"Kalau aku pribadi, perempuan hebat adalah perempuan yang bisa menjadi apa adanya," tutur musisi yang pernah menimba ilmu di Singapura tersebut. Ia pun menambahkan bahwa perempuan memiliki banyak tekanan yang membuat self consistent menjadi tinggi. "Rambut harus begini, baju begini. Itu bikin kita gak jadi diri sendiri," lanjutnya.
Pada momen tersebut, Isyana mengisahkan awal mulanya terjun ke dunia musik. "Orang tahunya jalurku pop. Padahal, aku memulai dari klasik dan tidak pernah terpikir masuk jalur nonklasik," kenangnya. Memasuki semester akhir studinya, tawaran mencoba genre yang beragam ia selami lantaran kemampuan eksploratif Isyana dalam bermusik yang apik.
Begitu masuk dunia pop, masyarakat menyebutnya ingin mengekor dan menyaingi Raisa. Ia harus menerima sebutan songong dari warganet yang belum mengenalnya. "Tiba-tiba, dibandingin sama Raisa. Aku bersyukur dikontak Yaya. Dia menyemangati aku. Akhirnya, semua anggapan hilang dan orang tahu kita tidak bisa dibandingkan," ucapnya sembari tersenyum.