TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Beauty 4.0: Tren Kecantikan yang Ikuti Revolusi Industri 4.0

Menawan tak lagi untuk diri sendiri, tapi dibagi di sosmed

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Ada yang beda dari salah satu cabang Miracle Aesthetic Clinic di Surabaya pada 22 Februari lalu. Perbedaan tersebut adalah pindahnya Miracle Aesthetic Clinic HR Muhammad ke area Citraland. Tidak sekedar pindah, area yang lebih luas tersaji. Bahkan klinik tersebut telah bersiap-siap menyajikan layanan yang mengikuti Beauty 4.0.

Apa itu Beauty 4.0? Mengapa salah satu klinik perawatan tersebut terlihat cukup mementingkan hal tersebut? Daripada terus bertanya-tanya, yuk kita mengenal Beauty 4.0 yang jadi tren kencantikan mengikuti Revolusi Industri 4.0 berikut ini!

1. Ramai dibicarakan, Revolusi Industri 4.0 ternyata tak hanya memengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, & politik. Kecantikan pun turut

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Belakangan ini, istilah Revolusi industri 4.0 menyeruak ke permukaan. Berbeda dengan Revolusi Industri yang kita kenal di buku-buku sejarah, hal ini merujuk pada digitalisasi industri. Apalagi era internet saat ini berkembang begitu pesat. Ada e-commerce, aplikasi, hingga sosial media yang turut mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh aspek.

Kecantikan pun tak luput dari revolusi ini. "Era digital telah memberi dampak yang besar pada industri estetika secara global. Di industri estetika, fenomena tren timbul karena pengaruh dari perkembangan teknologi dan sosial media. Industri 4.0 ini pun telah menyeret industri estetika memasuki era Beauty 4.0," ungkap dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM (Founder dan President Director MIRACLE Aesthetic Clinic Group).

2. Sama seperti industri, kecantikan pun melalui empat tahap yang sangat signifikan sebelum mencapai Beauty 4.0 ini

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Pada era Beauty 1.0, konsep perawatan hanya berfokus pada satu dimensi. Dimensi yang dimaksud adalah dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Dari sini, dokter yang selalu menentukan perawatan terbaik untuk pelanggan. "Beauty 1.0 lebih kepada memahami bagaimana memaksimalkan mathematical beauty," tambah Lanny.

Sementara itu, Beauty 2.0 cenderung menampilkan wajah yang tampak sempurna namun tetap memiliki originalitasnya. Beranjak ke Beauty 3.0, tuntutan masyarakat berkembang dengan adanya perawatan kecantikan yang turut menunjang kepercayaan diri. Yang terakhir, Beauty 4.0 ditandai dengan kemunculan media sosial yang melahirkan sosial beauty sebagai sarana eksistensi dan aktualisasi diri.

Baca Juga: 7 Cara Murah yang Manjur Memutihkan Kulit Ketiak, Yuk Dicoba!

3. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, orang-orang tak lagi tabu dengan perawatan. Justru mereka berlomba-lomba untuk berbagi di sosmed

IDN Times/Febriyanti Revitasari

"Masuk ke era sosial beauty, orang tidak menganggap tabu melakukan perawatan. Dia akan share ke sosial media. Sekarang semakin banyak likes, makin senang. Kalau dulu introvert, sekarang ekstrovert," jelas wanita yang lebih dari dua dekade berkecimpung di dunia estetika ini.

Selain sebagai sarana eksistensi dan aktualisasi diri, media sosial merupakan sarana kebebasan ekspresi bagi masyarakat. Opini, aspirasi, pendapat, komentar, dan kritik bisa disampaikan. Baik itu positif, maupun negatif. Inilah yang mendukung terciptanya tuntutan baru di dunia estetika.

4. Era kecantikan Beauty 4.0 ini jadi tantangan tersendiri bagi dokter yang berkecimpung di bidang estetika

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Jika tahun sebelumnya klien memilih patuh pada anjuran dokter, beda dengan klien yang kini punya keinginan tertentu. "Sebagai seorang ahli di bidang estetik, kami harus dapat menyarankan perawatan apa yang tepat dan memenuhi kebutuhan klien. Namun kekhasan wajahnya tetap ada serta mampu menjadi versi terbaik dirinya," ungkapnya lagi.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga menyampaikan, dokter estetika punya moral obligation. Pekerjaan yang mereka lakoni setiap harinya, punya dampak psikososial. Maka dari itu, harus hati-hati dan bijak memberi saran ke pelanggan. Pemilihan perawatan yang aman tetap harus jadi prioritas.

Baca Juga: Obat Sariawan Bisa Memutihkan Pakaian, Praktikkan di Rumah Caranya Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya