TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Tengku Alia Sandra, Perempuan Penting di Balik MRT Jakarta

Alia adalah salah satu perempuan berprestasi di bidang STEM

Tengku Alia Sandra menceritakan pengalamannya berkariernya dalam seminar Generation STEM di JIS. 15 Februari 2020. IDN Times/Rizka Yulita

Tengku Alia Sandra saat ini menjabat menjadi Ketua Divisi Railway Engineering MRT Jakarta. Jabatan itu gak mudah untuk ia dapatkan, sebelumnya perempuan yang akrab disapa Alia ini lulus Diploma dari CQ University di jurusan Railway Signalling and Telecommunication, tepatnya di bidang studi Railroad and Railway Transportation.

Pada acara seminar "Generation STEM" yang diselenggarakan di JIS minggu lalu (15/2), Alia membagikan pengalamannya bekerja di industri STEM yang mayoritas diisi oleh laki-laki. Kalau penasaran, ini dia hasil obrolan IDN Times dengan Alia tentang keterlibatan perempuan di industri STEM!

1. Kendala para perempuan berkarier di bidang STEM adalah mindset buruk dari masyarakat

Tengku Alia Sandra menceritakan pengalamannya berkariernya dalam seminar Generation STEM di JIS. 15 Februari 2020. IDN Times/Rizka Yulita

Saat ditanya apa kendala yang menimpa para perempuan yang berkarier di industri STEM, Alia mengatakan bahwa mindset buruk dari orang adalah permasalahannya. Berkaca dari pengalamannya di bidang KAI, ia melihat culture negara Indonesia masih gak biasa melihat perempuan yang turun ke lapangan.

"Jadi, sebenarnya challenge-nya itu adalah mungkin perempuan itu butuh effort sebesar dua kali lipat dari laki-laki, karena ada hal yang harus disingkirkan dulu sebelum kita jump into hal yang ingin kita lakukan," tutur Alia.

2. Alia sendiri pun pernah mengalami pengalaman gak enak dengan dipandang sebelah mata karena penampilannya

Tengku Alia Sandra menceritakan pengalamannya berkariernya dalam seminar Generation STEM di JIS. 15 Februari 2020. IDN Times/Rizka Yulita

Alia bilang, untuk bisa survive dari pandangan miring masyarakat, para perempuan yang berkarier di bidang STEM harus tetap konsisten dan passionate di bidang pekerjaan mereka. "Kita harus tunjukkan kita siapa, jadi misalnya lagi meeting kita harus menyiapkan materi lebih bagus, perform lebih bagus, mengerti lebih cepat. Intinya, kita harus mempersiapkan diri kita dengan pertanyaan apa pun yang mungkin datang," ujar Alia.

Sambil tersenyum pahit, Alia kilas balik kepada pengalamannya sendiri. Walau gak pernah sampai didiskriminasi, tapi dia pernah merasa dipandang sebelah mata. Ia mengatakan, "Cuma ya, pengalaman dipandang sebelah mata ada, seperti waktu saya datang ke regulator kemudian orang regulatornya bilang 'eh nanti yang datang technical team-nya ya'. Padahal saat itu, saya belum ngomong apa-apa lho".

Perempuan lulusan Universitas Binus ini pun meneruskan keluhannya, "Just because i'm wearing heels then what? Ya gitu aja sih, tapi mestinya kita juga bisa menjelaskan dengan benar kalau gak ada masalah. Walau gak ada kasus yang signifikan mengganggu, tapi aku cukup sedih kenapa bisa sampai kaya gitu".

Baca Juga: Kisah Inspiratif 4 Perempuan Indonesia di Dunia Sains, Ada Pilot Uji!

3. Sosok perempuan berprestasi bisa menularkan semangatnya kepada perempuan lain

Tengku Alia Sandra menceritakan pengalamannya berkariernya dalam seminar Generation STEM di JIS. 15 Februari 2020. IDN Times/Rizka Yulita

Bagi Alia, sosok perempuan yang menjadi role model itu penting. Mereka bisa membuat masyarakat aware akan keberadaan banyaknya perempuan berprestasi di Indonesia. Ia sendiri bingung ketika ditanya secara spesifik siapa tokoh perempuan yang paling menginspirasinya, tapi dia selalu kagum dengan teman-temannya yang dapat melakukan dobrakan.

"Sebenarnya secara spesifik gak ada ya, tapi saya selalu amaze dengan teman-teman saya yang perempuan yang bisa mendobrak apa pun. Rasanya saya bisa dapat inspirasi dari semua orang deh," kata Alia.

4. Dukungan keluarga juga penting bagi perjalanan menggapai cita-cita seseorang

Tengku Alia Sandra menceritakan pengalamannya berkariernya dalam seminar Generation STEM di JIS. 15 Februari 2020. IDN Times/Rizka Yulita

Perempuan yang sempat bercita-cita menjadi dokter ini mengaku dukungan keluarganya sangat kuat meski ia menempuh jalur karier lain. Walau pun bekerja di industri transportasi bukanlah cita-citanya semasa kecil atau passion-nya, Alia tetap merasa bangga akan itu.

"Kalau ditanya apakah pekerjaan saya ini sesuai passion atau gak, jawabannya gak. Karena passion saya ya menjadi dokter, tapi along the way karena sudah berkecimpung di situ ya that's my new passion!" tutur Alia.

Baginya, menjadi dokter atau engineer sama-sama punya impact besar kepada masyarakat karena berhubungan dengan keselamatan nyawa manusia. "Kalau dokter kan nyawa pasien di tangan kita, sedangkan engineer nyawa penumpang yang kita jaga. Gimana caranya kita bisa mendesain supaya tranportasinya safe sehingga gak terjadi tabrakan itu tanggung jawab kita," tambah Alia. 

Baca Juga: Mengenal STEM, Konsep Belajar Sains yang Cocok Bagi Anak Sekolah Dasar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya