TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Feminisme Perjuangkan Kesetaraan, Bisakah Diterapkan di Indonesia?

Indonesia dan feminisme, bisakah berjalan berdampingan?

Unsplash/Eloise Ambursley

Feminisme adalah suatu bentuk gerakan kaum perempuan untuk memperolah persamaan derajat dengan dan kebebasan dari penindasan lelaki dan aturan-aturan yang mereka buat. Feminisme adalah wujud pemikiran dan ekspresi yang berbeda dari banyak perempuan dan laki-laki, sebenarnya semua memiliki tujuan yang sama untuk membangun kesetaraan untuk perempuan di semua wilayah kehidupan mereka.

Namun masih banyak orang yang keliru memahaminya karena mereka berpikir bahwa feminis biasanya membenci laki-laki, padahal tidak demikian.

1. Feminisme BUKANLAH paham yang mengajarkan salah satu pihak harus berada dalam posisi yang lebih tinggi dari yang lain

Unsplash/Clarke Sanders

Feminisme gelombang pertama dicetuskan oleh seorang wanita bangsawan Perancis bernama Simone de Beauvoir pada abad 19. Saat itu Beauvoir aktif menyuarakan ide-idenya melalui karya sastra.

Tulisannya banyak mengangkat isu-isu persamaan hak bagi wanita kaum menengah ke bawah karena saat itu mereka menjadi minoritas dalam semua bidang seperti pekerjaan, pendidikan, perkawinan dan bidang-bidang sosial lainnya.

2. Jika Perancis memiliki Simone de Beauvoir, maka Indonesia juga memiliki R.A. Kartini. Siapa yang tak tahu tokoh perjuangan wanita satu ini?

Berbagai Sumber

Tahukah kamu bahwa perjuangan Kartini untuk memajukan kaum wanita di Indonesia telah dimulai sebelum Beauvoir, yaitu sejak abad 18. Sama seperti Beauvoir, Kartini juga dilahirkan dari keluarga bangsawan ningrat yang memiliki kedudukan di mata masyarakat saat itu.

Kemauan Kartini yang kuat untuk memajukan wanita pada masanya dianggap tak berhak mendapatkan apa-apa itu diwujudkan melalui surat-suratnya kepada seorang feminis sosialis dari Belanda, Stella Zeehandaler. Dan kumpulan surat itu akhirnya menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang kita ketahui sekarang.

Baca Juga: Ini 8 (Dari Sekian Banyak) Alasan Kenapa Feminisme Begitu Penting

3. Pemikiran Kartini banyak dipengaruhi oleh kolonialisme yang ikut ambil bagian dalam sistem feodalisme terhadap kaum miskin

Unsplash/Eloise Ambursley

Menurut Kartini, karakter masyarakat Jawa yang patriarkat membuat perempuan Indonesia menjadi terhambat perkembangan dan kemajuannya. Pemikiran feminisme sangat erat kaitannya dengan emansipasi. Motivasi utama dari feminisme adalah untuk mengakhiri eksploitasi yang banyak dialami oleh wanita.

Apa pun kondisinya, feminisme tetaplah menjadi sebuah usaha berat yang diperjuangkan Kartini dan akhirnya diteruskan oleh perempuan-perempuan Indonesia setelahnya. Maka dari itu, gelar pelopor feminisme memang sepantasnya dimiliki Kartini karena beliau berani untuk mengawali pemikiran bahwa manusia tak seharusnya lagi dipandang berdasarkan jenis kelamin dan diperlakukan lebih buruk hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan.

4. Jika dibandingkan dengan gerakan feminisme di luar negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris, feminisme di Indonesia bisa dibilang berjalan dengan lambat dan tenang

Unsplash/Julie Johnson

Di luar negeri, banyak tercatat peristiwa besar di mana perempuan berani melakukan demonstrasi menuntut persamaan hak dengan laki-laki, namun di Indonesia kita hampir tak pernah melihat hal serupa.

Salah satu penyebabnya adalah fakta bahwa Indonesia memiliki budaya ketimuran yang menjunjung tinggi sopan santun dan dipengaruhi oleh ajaran agama yang cukup kental, sehingga perempuan cenderung diperlakukan dengan lebih baik dan lembut jika dibandingkan dengan negara lain yang mungkin tidak memiliki kebudayaan yang sama.

Baca Juga: 5 Film Bertema Feminisme yang Harus Banget Kamu Tonton

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya