Benedicta Herlina di Kelas Keliling Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Tema Toxic Relationship di UPN Surabaya. 27 November 2019. IDN Times/Fajar Laksmita
Meski banyak yang mengomentari profesi Lina, namun ia tak gencar. "Kenyataannya memang begitu, banyak banget yang mengomentari tapi kan orang punya mulut sendiri-sendiri", tambah Lina. Saat dimintai pendapat apakah pernah mengalami diskriminasi dalam profesi ini. Ia menjelaskan bahwa justru diskrimasi itu pernah berasal dari penegak hukum.
"Saya sebagai pendamping sangat sering mengalami diskriminasi. Misalnya ada yang datang butuh bantuan. Ketika di rumah, dia dipukuli oleh suaminya sendiri. Dalam hal pelaporan, misalnya, saya mau melaporkan suami. Penegak hukum malah bilang 'gak enak lho jadi janda' lalu, hal-hal semacam itulah banyak," ujar Lina.
Momen terendah dalam hidupnya adalah ketika ia pernah menemani kasus berat hingga nyawanya terancam. Itu karena kasusnya berat secara fisik, namun ada metode pemulihan diri yang memang ia pelajari. Karena Lina berlatarbelakang psikolog, jadi itu yang dia lakukan. Semua itu bisa dilalui berkat support system dari keluarga, teman, dan organisasi.