Pameran instalasi Pasar Kita pada Jumat (18/7/2025) di 7 A.M Bakers - Grand Indonesia East Mall. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada 17 Agustus mendatang, Sejauh Mata Memandang menyelenggarakan pameran instalasi bertajuk Pasar Kita. Pameran ini digelar di Rama Atrium, Grand Indonesia East Mall, Lantai LG mulai tanggal 18 Juli 2025 hingga 31 Agustus 2025. Bukan cuma pameran, pengunjung yang hadir bisa berfoto dan berbelanja produk Sejauh Mata Memandang sekaligus UMKM atau artisan lokal lainnya.
Dekorasi instalasinya membentuk arena panjat pinang dengan aneka hadiah. Di sekelilingnya, terdapat gerobak bakso. Lucunya, meski tersedia mangkok, yang dijual adalah tas rajut Toja Indonesia dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sudut lain, ada gerobak permak jeans keliling tanpa orang yang menjahit. Rupanya, merek denim tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) asal Pekalongan bernama Craft Denim, menjajakan karyanya yang berupa celana jeans dan tas jeans.
"Kalau kita itu pakai tiga teknik. Kita pakai teknik rajutan tapestry. Kita pakai juga teknik palawang yang juga sudah punah di kampung asalnya, di kampung mama saya di Mamasa. Satu lagi pengebum. Jadi, ketiga teknik itu kita padukan di tas, pouch, dan wallet kita," kata Dian Kartini, Founder Toja Indonesia soal karya yang dibawa di Pasar Kita.
Di Gerobak Sekar Kawung dari Yogyakarta, kita disuguhi "oleh-oleh pisang dan kripik pisang" merek Cap Ayam Kincir. Jangan tertipu, pisang yang dipajang adalah boneka berbahan kain batik cap motif Nitik. Jika kita membelinya, boneka itu akan dibungkus tas kertas cokelat dengan label ala oleh-oleh khas daerah.
Lain lagi dengan Kait Handmade, produk UMKM dari Malang, Jawa Timur. Ia membawa konsep gerobak pikul dengan tanpa alat masak, mangkok, piring, dan kompornya. Merek kriya tekstil dengan teknik rajut berbahan benang serat alami ramah lingkungan ini, memajang tas dan bantal bermotif Nitik khas Sejauh Mata Memandang. Selain berwarna-warni, bentuk tasnya menyita perhatian lantaran terdapat tekstur timbul menyerupai origami buka tutup ala mainan anak-anak tahun 90-an.
Seakan belum cukup, kenangan nostalgia masa lalu kita mengarah ke sepeda dengan rak dagang yang menumpuk di belakang kemudi. Isinya adalah anyaman gulma yang berubah bentuk jadi keranjang kecil dan aneka bentuk tas bahu. Sakombu dari Minangkabau, Sumatera Barat yang membawanya hingga jauh ke Jakarta. Keajaiban tangan-tangan ibu rumah tangga berusia 50-80 tahun ada di balik tas berdetail rapi itu.
"Ada salah satu namanya Tandua', jadi lancip-lancip gitu. Itu terinspirasi dari Rumah Gadang. Kan Minang itu kan ciri khasnya kepala kerbau. Ibu-ibu pakai tanduak, kan. Nah, dia terinspirasi dari situ," ungkap Anasthia, perwakilan dari Sakombu tentang salah satu produk yang ia jajakan di Pasar Kita.
Melangkahkan kaki lagi ke arah eskalator, terdapat toko kelontong bernama Warung Sejauh. Gantungan snack kemasan yang bertumpuk di sisi depannya, benar-benar membangkitkan kenangan masa kecil. Ya, kenangan membeli ciki ke warung dekat rumah. Tapi, itu adalah aneka bantal mini di toko pop up busana-busana Sejauh Mata Memandang. Ada rak khusus yang memajang produk kurang sempurna dengan harga yang lebih miring dari normalnya. Di pintu keluarnya, ada kasir yang menjejerkan aneka boneka rajut hewan dengan bentuk menggemaskan. Mustahil bagi anak-anak yang melihat, tidak merengek ingin membeli.
Di sisi lain kasir, ada ruang berbentuk kotak menyerupai kandang. Namun, bukan kandang sembarang kandang. Bukan pula ayam, kambing, atau hewan ternak yang bisa dibeli. Di situlah, karya Sejauh Mata Memandang X TULUS dapat dibeli.
Tertarik ke sana? Dapatkan penawaran menarik apabila kamu adalah pengguna BCA. Jadi, sebelum pameran berakhir dan produknya habis terjual, persiapkanlah dirimu untuk membelinya sekarang juga!