TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Operasi Molekuler: Bedah Plastik Tanpa Pisau

Minim rasa sakit dan bisa dikoreksi jika tak sesuai

istockphoto.com/stock_colors

Operasi plastik saat ini identik dengan pembedahan besar berisiko tinggi. Pasien yang menjalani operasi ini akan mengalami proses yang tak nyaman dan menyakitkan. Tak jarang penyembuhan bekas luka dan proses pemulihan pun membutuhkan waktu yang cukup lama.

Adalah Brian Wong, seorang ahli bedah kepala dan leher dari University of California, Irvine. Ia bekerja sama dengan Michael Hill, ahli kimia dari Occidental College di Los Angeles, California, untuk menemukan metode koreksi tanpa menggunakan pisau bedah. Tindakan operasi hanya menggunakan jarum kecil dan arus listrik, serta cetakan 3D untuk membentuk jaringan atau organ sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

1. Operasi menggunakan gelombang listrik

istockphoto.com/Elena Volf

Awalnya Dr. Wong berencana menggunakan sinar infra merah yang dapat menembus jaringan tulang rawan. Akan tetapi efek panas yang ditimbulkan dapat memberikan efek samping berupa kematian sel dan kerusakan jaringan.

Alternatif menggunakan gelombang listrik kemudian dipilih karena minim efek samping. Dr. Hill menemukan bahwa jaringan tulang rawan yang terdiri atas serabut-serabut kolagen memiliki dua macam muatan. Muatan negatif berasal dari protein yang mengelilingi serat dan muatan positif yang berasal dari ion natrium.

Gelombang listrik akan memecah molekul air dalam jaringan menjadi oksigen dan ion hidrogen. Ion hidrogen atau proton yang bermuatan positif akan menetralkan muatan negatif pada protein kolagen sehingga strukturnya menjadi lebih lentur dan mudah dibentuk.

2. Percobaan dilakukan terhadap telinga kelinci

istockphoto.com/NiDerLander

Tim peneliti menggunakan telinga kelinci sebagai target uji. Telinga kelinci seperti halnya manusia mengandung banyak jaringan tulang rawan. Morfologi telinga kelinci yang awalnya tegak diberi cetakan bengkok dan dialiri arus listrik bermuatan positif. Perlahan bentuk telinga berubah mengikuti bentuk cetakan. Ketika aliran listrik dihentikan dan cetakan diambil, bentuk telinga kelinci menjadi bengkok.

Baca Juga: Mengenal Beauty 4.0: Tren Kecantikan yang Ikuti Revolusi Industri 4.0

3. Percobaan juga berhasil dilakukan pada kornea mata kelinci

istockphoto.com/unoL

Selain telinga, tim peneliti juga menggunakan kornea mata kelinci sebagai target uji. Kornea dipilih karena merupakan bagian terluar mata yang kaya akan jaringan kolagen. Setelah mendapatkan cetakan mata dari lensa kontak, Dr. Hill dan tim meletakkan cetakan tersebut pada mata kelinci dan mengalirinya dengan arus listrik sebesar 2 Volt. 

Percobaan ini berhasil dengan baik. Kornea mata kelinci menyesuaikan bentuk cetakan hingga ke detail terkecil. Tak perlu khawatir, melunaknya jaringan pada kornea mata hanya bersifat sementara. Begitu arus listrik diputus, maka jaringan kolagen akan kembali mengeras seperti semula. Tentunya setelah mengikuti perubahan sesuai bentuk yang diharapkan.

4. Penelitian ini memberikan harapan baru dalam dunia kedokteran

istockphoto.com/sturti

Temuan baru ini tergolong dalam teknologi non-invasif, sehingga tidak memerlukan sayatan maupun menimbulkan rasa sakit. Ke depannya, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi dunia kedokteran, termasuk bedah plastik untuk kecantikan. Bahkan dalam skala yang lebih luas, tindakan ini dapat mengatasi masalah kesehatan serius seperti kelainan semacam pemendekan sendi akibat stoke atau cerebral palsy.

Baca Juga: Selain Dewy Skin, 7 Tren Kecantikan ini Juga Hits di Korea Selatan

Writer

Yusnita M. Anggraeni

An introverted extrovert, includer, and enthusiastic learner. A happy playmate and best friend for a 2-year-old toddler.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya