Ilustrasi benang tekstil (Pexels.com/Surene Palvie)
Melansir modul Pengantar Ilmu Tekstil karya Muh. Zyahri, ST, serat tekstil digolongkan ke dalam serat alam, serat buatan, dan serat campuran.
1. Serat alam
Serat alam merupakan serat yang didapat dari alam, yaitu tumbuhan dan hewan. Bahan serat dari tumbuhan atau yang dikenal dengan istilah selulosa (cellulose), biasanya terdiri dari serat batang, buah, daun, dan biji. Contoh dari serat tumbuhan adalah serat flax (linen), jute, henep, rami, serat sabut kelapa, serat abaca (manila), sisal, henequen, dan serat kapas.
Sedangkan untuk serat hewan atau binatang, biasanya terdiri dari rambut, bulu kulit, dan serat kepompong. Serat-serat tersebut umumnya disebut dengan istilah serat protein. Contoh dari serat hewan adalah serat dari unta, alpaca, kasmir, mohai, serat wol, dan serat sutera.
2. Serat buatan
Serat buatan merupakan serat yang terbagi menjadi serat setengah buatan dan serat tekstil buatan (sintetis). Serat setengah buatan merupakan segala sesuatu yang asli dari selulosa serat tekstil buatan. Umumnya, sisa-sisa katun atau bubur pulp kayu akan dicampur dengan larutan kimia yang menciptakan rayon viskosa dan rayon asetat. Serat tersebut biasa disebut dengan serat selulosa regenerasi.
Sedangkan serat tekstil buatan (sintetis) adalah serat yang seluruhnya terbuat dari bahan kimia. Serat tekstil buatan memiliki sifat mudah terlipat atau mudah melekuk (termoplastik). Contoh dari serat tekstil buatan (sintetis) adalah serat akrilik, serat rayon, polyester, nilon, brinilon, enkalon, dan lain-lain.
3. Serat campuran
Serat campuran merupakan serat hasil dari kombinasi berbagai bahan serat yang berbeda. Serat ini umumnya mendominasi bahannya. Sebagian besar hasil tekstil yang banyak digunakan merupakan dari serat campuran.
Hal ini dilakukan karena serat campuran dapat menghasilkan jenis dan kualitas bahan tertentu yang diinginkan. Contoh dari serat jenis campuran merupakan serat dari katun dan polyester.