Jakarta, IDN Times - Ada doa yang terikat rapi pada setiap helai benang. Di pedalaman Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, perempuan Dayak Iban menenun bukan hanya untuk mengisi waktu, melainkan untuk merawat warisan leluhur, menyulam harapan, dan menghidupi keluarga. Di balik tenunan itu, ada tangan-tangan lelaki yang lebih dulu membuat alat tenun, seakan semesta ikut bekerja sama menjaga tradisi lintas generasi.
Doa, harapan, dan identitas yang lahir dari tepian sungai Kapuas Hulu kini melintasi ribuan kilometer, mendarat di panggung gemerlap Fashion Nation 2025 di Senayan City, pada Rabu (24/9/2025). Bersama Cita Tenun Indonesia dan didukung oleh Kawan Lama Group, desainer Wilsen Willim menjadikan wastra Dayak Iban bukan sekadar kain, melainkan karya seni hidup yang memadukan tradisi dengan modernitas.