Buku Rabbit Hole. (instagram.com/deviraissa)
Sebagai psikolog, Devi menyadari rentang usia 0 hingga 7 tahun menjadi fase yang sangat penting untuk anak. Pada fase ini banyak orang menyebutnya sebagai golden age, oleh karenanya pendampingan dan keterlibatan orangtua sangatlah berpengaruh.
Rabbit Hole diharapkan bisa menjadi tools bagi orangtua untuk mendampingi anak di momen-momen tersebut. Peran pengasuhan diharap bisa lebih optimal dan efektif dengan buku sebagai media.
"Jadi kami khusus di usia 0-7 tahun karena di usia itu peran orangtua paling besar. Jadi orangtua tuh bisa menyuburkan hubungan dengan anak, bisa memberikan influence yang besar di usia tersebut. Kalau di usia setelahnya, bisa tapi jauh lebih sulit karena sudah ada peran-peran lain seperti peran dari guru, teman, dan lingkungan. Nah anak itu paling bisa untuk kita berikan nasihat, nilai-nilai, batasan, mendidik dengan efektif adalah di usia 0-7 tahun," tegas Devi seraya memaparkan alasan Rabbit Hole saat ini fokus pada tahap usia tertentu.
Rabbit Hole didesain untuk rentang usia yang spesifik sehingga lebih mudah diterima dan fokus pada segment tertentu saja. Proses kreatif dalam penciptaannya pun telah melewati tahapan yang panjang, mulai dari riset, hingga uji coba kepada anak, agar orangtua bisa memanfaatkan 15 judul buku dari Rabbit Hole sebagai sarana untuk menanamkan berbagai hal yang pokok secara efisien.
"(Pesan yang hendak disampaikan) Disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Jadi kayak anak usia dini perlu mnegenal emosi, emosi mereka agar lebih optimal kemampuannya, agar meminimalisir tantrum, dan itu belum banyak dibahas di buku-buku di Indonesia, akhirnya kami juga buat buku emosi, terus juga ada buku yang memfasilitasi tummy time," Devi menceritakan Rabbit Hole juga menerbitkan buku yang mendukung stimulasi tumbuh kembang bayi.
Proses pembuatan sebuah buku memakan waktu yang tak sebentar dengan segudang riset sebelum akhirnya dapat dinikmati dan didistribusikan kepada pembaca. Devi ingin setiap buku yang sampai di tangan keluarga dapat memenuhi kebutuhan dan menjadi media yang bermanfaat.