TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Body Positivity Vs. Body Neutrality, Apa Bedanya?

Keduanya punya manfaat dan tujuan yang berharga

ilustrasi mencintai diri sendiri (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Istilah body positivity mungkin sudah gak asing lagi, karena cukup banyak digunakan untuk mengungkapkan rasa cinta seseorang terhadap "kekurangan" yang dimilikinya. Namun, tahukah kamu bila selain body positivity ada juga istilah body neutrality  yang merujuk pada konsep "penerimaan" seseorang terhadap bentuk tubuhnya?

Buat yang baru pertama kali mendengarnya, mari simak penjelasan tentang body positivity vs. body neutrality di bawah. Jangan sampai tertukar, ya!

1. Apa itu body positivity?

ilustrasi body positivity (pexels.com/Anna Shvets)

Seperti namanya, body positivity atau kepositifan tubuh mengacu pada pandangan positif seseorang terhadap tubuh atau fisik, terlepas dari bentuk, ukuran, atau hal-hal yang berkaitan dengan atribut penampilan lainnya. Dilansir Verywell Mind, Kristen Fuller, dokter dan penulis kesehatan mental, mengatakan, hal ini berarti mencintai tubuhmu apa adanya, meskipun gak "sempurna" atau gak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh masyarakat.

Contoh tindakan dari body positivity, yakni saat kamu bercermin dan mengatakan bahwa kamu menyukai fisikmu. Beberapa ungkapan tersebut, seperti kamu suka bentuk paha dan betismu saat menggunakan celana pendek, atau saat kamu senang melihat bagaimana dress cerah berpadu dengan warna kulitmu.

2. Apa itu body neutrality?

ilustrasi ibu hamil sedang meditasi (pexels.com/ Yan Krukau)

Sedikit berbeda dengan body positivity, body neutrality gak selalu tentang "mencintai tubuhmu", tetapi lebih pada bagaimana cara kamu "menerima" tubuh. Alih-alih fokus pada penampilan fisik yang tampak, body neutrality lebih menyorot perihal kemampuan tubuh dan ciri-ciri non fisik.

"Contoh netralitas tubuh adalah dengan mengatakan pada diri sendiri, "tubuh saya bagus karena memungkinkan saya melakukan aktivitas yang saya sukai" atau "tubuhku luar biasa karena memberiku dua anak yang luar biasa". Netralitas tubuh adalah tentang menghargai apa yang dapat dilakukan tubuh kamu dan bukannya berkonsentrasi pada penampilannya," jelas Dr. Fuller.

3. Perbedaan utama body positivity vs. body neutrality

ilustrasi perempuan tengah bercermin (pexels.com/RDNE Stock project)

Seperti yang sudah dijelaskan, body positivity yakni perihal "mencintai" apa pun bentuk tubuhmu, warna kulitmu, serta kemampuan fisikmu. Namun gak sampai di sana, Celine Leboeuf, asisten profesor filsafat, dilansir everydayhealth, mengungkapkan, bahwa body positivity adalah tentang menerima semua tubuh, bukan hanya tubuh kamu sendiri.

Sedangkan, body neutrality gak berfokus pada menentang standar kecantikan yang gak realistis. Lebih jauh dari itu, ini mengenai nilai seseorang sebagai manusia bukan hanya sekadar tubuh. Gerakan ini bisa tentang hal-hal yang membangun harga diri, misalnya menjadi teman yang baik, membangun keterampilan, menemukan tujuan hidup, dan lainnya.

Paula Atkinson, seorang terapis, dikutip everydayhealth, menuturkan, "Pendekatan body positivity mengatakan, kamu cantik gak peduli seperti apa bentuk tubuhmu. Pendekatan body neutrality mengatakan, gak masalah apakah kamu menganggap tubuhmu cantik atau tidak, karena penampilanmu tidak relevan dengan kebahagiaan, nilai, dan kepuasan dalam hidup".

Baca Juga: 4 Cara Efektif Ajarkan Body Positivity pada Anak Sejak Dini 

4. Mana yang lebih baik?

ilustrasi mengobrol (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Jika bertanya tentang "mana yang lebih baik", sebenarnya kembali lagi pada preferensi masing-masing. Baik itu body positivity ataupun body neutrality, keduanya punya manfaat dan sama-sama membawa kebaikan untuk dirimu sendiri. Bahkan, kamu bisa juga menerapkan kedua prinsip tersebut dalam hidupmu dalam waktu yang berbeda.

Body positivity adalah cara yang sehat untuk kamu mendekati citra tubuhmu, jika belajar mencintai tubuh adalah hal yang kamu butuhkan. Ini bisa jadi solusi yang tepat untuk dipilih jika kamu dipinggirkan oleh orang-orang karena punya tubuh berisi, kurus, punya warna kulit yang berbeda, dan sebagainya. 

Sedangkan, Dr. Fuller menyebut, body neutrality bisa jadi pendekatan yang sehat jika membela "penampilan tubuh" merupakan langkah yang terlalu besar untuk dipilih. Cara ini bisa menghilangkan tekanan untuk "memaksa" mencintai tubuh yang mungkin gak kamu miliki. Jadi, tindakan ini hanya meminta kamu "menerima" apa adanya dan menghargai manfaatnya bagi kamu.

Pada dasarnya manusia selalu berubah, artinya mungkin akan ada hari di mana kamu mencintai tubuhmu, tetapi di lain hari mungkin tidak. Jadi, dengan memasukan "nilai" body positivity dan body neutrality  dalam hidup, kamu bisa memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan pemikiranmu di hari tersebut.

Verified Writer

Nurkorida Aeni

Hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya