Kisah Kerri Na Basaria Bangun Usaha Tenun Demi Kesejahteraan Artisan

Tenun merupakan salah satu jenis kain warsa khas Indonesia yang kini mulai digemari kembali oleh masyarakat dalam dunia mode. Kesan tradisional yang menempel pada kain tenun pun kian berubah menjadi lebih modern usai banyaknya brand fashion yang mengubah cara pandang sekaligus cara pakai kain tenun menjadi lebih stylish dan fashionable.
Namun sayang, para pengrajin kain tenun sendiri masih jauh dari kata sejahtera. Melihat fenomena ini, Kerri Na Basaria, perempuan berdarah Batak, mencoba untuk membangkitkan kembali kekayaan ulos dan tenun batak dengan membuat sebuah social enterprise bernama, Toba Tenun.
Dalam diskusi hangat bersama IDN Times pada Senin (21/8/2022), diketahui bila usahanya ini bukan hanya bertujuan untuk merevitalisasi kain tenun Batak dengan motif yang sudah lawas, tetapi juga menyejahterakan para pengrajin serta pelaku kain tenun tradisional. Berikut kisah lengkapnya yang dibagikan oleh Kerri.
1. Social enterprise artinya bekerja untuk masyarakat. Hal inilah yang diyakini oleh Kerri dalam membangun Toba Tenun
Toba Tenun merupakan sebuah usaha yang bisa disebut sebagai social enterprise, yang dimulai dari inisiatif Kerri bersama sang ibu, sebagai kolektor dan pencinta wastra. Selain itu, keinginannya dalam membangun usaha ini juga dipicu oleh rasa rindu untuk memajukan kain tenun Batak, salah satunya ulos, menjadi sama terkenalnya dengan wastra lain, seperti batik.
"Kita sebagai orang Batak memang rindu memajukan dan mau melihat tenun batak atau ulos itu terkenal seperti batik dan tenun ikat. Jadi waktu tahun 2018, kita mau membuat pameran di museum tekstil Oktober 2018, untuk memperlihatkan koleksi ulos-ulos lawas punya ibu saya. Tapi kita mau mengemasnya dengan cara modern, abstrak, artistik, dan berkesenian, untuk mengajak perantau Batak di Jakarta kembali mengapresiasi budayanya," jelasnya.
Berawal dari hal tersebut, akhirnya Kerri mengenal salah seorang antropolog Belanda yang sangat mencintai kain Batak, yakni Sandra Niessen. Terinspirasi dari dirinya yang bukan orang Batak asli namun berani mendedikasikan dirinya untuk tanah Batak, Kerri pun mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan membangun Toba Tenun.
"Dia sebagai orang Belanda, hidup dan kariernya untuk tenun batak, kenapa kita sebagai orang batak gak melakukan hal yang sama. Kita masuk sebagai entrepreneur, bisnis sih sebenarnya, tapi kita gak mau sebatas cuma komersialisasi dan jualan kain atau baju, jadi kita buat social enterprise, Toba Tenun ini," katanya.
2.Kerri juga selalu berusaha menghadirkan program sosial guna meningkatkan kesejahteraan para pelaku tenun

Seperti namanya, Toba Tenun memiliki arti kain tenun yang berasal dari Toba atau Batak Toba. Selain itu, karena usaha yang bersifat sebagai social enterprise, Toba Tenun pun didedikasikan Kerri untuk melestarikan budaya sekaligus menaikkan derajat dan membantu perkembangan sosial ekonomi para pengrajin di sana.
"Kita bukan hanya sebatas melestarikan budaya atau membuat fashion, tetapi kita melakukan ini untuk menaikkan derajat dan membantu perkembangan sosial ekonomi perajin di sana. Agar memastikan supaya pengrajin dan pelaku di sana bukan hanya jadi buruh tenun yang hanya mengisi order dan demand dari pasar di Jakarta dan kota lain, tetapi benar-benar jadi seorang artisan," tegasnya.
3.Meski terkesan lawas, usaha tenun dipilih karena kain warsa sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak

Kerri mengatakan bila kain dalam kehidupan orang Batak merupakan satu hal yang kaya dan sangat penting. Terlebih, dalam kain tenun batak terdapat motif yang beragam dengan arti dan makna yang berbeda-beda.
"Kain itu memang cukup penting buat kehidupan orang Batak dan suatu yang kaya. Motif Batak, tenun Indonesia, memang kaya dan banyak banget tenunnya. Di batak aja motifnya banyak banget, beratus-ratus. Jadi sebenarnya kita sudah mulai dari yang kita kenal dulu, dan aspirasinya kita berharap untuk mendobrak pasar wastra Indonesia untuk lebih berkelanjutan," imbuhnya.
4.Dalam membangun usaha, kurang percaya diri dan kurang yakin dengan ide dan konsep kerap menjadi hambatan utama

Membangun sebuah bisnis memang gak mudah. Apalagi bisnis yang saat ini Kerri bangun lebih condong sebagai usaha sosial yang bertujuan masyarakat sekitar, terutama para pengrajin tenun.
Namun, dalam hal ini Kerri justru mengatakan bila kendala yang biasanya menghambat sebuah usaha ada pada dirinya sendiri, seperti kurang percaya diri dan kurang yakin dengan ide serta konsep yang dimilikinya. Jika sudah begitu, jangan heran bila suatu saat apa yang coba dibangun akan gagal.
"Yang paling utama mungkin kurang percaya diri dan kurang yakin dengan ide dan konsep dari diri sendiri. Dan kadang-kadang, ketika kita gak yakin dengan diri sendiri lalu kompromi dengan orang lain, justru gak akan jadi," tuturnya.
Selain itu, meski sudah berusaha sebaik mungkin namun kegagalan pasti akan tetap melekat. Ketika ini terjadi, sebagai pengusaha kamu harus bisa percaya diri dan yakin dengan keputusan yang ingin diambil.
"Dia gagal itu biasanya ketika gak percaya sama perusahaannya sendiri dan jadinya malah mengikuti kata orang dan gagal. Nah, ketika kita benar-benar yakin dan melakukan apa yang kita yakin, itu biasanya lanjut dan sukses. Jadi sebenarnya buat aku itu sih, confidence dan yakin dengan decision making kita," ucapnya.
5.Sebagai perempuan, Kerri pun berpesan untuk menjadi sosok yang berani membawa perubahan bagi banyak orang

Terakhir, sebagai pebisnis perempuan, Kerri menyampaikan jika semua perempuan itu hebat dan kuat. Hanya saja, terkadang beberapa di antara kita masih suka terlalu hati-hati dan terlalu takut untuk menyakiti perasaan orang lain.
Padahal, untuk bisa maju, sebagai perempuan kita juga harus berani mendobrak suatu situasi, berkarya, dan menjadi pembawa perubahan. Terlebih, perempuan memiliki jumlah persentase cukup besar dalam penggerak ekonomi negara.
"Perempuan harus tahu nilai dia itu apa dan ketika berkarya tunjukkan bahwa itu dilakukan untuk orang lain atau komunitasnya. Lihat keberanian di dalam diri kita dan tumbuhkan rasa percaya diri, rasa yakin pada diri sendiri. Jangan mau diam saja," pungkasnya.
Demikian sedikit cerita dan kisah dari Kerri Na Basaria selaku Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtra. Sebagai perempuan dan juga manusia, kita memang harus membawa dampak baik bagi lingkungan serta masyarakat sekitar. Untuk itu, semoga kisah Kerri di atas bisa menginspirasi kamu untuk melakukan hal baik dan positif yang sama.