TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Skin Microbiome dan Permasalahan Jerawat Menurut Ahlinya

Jerawat bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang

Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Permasalahan kulit seperti jerawat ternyata gak hanya mengganggu penampilan seseorang, tapi juga bisa berdampak langsung terhadap kualitas hidup sehari-hari. Dalam acara DermLive by La Roche-Posay yang diselenggarakan pada Selasa (30/11/2021), pukul 14.00 WIB, hal ini coba untuk dibahas.

Bersama dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV selaku Dermato Venereologist, kita akan membahas lebih lanjut mengenai solusi serta dukungan terhadap orang-orang yang memiliki kulit berjerawat. Penasaran seperti apa? Yuk, langsung simak artikelnya!

1. Permasalahan kulit bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang

Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina

DermLive by La Roche-Posay membahas tentang permasalahan kulit, penyebabnya, serta dampaknya terhadap kualitas hidup seseorang. "Riset menunjukkan bahwa 1,9 persen orang di dunia punya masalah kulit, hanya 10 persen yang punya akses ke dermatologist," tutur Nestya Sedayu, selaku Marketing Manager Active Cosmetics Division, L'Oreal Indonesia.

"Melalui campaign ini, kami berharap bisa memberikan wadah edukasi dan berbagi pengalaman yang netral dan aman. Kami percaya a better life for all skin is possible," tuturnya lagi. Menurut dr. Fitria, untuk bisa mencari solusi dari permasalahan kulit yang dialami, kita harus memiliki wawasan mendasar tentang kulit terlebih dahulu.

Salah satunya yang bisa dipelajari adalah fungsi kulit sebagai organ paling besar dari tubuh manusia. "Kelihatannya, kulit cuma melapisi permukaan luar saja. Tetapi, kulit juga punya manfaat lain, yaitu sawar fisik atau pertahanan terhadap berbagai macam bahaya atau pengaruh tidak baik dari luar tubuh kita," ujarnya.

Fungsi kulit lainnya yang ia jelaskan adalah sebagai pertahanan daya tahan tubuh. Selain itu, ada fungsi menjaga suhu tubuh, mengendalikan jumlah cairan pada tubuh, sampai sintesis vitamin D.

2. Mengenal skin microbiome yang hidup secara alami pada kulit kita

Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Dalam presentasinya di acara DermLive, dr. Fitria menjelaskan tentang skin microbiome atau mikrobioma kulit. "Itu adalah mikroorganisme yang secara normal ada di kulit. Mereka akan hidup secara mutualisme dengan kita sebagai host dan berfungsi mempertahankan sawar kulit dengan baik, asalkan berada dalam komposisi yang tepat," tuturnya.

dr. Fitria memaparkan bahwa skin microbiome terbentuk sejak manusia lahir. "Ketika seorang bayi lahir, mereka akan melalui saluran vagina ibunya atau melalu operasi sesar. Saat itu, mereka mulai kontak dengan mikrobiota dan terpapar juga dengan lingkungan," pungkasnya.

Ayla Dimitri selaku content creator juga turut meramaikan acara. Pemilik akun instagram dengan jumlah followers sejumlah 404K ini mengatakan, "Pada awalnya, aku ada beruntusan di usia 28. Aku sempat dapat treatment dokter, lalu berhenti. Setelah itu, entah mungkin karena hormonal atau perubahan lifestyle, di usia 31 kondisi kulitku ambyar."

Selama 4 tahun, Ayla fokus mempelajari lebih dalam tentang kondisi kulitnya. Ia juga menyadari bahwa perubahan lifestyle di masa mudanya sangat memengaruhi keadaan kulitnya, mulai dari kulit yang lebih kering dan saggy (kendur).

Dalam prosesnya, memahami kondisi kulitnya sendiri, Ayla menyadari bahwa proses penyembuhan kulit memerlukan kesabaran. "Ternyata urusan kulit itu gak boleh tergesa-gesa diselesaikan. Kita harus sabar melalui berbagai proses. Memang sih the whole skin journey-ku sampai sekarang itu, membuat aku mengenal diri sendiri dengan lebih baik," tambahnya seraya tersenyum.

Baca Juga: Rekomendasi Serum Atasi Kulit Kusam dan Jerawat, Ada Viral di TikTok

3. Prevalensi jerawat berdasarkan kelompok usia

Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Seperti kisah pribadi Ayla yang mengalami jerawat di usia dewasa, adult acne merupakan sesuatu yang cukup umum terjadi. Data yang lebih lengkap dipaparkan oleh dr. Fitria di dalam slide.

Selain di usia remaja, kondisi jerawat terjadi pada 60 persen perempuan di usia 20-29 tahun. Kemudian, dalam rentang usia 40-49 tahun, sebanyak 26 persen perempuan juga masih mengalami permasalahan kulit ini.

"Ada yang namanya adult acne atau jerawat pada usia dewasa. Tentunya, kita juga harus mengobatinya. Harus tetap aware dan menganggap itu adalah suatu kondisi kulit yang memerlukan pendekatan tertentu supaya masalahnya gak semakin berat," ujar dr. Fitria. Ia juga menuturkan bahwa jerawat merupakan salah satu dari delapan penyakit kulit yang paling sering dialami seseorang.

Untuk melalui proses pemulihan yang optimal, dr. Fitria juga mengatakan bahwa proses penanganan jerawat butuh pendekatan holistik. Ia bilang, "Gak cuma mengobati jerawatnya saja. Untuk memberikan terapi, kami juga memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai apakah kondisi jerawat itu menganggu kualitas hidup pasien."

Aspek psikomatis ini juga sempat dirasakan oleh Ayla. Untuk memahami lebih dalam tentang kondisi kulitnya, ia juga melakukan skin swab. "Aku bisa melihat kondisi skin microbiome di kulitku. Setelah dijelaskan, aku jadi lebih paham kalau di wajahku itu mengandung hampir 70-80 persen jerawat bakteri," ujarnya.

Selain mengetahui jenis jerawat pada kulit, tes tersebut juga membuat Ayla lebih tahu bahan-bahan skincare yang akan digunakannya. "Untuk mengatasi masalah jerawat, aku butuh tahu kenapa sih penyebabnya. Kita sering nyoba skincare, apa masalah kulit kita sesungguhnya," katanya.

4. Ini fungsi skin microbiome pada kulit. Kamu sudah tahu belum?

Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina

"Dengan adanya bakteri baik, itu akan membantu supaya fungsi sawar kulit juga semakin baik. Mengapa skin microbiome penting? Sawar kulit dan mikrobiota itu bertindak seperti perisai yang melindungi tubuh dari pengaruh eksternal," tutur dr Fitria. Perempuan ini menjelaskan bahwa ketidakseimbangan jumlah skin microbiome bisa menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti jerawat.

Selain itu, ada juga permasalahan kulit lainnya. Mulai dari dermatitis atopik, psoriasis, hidradenitis suppurativa, rosacea papulopustular, ketombe, alopecia areata, skin cancer, sampai penyembuhan luka yang terganggu.

Baca Juga: Sering Salah Kaprah, Ini Tata Cara Mengatasi Jerawat yang Benar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya