Jalinan antara keharmonisan sosial dengan lingkungan dapat diwujudkan melalui konsep pertanian berkelanjutan. Pertanian berlanjut adalah sistem pengelolaan lahan, tanaman, dan sumber daya alam yang mengintegrasikan aspek ekonomi, ekologi, serta sosial secara seimbang. Sistem ini bertujuan memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Prinsip-prinsipnya meliputi menjaga produktivitas lahan, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan menjamin keadilan serta kesejahteraan bagi seluruh pelaku dalam rantai pertanian, termasuk petani kecil, perempuan, maupun kelompok rentan lainnya.
Salah satu pilar utama pertanian berlanjut ialah perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah. Plasma nutfah adalah sumber daya genetik dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang menjadi bahan dasar pemuliaan tanaman, perbaikan varietas, serta ketahanan pangan jangka panjang. Keberadaan plasma nutfah sangat menentukan kemampuan adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim, hama, dan penyakit.
Di pedesaan, perempuan memegang peran vital dalam menjaga, memelihara, dan mengembangkan plasma nutfah ini, terutama melalui praktik tradisional, seperti menyimpan benih, memilih varietas lokal, dan mempertahankan pola tanam beragam. Dengan demikian, plasma nutfah tidak hanya menjadi penyangga ketahanan pangan, tetapi juga penopang keberlanjutan ekosistem di tengah tekanan modernisasi pertanian. Lalu, seperti apa andil perempuan dalam menjaga pelestarian plasma nutfah? Berikut penjelasannya!