius? Aku jawab serius dan jelaskan semua detailnya. Mamah pun kasih saya blessing karena ternyata industri ini gak semenakutkan itu," ujarnya.

3. Menyoal diskriminasi, jangan mau kalah dengan pandangan orang lain dan diri sendiri. Buktikan bila kamu mampu!

Mercy Elizabeth, Territory Manager Orica Philippines, PT. Orica Mining Services (dok. pribadi Mercy Elizabeth)

Segala sesuatu yang baru dan hadir secara tiba-tiba pasti memunculkan berbagai respons yang beragam. Sama halnya dengan terpilihnya Mercy sebagai Female Leader di PT. Orica Mining Services, yang bahkan bukan hanya skala Indonesia, tetapi dirinya sudah menapaki jenjang Asia.

Diskriminasi atas kemampuan yang dimiliki menjadi poin utama yang sering dirasakan oleh dirinya. Namun, hal ini bukan hanya dari sisi orang-orang di sekitarnya, tetapi juga dirinya sendiri.

"Ketika perempuan masuk industi yang didominasi laki-laki, pasti ada pertanyaan apakah dia capable atau gak. Ditambah, banyak orang-orang yang punya pengalaman lebih daripada saya. Selain itu, saya juga merasa bila perempuan itu punya impostor syndrome, sehingga kerap mempertanyakan kemampuan dirinya sendiri," katanya.

"Untuk mengatasi hal tersebut, percaya dirilah dan buktikan bahwa kamu bisa memberikan nilai lebih ke perusahaan, bisnis, dan tempat kerjamu. Lalu, jangan takut untuk mencoba hal apa pun itu," sambung Mercy.

Baca Juga: 6 Strategi Ampuh Mengatasi Deadline Pekerjaan tanpa Stres

4. Dorongan mentor dan prinsip mengejar cita-cita menjadi kunci kesuksesan dirinya saat ini

Mercy Elizabeth, Territory Manager Orica Philippines, PT. Orica Mining Services (dok. pribadi Mercy Elizabeth)

Menggapai titik puncak kesuksesan juga tetap harus melalui jalur yang terjal. Ini pun berlaku bagi semua orang, termasuk Mercy. Kala itu, ia memaparkan bila dirinya bahkan sempat mengalami PTSD karena terlalu larut atas kegagalan yang dilakukan.

Rasa kecewa yang menusuk kian membelenggu dirinya selama hampir 6 bulan. Namun, pandangan dan dorongan dari sosok mentor menjadi kunci utama bagi dirinya untuk keluar dari fase tersebut.

"Saya punya mentor juga dari Orica. Ketika akhirnya terkena PTSD, dia menelepon dan mengatakan bila kegagalan bukan untuk disesali, tetapi harus dijadikan sebuah motivasi untuk belajar lebih baik lagi, melengkapi hal yang kurang dan menyempurnakan hal yang sudah baik," ujar ibu satu anak itu.

Mercy juga selalu teringat atas gambaran pesan billboard yang cukup menohok dirinya. Sederhana, namun jelas merepresentasikan harapan atas keinginan terpendamnya. 

"Saya melihat ada poster perempuan yang sedang menyetir, pakai baju kerja lengkap, dan di situ saya melihat diri saya sendiri. Lebih lagi, ada sebuah tulisan sederhana yang cukup menohok, yakni "Bukan berangkat kerja, tapi berangkat mengejar cita-cita", dan itu menyadarkan serta memberi semangat kembali bagi saya," ungkapnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya