Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rambut (pexels.com/Element5 Digital)
ilustrasi rambut (pexels.com/Element5 Digital)

Intinya sih...

  • Stres memicu telogen effluvium, gangguan pertumbuhan rambut yang berkaitan erat dengan stres dan hormon.

  • Hormon kortisol naik akibat stres, mengganggu pertumbuhan rambut dan menyebabkan gejala lain seperti kulit kepala kering.

  • Stres memengaruhi penyerapan nutrisi penting untuk rambut, menyebabkan kurangnya asupan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kerontokan rambut merupakan masalah umum yang dialami banyak orang. Sehingga memengaruhi kualitas penampilan dan tingkat kepercayaan diri seseorang. Kerontokan rambut sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Termasuk karena stres.

Stres kronis dapat memicu kerontokan rambut terus-menerus. Bukan hanya wacana semata, faktanya, stres dapat memengaruhi kualitas rambut. Berikut penjelasannya.

1. Stres memicu telogen effluvium

ilustrasi wanita berambut kecoklatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Telogen effluvium merupakan gangguan pertumbuhan rambut utama dan berkaitan erat dengan stres. Stres akut atau kronis maupun ketidakseimbangan hormon yang ekstrim dapat memicu hal ini. Terutama pada wanita.

Akibatnya, mengganggu pertumbuhan rambut normal. Dimana rambut yang sedang tumbuh (anagen) memasuki fase telogen (istirahat), sebelum waktunya. Sehingga memunculkan gejala berupa kerontokan rambut yang singkat dan tiba-tiba.

2. Hormon kortisol naik ganggu pertumbuhan rambut

ilustrasi gadis berambut halus (pexels.com/Angelica Reyn)

Tingkat kortisol yang tinggi secara kronis sering disebabkan oleh stres. Studi menunjukkan bahwa kadar kortisol yang tinggi dapat memengaruhi pertumbuhan rambut. Gejalanya terlihat dari peningkatan kerontokan dan penipisan rambut di kulit kepala. Seringkali terjadi secara tiba-tiba.

Tanda atau gejala lainnya, seperti perubahan tekstur rambut, kulit kepala kering atau bersisik. Pun memengaruhi kesehatan fisik, seperti ketegangan otot, sakit kepala, dan kesulitan tidur.

3. Stres memengaruhi penyerapan nutrisi penting untuk rambut

ilustrasi wanita rambut sepundak (pexels.com/Alexey Demidov)

Saat stres, hormon kortisol meningkat. Ini bisa mengakibatkan nafsu makan berkurang atau malah jadi pengen makan sembarangan, sehingga tubuh kurang asupan protein, vitamin, dan mineral penting untuk rambut.

Karena kurang nutrisi, folikel rambut kehilangan bahan bakar untuk membuat keratin (protein utama rambut). Alhasil, siklus pertumbuhan rambut terganggu, banyak rambut masuk fase istirahat (telogen) dan akhirnya rontok.

Faktanya, stres dapat memicu kerontokan rambut secara berkala. Dari tiga poin penjelasan tadi, kira-kira kamu pernah atau sedang mengalaminya atau gak?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team