TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arti Perempuan Hebat ala Silvia Halim, Direktur Konstruksi MRT Jakarta

"Perempuan hebat itu bisa memberdayakan perempuan lainnya."

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Jakarta, IDN Times - Semua penduduk Jakarta barangkali sudah tidak asing lagi dengan Silvia Halim. Ia adalah Direktur Konstruksi MRT Jakarta. Tanpanya, masyarakat Jakarta tidak bisa menikmati moda transportasi yang aman dan cepat. Dalam event Playfest 2019 (25/8) di area Gelora Bung Karno, ia berbagi arti perempuan hebat seperti berikut.

1. Definisi perempuan hebat menurut Silvia, tidak cuma soal personal perempuan itu sendiri melainkan berdampak luas untuk perempuan lain

IDN Times/Febriyanti Revitasari

"Perempuan hebat itu bisa memberdayakan perempuan lainnya," Silvia singkat menjelaskan. Bila melihat sepak terjangnya kini, Silvia telah melakukannya. Baik secara langsung saat ia bekerja maupun dari kisah-kisah inspiratifnya.

Dalam akun Instagram, ia pernah menyebutkan, "Saya percaya bahwa kita perlu berhenti mendefinisikan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya untuk seorang perempuan. Berhenti mengkotak-kotakkan dan membatasi diri. Mulailah jalani cita-cita dan biarkan saudara perempuan kita berkembang tanpa terhambat dengan batasan itu sehingga dapat menjadi siapa pun yang kita inginkan dan menjadi diri kita yang terbaik!"

2. Kilas balik ke masa mudanya, Silvia menyebut jika ingin kuliah kedokteran. Takdir berkata lain, takdirnya diarahkan ke teknik sipil

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Selulus SMA, Silvia bermimpi kuliah di bidang kedokteran. Sayangnya, mimpinya itu tidak terwujud karena ia tidak diterima dalam proses seleksi. "Saya cari kesempatan sekolah di luar. Waktu itu, Nanyang Technological University membuka kesempatan untuk teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil," katanya.

Di antara ketiga kesempatan itu, teknik sipil dianggapnya paling cocok dengan kemampuannya. Melamarlah ia di sana dan belajar hingga lulus dari universitas ternama di dunia tersebut. Bisa dibayangkan, andaikata Silvia diterima di bidang kedokteran, ia tak akan membangun Indonesia dalam bidang infrastruktur.

Baca Juga: Silvia Halim, Perempuan Brilian & Tangguh di Balik MRT Jakarta

3. Bekerja di konstruksi, memang membuat sosoknya risih di awal mula. Namun, ia bertekad untuk tetap fokus dengan kerjanya

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Selama ini, Silvia merasa bersyukur lantaran memiliki orangtua yang sangat terbuka. "Mereka sangat open. Mau jadi apa saja, terserah," paparnya. Meski begitu, bukan berarti Silvia bisa seenaknya. Ada tanggungjawab yang ia tanamkan di dirinya dan membuatnya harus bekerja keras.

"Saya punya dua adik laki-laki. Saya harus kasih contoh ke adik-adik," Silvia menjelaskan alasannya. Hatinya terpanggil penuh untuk mengambil pendidikan tinggi di Singapura dan bekerja di bagian konstruksi bangunan.

"Waktu itu, saya mikirnya mau kerja di bidang yang saya pelajari. Saya ingin merasakan sendiri. Ternyata, ancur-ancuran. Tapi, aku menikmatinya," curhat dia soal pengalaman pertamanya bekerja di lapangan. Sedari awal, memang ia sadar betul jika profesinya didominasi laki-laki. Tapi, ia tidak membuat membuat batasan dan tidak menghalangi dirinya dari lingkungan seperti itu.

Rasa aneh saat pertama kali lapangan, sudah pasti ia rasakan. Apalagi, ialah satu-satunya perempuan di areanya. "Saya harus banyak ke lapangan. Banyak mandor dan tukang. Lalu, ada cewek sendiri. Pertamanya, risih. Tapi, saya fokus. Saya mau inspeksi," batin Silvia menghalau rasa tidak nyamannya.

4. Silvia mengakui keputusan terbesar & terbaik dalam hidupnya adalah studi di luar negeri & kembali ke Indonesia untuk membangun sektor publik

IDN Times/Febriyanti Revitasari

"Kesempatan keluar untuk jadi independen dan tinggal di Indonesia untuk terjun di public sector. Ini bukan proses immediate," kata perempuan yang 12 tahun sebelumnya menangani beragam proyek pembangunan di Singapura. Hal ini bukanlah tanpa sebab. Jalan hidupnya yang cukup panjang itu, membuatnya bisa memberikan dampak besar pada infrastruktur di negeri asalnya.

Ia juga memahami bahwa selalu ada tujuan seseorang dalam bekerja. Tujuannya ini, tak selalu harus muncul di awal. Namun seiring waktu, seseorang akan menemukan dan mulai mencintaimu sisi itu.

5. Sukses di profesinya, Silvia mengaku agak kesal jika ditanya cara menyeimbangkan waktu untuk keluarga dan bekerja. Ini alasan logisnya

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Rupanya, perempuan yang banyak mendapat proyek sistem transportasi darat yang fokusnya road tunnel tersebut, pun peduli pada isu-isu kesetaraan gender. Salah satu contoh sederhananya adalah soal pembagian kerja antara suami dan istri dalam rumah tangga.

"Saya sendiri merasa, pertanyaan ini hanya untuk career women. Tidak untuk men. Itu double standart. Ada ekspektasi perempuan selain karier, harus mengurus rumah tangga. Padahal rumah tangga membangun bareng, ya harus 50:50 dong. Tanggung jawab harus 50:50 juga," jelasnya.

Baca Juga: Berguru pada Seoul, MRT Jakarta Akan Genjot Teknologi Transportasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya